"Menua dengan Gembira" adalah sebuah novel yang mengangkat tema penuaan dengan sudut pandang yang segar dan reflektif. Ditulis oleh Andina Dwifatma, buku ini tidak hanya berbicara tentang bagaimana seseorang menghadapi proses menua, tetapi juga menggali makna kehidupan, kebahagiaan, serta bagaimana menerima perubahan dengan penuh kesadaran dan kelapangan hati.
Salah satu kekuatan utama novel ini adalah gaya penulisan Andina Dwifatma yang khas, mengalir, sederhana, tetapi tetap mendalam. Ia tidak menggurui pembaca, melainkan mengajak mereka untuk ikut merenung dan melihat penuaan sebagai fase kehidupan yang bisa dijalani dengan sukacita.
Buku ini menyajikan refleksi tentang kehidupan yang bisa dinikmati oleh berbagai kalangan, baik mereka yang sudah mulai memasuki usia senja maupun yang masih muda dan ingin memahami bagaimana menghadapi masa tua dengan bahagia.
Melalui tokoh-tokohnya, Andina berhasil menggambarkan beragam perspektif tentang menua. Ada karakter yang merasa cemas menghadapi perubahan fisik dan sosial, ada pula yang tetap menjalani hidup dengan penuh semangat dan humor.
Interaksi antar karakter dalam novel ini menjadi salah satu daya tarik utama, karena menggambarkan dengan realistis bagaimana setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam menyikapi proses penuaan.
Salah satu tema yang cukup menonjol dalam novel ini adalah pentingnya menjaga hubungan sosial dan tetap memiliki tujuan hidup. Dalam banyak kisah, menua sering kali dikaitkan dengan kesepian, tetapi buku ini mencoba membalik perspektif tersebut.
Andina menunjukkan bahwa dengan sikap yang tepat dan lingkungan yang suportif, menua bisa menjadi fase kehidupan yang tetap menyenangkan dan penuh makna.
Selain itu, novel ini juga menyoroti perubahan-perubahan yang terjadi seiring bertambahnya usia, baik secara fisik maupun emosional. Namun, alih-alih menggambarkannya dengan nada muram, Andina memilih pendekatan yang lebih optimis dan humoris.
Banyak bagian dalam novel ini yang membuat pembaca tersenyum dan bahkan tertawa, karena menggambarkan realitas dengan cara yang ringan namun tetap menyentuh.
Dari segi struktur, novel ini menggunakan narasi yang mengalir dengan baik dan mudah diikuti. Tidak ada alur yang terlalu rumit atau konflik yang berlebihan, tetapi justru inilah yang membuat novel ini terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari. Andina juga menggunakan dialog yang natural, membuat karakter-karakternya terasa hidup dan relatable bagi pembaca.
Buku ini sangat cocok bagi mereka yang ingin mendapatkan perspektif baru tentang kehidupan dan belajar untuk lebih menghargai setiap fase yang dijalani.
Secara keseluruhan, "Menua dengan Gembira" adalah bacaan yang menyenangkan sekaligus menggugah pemikiran. Dengan gaya penulisan yang santai, humor yang segar, serta pesan yang dalam, novel ini mampu memberikan pengalaman membaca yang berkesan. Bagi siapa saja yang ingin menghadapi masa tua dengan lebih positif atau sekadar menikmati kisah yang hangat dan inspiratif, buku ini adalah pilihan yang tepat.
Identitas Buku
Judul: Menua dengan Gembira
Penulis: Andina Dwifatma
Penerbit: Shira Media
Tanggal Terbit: 1 April 2023
Tebal: 152 Halaman
Baca Juga
-
Sinopsis Drama Such a Good Love, Dibintangi Wang An Yu dan Wang Yu Wen
-
Ulasan Novel Menjadi: Sebuah Proses untuk Mengenal dan Menerima Diri
-
Sinopsis Serial Terry Perry's The People yang Dibintangi Terri J. Vaughn
-
Ulasan Novel Tengah-Tengah: Menjalani Hidup di Tengah Ketidakpastian
-
Sinopsis Drama Reborn, Drama Genre Misteri yang Dibintangi Zhang Jingyi
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Menjadi: Sebuah Proses untuk Mengenal dan Menerima Diri
-
Ulasan Novel Re: dan Perempuan: Kisah Sunyi yang Paling Berisik di Hati
-
Perjuangan Ibu demi Susu Anak dalam Buku Perempuan yang Berhenti Membaca
-
Hidup Lebih Bahagia dengan Berpikir Kritis Lewat Buku Makanya Mikir
-
Menyesuaikan Diri Terhadap Perubahan Hidup dalam Buku "Adaptasi"
Ulasan
-
Kisah Inspiratif dari Out of My Mind, Melihat Dunia dari Perspektif Berbeda
-
Ulasan Film Night Bus: Perjalanan Menegangkan Lewati Zona Konflik Berbahaya
-
Ulasan Novel Menjadi: Sebuah Proses untuk Mengenal dan Menerima Diri
-
Review Buku Purple Eyes Karya Prisca Primasari, Bukan Kisah Romantis seperti Pada Umumnya
-
Review Film Aisyah - Biarkan Kami Bersaudara: Persaudaraan Lintas Iman
Terkini
-
Bawa Leeds United Promosi, Ternyata Pascal Struijk Bukan Pemain Indonesia Pertama di EPL
-
Jordi Amat Akui Belum Tahu Nasib di JDT, Bantah Rumor Hijrah ke Indonesia?
-
3 Alasan Mengapa Patrick Kluivert Harus Pertimbangkan Panggil Yakob Sayuri
-
Ajisaka, The King and The Flower of Life: Animasi Lokal yang Layak Tayang Secara Global
-
Pratama Arhan, Bangkok United dan Kans Ciptakan Memori Manis pada Musim Perdananya