Kalau Sobat Yoursay penggemar film animasi atau stop-motion yang penuh dengan detail visual menakjubkan dan cerita yang bikin mikir, ‘Junk Head’ bisa masuk daftar tontonanmu. Film ini dibuat sama sutradara Jepang, Takahide Hori, yang hampir mengerjakan seluruh aspek teknis dan kreatifnya sendirian. Bayangkan, hampir seluruh dunia aneh dan gelap yang ada di film ini dibuat dengan tangan Takahide sendiri. Meskipun ada keterlibatan distribusi internasional sama perusahaan GAGA dan Shochiku di Jepang. Mantap deh!
Kendatipun nggak melibatkan banyak aktor terkenal, suara dan karakter yang muncul terasa hidup dalam menggabungkan seni stop-motion dengan nuansa distopia yang kelam.
Sekilas tentang Film Junk Head
Film ini tayang di KlikFilm dan akan membawa Sobat Yoursay ke masa depan di mana umat manusia semakin mendekati keabadian, tapi ironisnya, kemampuan untuk berkembang biak mulai hilang.
Dalam upaya mencari solusi atas masalah ini, seorang ilmuwan manusia turun ke dunia bawah tanah yang dihuni para mutant bernama Marigans (Mulligans). Mereka adalah pekerja keras yang menopang kehidupan di kota atas.
Saat terjadi kecelakaan yang menghancurkan tubuh fisik sang ilmuwan (tersisa kepalanya), kemudian disambungkan ke tubuh mekanik sepanjang film. Ya, pikiran sang ilmuwan dipindahkan ke beberapa bentuk mekanik itu. Dari sini, batas antara manusia dan mesin, antara sang ilmuwan dan para klon pekerja, mulai kabur. Perjalanannya pun jadi perenungan arti menjadi manusia.
Impresi Selepas Nonton Film Junk Head
Jujur, sejak menit-menit awal, aku tuh suka banget sama tiap frame film ini. Setiap sudut dunia bawah tanah yang gelap dan penuh sampah logam itu terasa hidup. Kayak diriku sedang menyelami mimpi buruk dengan visualisasi yang luar biasa. Betewe, aku pun langsung teringat film klasik, ‘Metropolis’ karya Fritz Lang.
Desain monster-monsternya? Wah, mantap deh! Bentuknya seperti makhluk dari lukisan Francis Bacon, kasar dan menyeramkan, tapi juga penuh karakter. Adegan di mana mereka memangsa korbannya terkadang terasa brutal, tapi diselingi oleh momen-momen humor dan kehangatan yang membuat film ini nggak cuma gelap dan menakutkan doang.
Sebagai penikmat film, aku salut banget si sama si sutradara. Nggak kebayang deh, semua dikerjakan sama satu orang, dari pembuatan boneka, set, hingga animasinya. Kreativitas dan ketekunan Takahide Hori benar-benar terlihat jelas di sini.
Kalau harus jujur, sebenarnya aku merasa jalan cerita film ini agak menggantung di beberapa titik. Bukan cuma satu atau dua bagian, tapi cukup banyak momen yang bikin aku mikir, “Loh, ini nggak bakal dijelaskan lebih lanjut ya?”
Banyak misteri yang seolah-olah sengaja dibiarkan tanpa jawaban, dan alih-alih ngasih jawaban yang memuaskan, film ini malah terasa seperti semacam teaser untuk sesuatu yang lebih besar. Seolah-olah kita baru diajak masuk ke dalam dunia yang luas, tapi baru ditunjukkan pintunya saja, isinya belum benar-benar dikupas.
Jadi, kalau kamu nonton dengan ekspektasi buat dapat cerita yang utuh dan tuntas, ya siap-siap sedikit kecewa. Bukan karena ceritanya jelek, tapi karena memang banyak elemen penting yang belum dikasih ruang untuk berkembang. Rasanya kayak baca bab pertama dari novel trilogi yang penuh janji, tapi belum sampai ke klimaks.
Selain itu, satu hal yang cukup mengganggu adalah transisi antara suasana suram dan komedi yang terkadang terasa kurang mulus. Di satu adegan aku diseret ke situasi yang tegang, gelap, penuh tekanan, lalu tiba-tiba ada punchline atau momen lucu yang datang tanpa banyak transisi.
Memang, humornya kadang membantu menyeimbangkan mood film, tapi di beberapa bagian jadi kayak merusak intensitas yang udah dibangun dengan susah payah. Bukan berarti humornya nggak lucu, tapi lebih ke penempatannya yang belum sepenuhnya padu.
Mungkin ini soal selera juga, tapi buatku pribadi, paduan antara gelap dan lucu yang kurang harmonis ini bikin aku agak terlempar dari emosi yang harusnya pelan-pelan naik. Ibaratnya lagi mendaki gunung, tiba-tiba ada perosotan. Lucu sih, tapi bikin kehilangan momentum.
Jadi, meski film ini punya banyak hal menarik, tetap ada catatan-catatan kecil yang bikin pengalaman nontonnya agak campur aduk. Cuma ya, siapa tahu justru itu yang bikin orang penasaran nunggu kelanjutannya.
Kalau ditanya bagus apa nggak, tentu saja Film Junk Head harus banget Sobat Yoursay tonton, terutama kalau kamu suka animasi (stop-motion) dengan dunia yang gelap dan imajinatif. Film Takahide Hori ini membuktikan, dengan dedikasi dan kreativitas, satu orang bisa menciptakan dunia yang penuh keajaiban sekaligus kengerian. Selamat nonton ya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Seni Memimpin dengan Empati dalam Film Portrait of a Prime Minister
-
Arena Komedi tanpa Rem dalam Film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu
-
Review Film The Last Twins: Dokumenter tentang Seseorang yang Mereka Anggap Ayah
-
Apa Artinya Hemat Bila Nggak Bahagia?
-
Review Film The Dark House: Masih Tayang di Bioskop Gaes, Sini Kepoin!
Artikel Terkait
-
Seni Memimpin dengan Empati dalam Film Portrait of a Prime Minister
-
Mirip seperti Main Lego, Ryan Adriandhy Ceritakan Proses Kreatif Pembuatan Film Jumbo
-
Film Aksi Malaysia Blood Brothers: Ini 10 Fakta Menarik yang Wajib Kamu Tahu!
-
Monty Tiwa Hadirkan Komedi Super Absurd yang Bikin Ngakak Maksimal Lewat Film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu
-
Cerita Horor Saat Proses Penggarapan Film Hotel Sakura, Rambut di Tembok Hingga Sosok yang Mengintip
Ulasan
-
Memaknai Kesederhanaan Hidup Lewat Drama When Life Gives You Tangerines
-
Goa Selomangleng, Wisata Sejarah dengan Panorama Alam Indah di Kediri
-
Seni Memimpin dengan Empati dalam Film Portrait of a Prime Minister
-
Ulasan Novel The Thrashers: Ketika Popularitas Berujung pada Kematian
-
Petualangan Gelap di Pendlewick: Ulasan Novel A Tangele of Spells
Terkini
-
Imbas Kalah Telak dari Malaysia, Timnas Vietnam Jadi Bahan Olok-Olokan Media China
-
Geber Bangku Program Andalan Herawati Tanamkan Budaya Antikorupsi
-
Ibis Styles Yogyakarta Gandeng Gombal Project, Bikin Workshop Kreatif dari Baju Bekas
-
Semedja Javanese Cuisine, Surga Kuliner Jawa di Tengah Kota Jambi
-
4 Ide OOTD ala Ju Haknyeon THE BOYZ, Cocok Buat Kuliah hingga Nongkrong!