Good Vibes, Good Life adalah buku inspiratif karya Vex King yang mengulas panduan praktis tentang bagaimana membangun kebahagiaan melalui pola pikir positif dan self-love.
Diterbitkan oleh Hay House UK Ltd pada tahun 2018, buku ini telah membantu banyak orang menemukan cara untuk mencintai diri sendiri, mengubah energi negatif menjadi positif, dan menjalani hidup yang lebih bermakna.
Dalam buku ini, Vex King menekankan bahwa cinta diri adalah kunci utama untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Banyak orang mengabaikan pentingnya menerima diri sendiri dan justru terjebak dalam perasaan tidak puas.
King mengajak pembaca untuk mulai memperlakukan diri mereka dengan lebih baik, menetapkan batasan yang sehat, dan menjauh dari hal-hal yang merusak kebahagiaan mereka.
Ia percaya bahwa energi yang kita pancarkan akan menarik hal-hal yang sejalan dengan getaran tersebut, sehingga jika kita ingin hidup lebih bahagia, kita harus menaikkan frekuensi getaran kita dengan berpikir positif, bersyukur, dan menjalani gaya hidup sehat.
Salah satu konsep menarik dalam buku ini adalah Hukum Getaran, yang merupakan dasar dari Law of Attraction. King menjelaskan bahwa alam semesta akan merespons energi yang kita pancarkan.
Jika seseorang terus-menerus fokus pada hal-hal negatif, maka ia akan menarik lebih banyak kesulitan dalam hidupnya. Sebaliknya, jika seseorang belajar untuk bersyukur dan menjaga pikiran positif, maka lebih banyak hal baik yang akan datang kepadanya.
Hal ini didukung oleh berbagai kebiasaan positif yang King sarankan, seperti mengelilingi diri dengan orang-orang baik, menghindari gosip dan drama, serta menjaga pola makan dan istirahat yang sehat.
Selain itu, King juga membahas kekuatan afirmasi dan visualisasi dalam mencapai impian. Ia percaya bahwa kata-kata memiliki energi yang kuat, sehingga mengubah cara kita berbicara pada diri sendiri dapat berdampak besar pada kehidupan kita.
Misalnya, jika seseorang sering mengatakan bahwa ia tidak cukup baik atau tidak mampu mencapai sesuatu, maka alam bawah sadarnya akan mempercayai hal itu dan menjadikannya kenyataan.
Oleh karena itu, King menyarankan pembaca untuk mulai mengganti pemikiran negatif dengan afirmasi positif dan membayangkan diri mereka mencapai tujuan yang diinginkan.
Bagian lain yang menarik dari buku ini adalah bagaimana King mendorong pembaca untuk menerima diri mereka sendiri apa adanya.
Di era media sosial saat ini, banyak orang merasa tidak cukup baik karena terus membandingkan diri dengan orang lain. King menekankan bahwa setiap individu memiliki keunikan masing-masing yang harus dihargai.
Alih-alih mengejar standar yang ditentukan oleh orang lain, kita seharusnya lebih fokus pada pertumbuhan pribadi dan merayakan pencapaian kecil dalam hidup.
Vex King juga berbagi pengalaman pribadinya yang penuh tantangan sejak kecil. Ia pernah mengalami masa-masa sulit yang membuatnya merasa kehilangan harapan.
Namun, ia berhasil mengubah rasa sakitnya menjadi kekuatan dengan mengubah pola pikirnya dan berusaha menjalani hidup dengan lebih positif.
Dari pengalaman ini, King menunjukkan bahwa setiap kesulitan dalam hidup bisa menjadi pelajaran berharga yang membantu kita tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
Bahasa yang digunakan dalam buku ini cenderung ringan dan tidak terlalu teoritis, sehingga cocok untuk semua kalangan pembaca. King juga banyak menyertakan kutipan inspiratif yang dapat membantu pembaca menjadi lebih terinspirasi.
Namun, bagi beberapa orang, isi buku ini mungkin terasa repetitif karena beberapa konsep diulang dalam berbagai bentuk. Selain itu, pendekatan buku ini lebih berbasis spiritualitas dan motivasi daripada analisis ilmiah yang mendalam.
Meskipun demikian, buku ini tetap sangat direkomendasikan bagi siapa saja yang ingin menjalani hidup dengan lebih bahagia dan penuh makna.
Jika kamu sering merasa terjebak dalam pola pikir negatif atau sulit menerima diri sendiri, buku ini bisa menjadi panduan yang membantu kamu keluar dari perasaan tersebut.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip yang diajarkan Vex King, kamu bisa mulai membangun kehidupan yang lebih positif, lebih bahagia, dan lebih seimbang.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ulasan Novel Re: dan Perempuan: Kisah Sunyi yang Paling Berisik di Hati
-
Ulasan Film Qodrat 2: Atmosfer Horor Terbangun Kuat Sejak Menit Pertama
-
Menjelajahi Hakikat Manusia dalam Buku Tentang Manusia Karya Reza Wattimena
-
Ulasan Buku Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta: Antara Cinta dan Kehilangan
-
5 Rekomendasi Tempat Baca di Bandung yang Wajib Dikunjungi, Cozy Abis!
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Queens of Fennbirn: Menyelami Sejarah Gelap Dunia Fennbirn
-
Novel The Wasp Trap: Ketika Sejarah Keluarga Mengungkap Sebuah Kebenaran
-
Ulasan Buku James Karya Percival Everett: Kisah Jim yang Akhirnya Bersuara
-
Novel And Then I Heard the Quiet: Rahasia yang Terkubur di Fort Langley
-
Resensi Novel Perempuan Bayangan karya Netty Virgiantini
Ulasan
-
Review Anime Girls Band Cry, Realitas Pahit Industri Musik Indie
-
Sejarah Hari Buruh atau Mayday, Kenapa Selalu Diperingati Setiap 1 Mei?
-
Ulasan Novel Queens of Fennbirn: Menyelami Sejarah Gelap Dunia Fennbirn
-
Novel The Wasp Trap: Ketika Sejarah Keluarga Mengungkap Sebuah Kebenaran
-
Ulasan Drama Way Back Love: Romansa Fantasi yang Menyayat Hati, Sad Ending?
Terkini
-
Sinopsis Drama Good Boy, Ketika Mantan Atlet Memulai Karier Sebagai Polisi
-
Skor Tertinggi Tahun Ini, TWS Raih Piala Kedua 'Countdown' di Show Champion
-
AFC Berulah dengan Pindahkan Venue Ronde Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026? Begini Penjelasannya!
-
5 Shadow Terkuat Sung Jinwoo Tampil Perdana di Musim Ketiga Solo Leveling
-
5 Sekutu Terkuat Luffy akan Hadapi Gorosei di Perang Terakhir One Piece