Drama Korea When Life Gives You Tangerines menghadirkan kisah keluarga harmonis yang penuh perjuangan. Namun, di balik kehangatan kisah ini terselip potret toxic parenting yang memperlihatkan hubungan orang tua dan anak yang penuh akan tekanan.
Berbagai konflik atau permasalahan yang muncul dalam drama When Life Gives You Tangerines menunjukkan pula bagaimana pola asuh yang keliru pada orang tua akan memengaruhi kehidupan anak secara mendalam.
Toxic parenting adalah ketika orang tua lebih mementingkan kebutuhan dan tujuan pribadinya tanpa mempertimbangkan keinginan atau kebutuhan anaknya. Kebanyakan dari toxic parenting biasanya enggan untuk meminta maaf atau mengakui kesalahan yang sudah mereka perbuat. Sebaliknya orang tua dengan perilaku toxic cenderung berdalih bahwa apa yang ia lakukan semata-mata untuk kebahagiaan anaknya.
Dikutip dari Butterflye Beginning Counseling (20/12/2021) toxic parenting adalah istilah yang merujuk pada orang tua dengan karakter sebagai berikut:
1. Mementingkan diri sendiri
2. Kekerasan fisik dan verbal
3. Mengendalikan perilaku anak
4. Perilaku manipulatif
Nah, melalui karakteristik di atas kita bisa mengidentifikasi bagaimana pola asuh yang terjadi dalam keluarga apakah termasuk wajar atau sudah masuk dalam kategori toxic parenting. Untuk bisa memahaminya, berikut beberapa potret toxic parenting yang bisa kita lihat melalui drama When Life Gives You Tangerines:
1. Bu Sang Gil selalu bicara kasar kepada istrinya
Bu Sang Gil adalah seorang kapten nelayan yang cukup memiliki pengaruh di Pulau Jeju. Meski demikian Bu Sang Gil memiliki perangai yang tidak pantas ditiru, terutama sebagai kepala keluarga. Bu Sang Gil selalu melakukan kekerasan secara fisik dan verbal kepada istrinya dan berdampak negatif pada perkembangan emosional anak-anaknya. Tidak hanya itu, pada usia yang masih kecil, anak-anak dari Bu Sang Gil sudah beberapa kali meniru perkataan ayahnya yang sering mengucapkan kata "sialan".
2. Bu Sang Gil meyakinkan bahwa anaknya tidak bisa hidup tanpa uang darinya
Setiap bertengkar dengan istri atau anak-anaknya, Bu Sang Gil selalu mengungkit andil dirinya dalam memberi nafkah keluarganya. Padahal hal tersebut merupakan hal yang lumrah dan wajib dilakukan olehnya sebagai seorang kepala keluarga. Kebiasaan mengungkit ini menunjukkan perilaku manipulatif Bu Sang Gil kepada keluarganya.
3. Ibu Yeong Beom tidak memberi kesempatan putranya berusaha sendiri
Ibu dari Yeong Beom, pacar Geum Myeong, selalu memenuhi kebutuhan putranya. Mulai dari menyediakan kendaraan hingga apartemen untuk Yeong Beom kuliah. Meski terdengar positif, kebiasaan ini menjadikan anak tidak mandiri dan tidak memperoleh kesempatan untuk berusaha sendiri.
4. Ibu Yeong Beom menganggap putranya harus memiliki pasangan yang setara
Dalam drama When Life Gives You Tangerines, kita bisa melihat bagaimana konflik yang timbul antara Ibu Yeong Beom dengan Geum Myeong. Ibu Yeong Beom sangat menuntut putranya harus mendapatkan pasangan dengan status sosial yang sama. Hal ini menunjukkan perilaku ibunya yang terlalu materialistik dan tidak mempertimbangkan kebahagiaan dan emosional dari sang anak, Yeong Beom.
Ibu Yeong Beom dalam drama ini menunjukkan bahwa ia menganggap bahwa tolak ukur kebahagiaan adalah melalui kekayaan. Padahal perlu ada pertimbangan dari sang anak, mulai dari kebahagiaannya, kebutuhan emosionalnya, dan perasaan nyaman Yeong Beom terhadap Geum Myeong.
5. Ibu Yeong Beom menuntut balas budi putranya dengan harus menurutinya
Setiap bertengkar dengan Yeong Beom, ibunya kerap mengungkit perjuangannya dalam melahirkan, membiayai, dan membesarkan putranya. Meski hal tersebut benar adanya, namun hal ini tidak boleh diungkapkan secara terus menerus kepada anak. Setiap orang tua memiliki kesadaran penuh dalam mempersiapkan diri untuk memiliki anak, sehingga memenuhi kebutuhan anak merupakan tanggung jawab yang harus dilakukan.
Dalam hal ini, tidak seharusnya ibu Yeong Beom menuntut balas budi kepada putranya. Sebaliknya, orang tua yang melahirkan anak harus menyadari bahwa anak memiliki kehidupannya sendiri dan harus bisa menghormati apa pilihan anak-anaknya.
Nah, itu dia beberapa perilaku toxic parenting yang bisa kita temui dalam drama When Life Gives You Tangerines. Harus ada persiapan yang matang baik dari segi finansial dan mental sebelum seseorang memeutuskan menjadi orang tua. Dengan demikian, tidak akan terjadi adanya kesalahan dalam pengasuhan yang justru akan berdampak negatif dalam tumbuh kembang dan emosional sang anak.
Baca Juga
-
Di Balik Trending Topic: Standar Ganda dalam Cerita Perceraian Tasya Farasya
-
Beban Kelompok: Dari Drama Numpang Nama sampai Fenomena Social Loafing
-
Jerat Konsumtif di Balik Budaya Cashless, Solusi atau Masalah Baru?
-
Saat Podcast Jadi Pilihan Belajar, Apa yang Hilang dari Televisi?
-
Siapa Peduli pada Guru, Kalau Semua Sibuk Bicara Kurikulum?
Artikel Terkait
-
Uhm Jung Hwa dan Song Seung Heon Bakal Reuni di My Precious Star
-
4 Drama Aksi Terbaik Wi Ha Joon yang Wajib Ditonton: Penuh Ketegangan!
-
7 Makna Keluarga dalam Drama When Life Gives You Tangerines
-
Relate! Masalah Geum Myeong saat Merantau di When Life Gives You Tangerines
-
Spin-off 'Hospital Playlist', Ini 5 Karakter Utama 'Resident Playbook'
Ulasan
-
Dari Utas viral, Film Dia Bukan Ibu Buktikan Horor Nggak Lagi Murahan
-
Review The Long Walk: Film Distopia yang Brutal, Suram, dan Emosional
-
Menyikapi Gambaran Orientasi Seksualitas di Ruang Religius dalam Film Wahyu
-
Review Film Janji Senja: Perjuangan Gadis Desa Jadi Prajurit TNI!
-
Review Film Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih: Drama Romansa Penuh Dilema
Terkini
-
Intip 4 OOTD Zhao Lusi yang Bikin Daily Look Auto Gemas!
-
Ceraikan Azizah Salsha, Karier Pratama Arhan Diprediksi Kembali Melesat?
-
Kamar Sempit Bukan Alasan Mager: 5 Olahraga Ringan yang Bisa Dilakukan di Anak Kos
-
Nggak Ribet, Coba 4 Daily Outfit Chic ala Yoona SNSD yang Super Fleksibel!
-
Hari Jantung Sedunia: Apa yang Bisa Kita Lakukan Mulai Hari Ini?