Bayangkan jika hidup Sobat Yoursay berubah total karena ikut kelas improv. Lalu dari panggung kecil, kamu malah terlibat aksi penyusupan ke dunia kriminal paling berbahaya di London. Absurd? Tentu saja. Itulah yang terjadi dalam ‘Deep Cover’, film komedi aksi dari Sutradara Tom Kingsley, yang menawarkan tawa-tawa renyah bercampur tensi mafia ala film kriminal.
Film ini diproduksi Amazon Studios, dan ditulis Alexander Owen, Ben Ashenden, Colin Trevorrow, serta Derek Connolly. Film Deep Cover tayang perdana di Tribeca Film Festival, lalu dirilis langsung di Prime Video sejak 12 Juni 2025.
Sekilas tentang Film Deep Cover
Tentang Kat (diperankan Bryce Dallas Howard) si guru teater (kelas improvisasi) di London, yang lagi terjebak dalam fase gagal total dalam hidupnya. Karirnya stagnan, teman-temannya mulai menikah atau sukses, dan dia masih sibuk mencoba menyalakan semangat hidup dari kelas kecilnya.
Eh, segalanya berubah saat dua muridnya: Marlon (Orlando Bloom), aktor yang terlalu serius dan hanya terkenal lewat iklan "Pizza Knight", serta Hugh (Nick Mohammed), pegawai kantoran canggung yang ikut kelas hanya agar bisa ngobrol di kantor, membuat Ket ikut terseret dalam sebuah operasi rahasia.
Ketiganya direkrut sama seorang polisi eksentrik (diperankan Sean Bean) untuk menyamar dan menyusup ke jaringan mafia London. Mereka hanya perlu ‘berakting’ jadi kriminal.
Terdengar sederhana, bukan? Namun, yang awalnya hanya sekadar pura-pura ikut transaksi narkoba, justru membawa mereka semakin dalam ke dunia bawah tanah kriminal, hingga berhadapan dengan dua tokoh besar: Fly (Paddy Considine) dan bos besar bernama Metcalfe (Ian McShane).
Yang penasaran dengan penilaian hasil pengalaman nonton film ini, sini merapat!
Impresi Selepas Nonton Film Deep Cover
Jujur saja, aku nggak berharap banyak ketika memulai film ini. Premisnya terdengar aneh, bahkan agak terlalu mengada-ada. Semua keanehan itu terasa sangat menyenangkan karena para aktornya tahu persis kalau mereka lagi berada di dunia yang penuh absurditas, dan mereka komit sama kekacauan itu.
Bryce Dallas Howard si bintang utamanya, tampil segar yang mungkin sudah lama nggak terlihat dalam film-filmnya. Dia membuat karakter Kat terasa nyata (sosok yang lelah dalam hidup, tapi nggak kehilangan semangat kecil untuk terus mencoba). Sementara itu, Orlando Bloom tampil menghibur sebagai Marlon, dengan intensitas overacting yang justru pas untuk karakternya. Dan tentu saja, Nick Mohammed jadi kejutan utama karena dirinya punya momen-momen kocak yang benar-benar membuatku tertawa keras.
Yang membuatku kagum dan jadi suka terlepas film ini nggak sempurna, itu terkait gimana film ini nggak pernah sok lucu. Iya, zemua lelucon mengalir dari karakter dan situasi. Bahkan ketika ceritanya semakin gila, termasuk aksi kejar-kejaran dan penyamaran yang kelewat dramatis, aku tetap ikut terbawa karena chemistry para pemerannya nyatu. Tambahan pula berkat kehadiran aktor-aktor veteran: Sean Bean, Paddy Considine, dan Ian McShane yang jadi penyeimbang.
Kekurangannya, ada terkait aspek aksinya. Beberapa adegan laga di babak akhir memang terasa agak canggung dan nggak terlalu tajam secara koreografi. Bisa jadi memang, film ini lebih menitik beratkan komedinya, jadi biarpun terkesan agak loyo di akhir, film ini tetap berhasil menghibur lewat komedinya yang kocak.
Kalau Sobat Yoursay lagi butuh tontonan yang bisa bikin ketawa sekaligus tegang dalam porsi seimbang, ini film yang cocok buat hiburan akhir pekan. Selamat nonton ya.
Skor: 3,5/5
Baca Juga
-
Review Film Junk Head: Memukaunya Petualangan Stop-Motion di Dunia Distopia
-
Seni Memimpin dengan Empati dalam Film Portrait of a Prime Minister
-
Arena Komedi tanpa Rem dalam Film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu
-
Review Film The Last Twins: Dokumenter tentang Seseorang yang Mereka Anggap Ayah
-
Apa Artinya Hemat Bila Nggak Bahagia?
Artikel Terkait
-
Selepas Tahlil Rilis Trailer ke-2: Lebih dari Sekadar Horor, Sentuh Luka Keluarga yang Terpendam
-
Review Film Fear Street: Prom Queen, Misteri Teror Pembunuhan di Malam Prom
-
Review Film Junk Head: Memukaunya Petualangan Stop-Motion di Dunia Distopia
-
Seni Memimpin dengan Empati dalam Film Portrait of a Prime Minister
-
Mirip seperti Main Lego, Ryan Adriandhy Ceritakan Proses Kreatif Pembuatan Film Jumbo
Ulasan
-
Ulasan Novel Celebrity Wedding: Pernikahan Palsu Akuntan dan Artis Terkenal
-
Review Film Fear Street: Prom Queen, Misteri Teror Pembunuhan di Malam Prom
-
Review Film Junk Head: Memukaunya Petualangan Stop-Motion di Dunia Distopia
-
Memaknai Kesederhanaan Hidup Lewat Drama When Life Gives You Tangerines
-
Goa Selomangleng, Wisata Sejarah dengan Panorama Alam Indah di Kediri
Terkini
-
Mengubah Budaya, Menyalakan Semangat Kerja
-
Tampil GIrly Seharian dengan 5 Inspirasi Outfit Stylish ala Syifa Hadju
-
Rekap Kejuaraan Kelas Atas BWF, Indonesia Nol Gelar Juara!
-
Dibanjiri 18 Ribu Fans, Doyoung Sukses Gelar Konser Solo 'Doors' di Seoul
-
Bet You'll Regret It oleh Baby DONT Cry: Percaya Pada Pesona Diri Sendiri