"Matilah engkau mati, Kau akan lahir berkali-kali". Syair pembuka dalam buku berjudul Laut Bercerita karya Leila S. Chudori seakan-akan menjadi gerbang utama dari ribuan pertanyaan. Siapakah yang lahir berkali-kali setelah mati? Namun, terdapat beberapa pendapat yang mengatakan bahwa makna "lahir berkali-kali" dalam syair tersebut adalah lahir berkali-kali oleh kenangan. Pada akhirnya, syair tersebut berusaha menunjukkan tentang apa yang akan berkali-kali lahir oleh kenangan pada ujung cerita.
Novel "Laut Bercerita" karya Leila S. Chudori adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan tragedi kemanusiaan di Indonesia pada era Orde Baru. Novel ini menyajikan kisah yang menyentuh tentang perjuangan, kehilangan, dan pencarian keadilan bagi para aktivis yang menghilang akibat penindasan rezim. Melalui narasi yang sangat emosional, novel ini berhasil mengajak pembaca menyelami perasaan para korban serta keluarga mereka yang terus berjuang mencari kebenaran.
Novel ini mengisahkan perjalanan Biru Laut, seorang mahasiswa yang aktif dalam gerakan perlawanan terhadap pemerintahan otoriter. Bersama teman-temannya, ia berusaha menyuarakan keadilan dan hak asasi manusia, hingga akhirnya menjadi target penculikan dan penyiksaan oleh aparat negara.
Alur cerita ini dibagi menjadi dua bagian besar. Bagian pertama fokus pada perjuangan Biru Laut dan teman-temannya dalam melawan ketidakadilan melalui berbagai aksi dan diskusi kritis. Mereka menjadi aktivis yang gigih dalam menyuarakan demokrasi dan hak asasi manusia. Novel ini membawa pembaca menyaksikan bagaimana keluarga korban terus berusaha mencari keadilan meskipun pemerintah menutup-nutupi kebenaran.
Biru Laut merupakan tokoh utama dalam novel ini. Ia digambarkan sebagai seorang mahasiswa idealis yang memiliki keberanian dalam memperjuangkan keadilan dan hak asasi manusia. Keteguhan hatinya dalam melawan ketidakadilan membuatnya menjadi target rezim yang represif.
Bersama dengan teman-teman aktivisnya seperti Kinan, Alex, Daniel, dan Sunu, mereka membentuk kelompok perlawanan yang berani menghadapi segala bentuk ancaman. Meskipun memiliki latar belakang dan karakter yang berbeda, mereka memiliki satu tujuan yang sama yaitu memperjuangkan demokrasi dan kebebasan di Indonesia. Namun, perjuangan mereka harus dibayar dengan harga yang mahal mulai dari penculikan, penyiksaan, dan hilangnya nyawa.
Di sisi lain, Asmara Jati, adik Biru Laut, mewakili keluarga korban yang ditinggalkan tanpa kepastian. Ia harus menghadapi kenyataan pahit bahwa kakaknya menghilang tanpa jejak, sementara negara enggan memberikan jawaban.
Melalui karakter Asmara, novel ini menggambarkan penderitaan keluarga yang kehilangan orang tercinta, serta ketidakadilan sistem yang menutupi kebenaran. Pencarian Asmara terhadap keadilan menjadi simbol perlawanan bagi mereka yang terus mencari kebenaran di tengah ketidakpedulian pemerintah.
Salah satu aspek yang paling menonjol dari novel ini adalah kedalaman riset sejarah yang dilakukan oleh Leila S. Chudori. Novel ini didasarkan pada berbagai kejadian nyata, terutama tragedi penculikan aktivis 1997-1998. Leila S. Chudori berhasil menggambarkan kisah para korban dengan autentik dan mendalam. Melalui narasi yang emosional, penulis berhasil membangun suasana yang menyentuh, terutama dalam menggambarkan penderitaan korban dan keluarga mereka.
Secara keseluruhan, Laut Bercerita adalah novel yang tidak hanya menggugah emosi tetapi juga memberikan wawasan berharga mengenai perjuangan aktivis di era Orde Baru. Dengan narasi yang kuat, riset sejarah yang mendalam, serta pembawaan karakter yang nyata, novel ini menjadi salah satu karya sastra yang wajib dibaca bagi mereka yang ingin memahami sejarah Indonesia lebih dalam.
Identitas Buku
Judul : Laut Bercerita
Penulis : Leila S. Chudori
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia
Tanggal Terbit : 2017
Tebal : 394
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Tag
Baca Juga
-
Tidak Sekadar Angka: Ketimpangan Gender di Dunia Kerja yang Masih Menganga
-
Jalan Raya ke Dunia Maya: Ketika Media Sosial Masih Tak Ramah pada Perempuan
-
Antara Manipulasi dan Legitimasi: Saat Pemerintah Bicara Tanpa Mendengar
-
Dari Kampus ke Desa: Langkah Awal Mahasiswa UMBY Lewat Pembekalan KKN 2025
-
Mandiri Jogja Marathon 2025 Dorong UMKM Tumbuh Lewat Program Mlaku Lokal
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Hate Mail: Romansa Tak Terduga dari Surat Kebencian
-
Ulasan Novel The New Neighbours: Rahasia di Balik Sikap Ramah Tetangga Baru
-
Novel Other People's House: Intrik dan Kebohongan di Balik Komunitas Elit
-
Rekomendasi 6 Buku yang Gambarkan Orde Baru, Perlu Dibaca Sebelum Lenyap!
-
Ulasan Novel (Bukan) Pengantin Baru: Ujian Cinta di Balik Ikatan Pernikahan
Ulasan
-
Berkunjung ke Taman ACI: Liburan Sejuk, Seru, dan Ramah di Kantong
-
Review Series Ironheart: Armor Ketemu Sihir, Marvel Makin Nggak Ada Ampun?
-
Ulasan Buku The Amazing Winner, Motivasi dari Perlombaan Maraton di Hutan
-
Ulasan Kami (Bukan) Jongos Berdasi: Ketika Dunia Kerja Tak Seindah Rencana
-
Bikin Nostalgia! NIKI Ajak Narasikan Romansa Lewat Lagu Every Summertime
Terkini
-
Media Asing Sebut Erick Thohir Ketakutan Perubahan UU Naturalisasi Vietnam
-
FOMO Literasi: Ketika Membaca Berubah Jadi Ajang Pamer dan Tekanan Sosial
-
Nggak Ribet, Ini 4 Outfit Liburan ala Kim Min Ju yang Wajib Dicoba!
-
Misi Gerald Vanenburg: Sulitnya Cari Penerus Ernando Ari di Timnas Indonesia U-23
-
4 Ide Gaya Santai ala Umji VIVIZ Buat yang Suka Look Minimalis dan Modis