Salah satu genre novel yang pamornya hampir tidak pernah turun adalah romance. Banyak penerbit lokal yang menjadikan genre ini sebagai salah satu kekuatan mereka dalam menerbitkan buku.
Tak terkecuali penerbit kondang, Gramedia Pustaka Utama. Lewat perlombaan menulis novel Amore, Gramedia mencoba mencari naskah-naskah novel romansa yang fresh, tetapi tetap menyentuh hati.
Salah satu novel jebolan kompetisi Amore yang cukup menarik perhatian, mulai dari sinopsis, cover, hingga isi ceritanya adalah novel yang berjudul Three Days to Remember karya Christina Juzwar.
Meskipun tidak keluar sebagai juara, novel ini rupanya berhasil menjadi salah satu karya finalis yang diterbitkan. Memiliki tebal buku 240 halaman, Three Days to Remember berhasil mengacak-acak emosi dan perasaan pembacanya.
Sinopsis
Three Days to Remember menceritakan hubungan yang rumit antara Indira dengan Philip. Philip tidak akan pernah mengira kalau suatu hari, gadis yang pernah menyakiti hatinya muncul kembali.
Terlebih, kali ini Indira tidak hanya membawa kenangan perpisahan mereka yang pilu, tetapi sebuah keinginan yang tidak masuk akal.
Gadis itu tiba-tiba saja mengajak Philip berlibur selama tiga hari ke Pulau Beta, sebuah pulau yang menjadi saksi hubungan mereka kala itu.
Indira datang sambil memohon dan mengatakan bahwa momen ini akan menjadi waktu terakhirnya di Indonesia. Tidak tega menolak permintaan Indira, Philip pun menyetujui permintaan mantan kekasihnya itu.
Di Pulau Beta, nostalgia saat mereka baru jadian terulang lagi. Selama tiga hari itu, kenangan yang dulu sempat mereka kubur muncul kembali ke permukaan. Sayangnya, Indira tidak ingin menjalin hubungan lagi dengan Philip.
Setelah putus dengan lelaki itu dua tahun lalu karena tidak direstui orang tua, kini Indira justru menolak dengan alasan yang menyedihkan. Indira ternyata sedang mengidap tumor otak.
Sejak awal, hubungan Indira dengan Philip selalu mendapat cobaan. Keduanya tidak mendapat restu dari orang tua Indira karena Philip berasal dari keluarga yang biasa saja, sementara Indira kaya raya. Sedangkan kali ini, konflik justru datang dari takdir yang tidak menentu antara kehidupan dan kematian.
Apresiasi yang tinggi untuk Fransisca Rivan selaku ilustrator sampul buku sebab hal pertama yang membuat novel ini menarik adalah cover-nya yang sangat cantik.
Selain itu, dari sampulnya sendiri yang membiru haru, kita bisa merasakan kepedihan yang dialami tokoh dan bagaimana kisah cinta mereka yang sempat retak akhirnya bisa bersatu lagi.
Selain sampul, ide penulis juga cukup bagus karena mengangkat berbagai persoalan di sini. Tidak hanya romansa saja, tetapi soal perbedaan kasta keluarga, hingga semangat untuk hidup meski sudah di ambang kematian menjadi bumbu yang menarik di kisah percintaan Indira dan Philip.
Meskipun jujur saja, keduanya kadang bikin geregetan karena tokoh memiliki karakter yang keras kepala dan tidak konsisten. Namun, lega rasanya melihat kedua tokoh bisa bersatu lagi setelah diterpa badai kehidupan.
Novel ini menggunakan alur maju mundur yang cukup rumit. Perbedaan waktu antara masa lalu dengan masa kini ditandai dengan penggunaan jenis font yang berbeda.
Aku rasa ini jadi jalan tengah yang baik karena pembaca jadi bisa membedakan mana waktu lampau dan mana yang sedang terjadi dengan mudah. Sayangnya penggunaan alur maju mundur ini terkadang membuat bosan karena komposisinya hampir 50:50.
Namun, tidak usah khawatir karena penggunaan alur ini tidak akan mengganggu kenyamanan pembaca. Sebaliknya, penulis justru mengakali ini dengan memberi benang merah yang menghubungkan kejadian di masa lalu dengan masa sekarang.
Pembaca jadi bisa melihat korelasi pentingnya menulis masa lalu Indira dengan Philip untuk bisa memahami relasi mereka saat ini.
Satu hal yang paling aku sorot dari novel ini adalah tentang keajaiban takdir. Takdir yang kuat membuat segala hambatan bisa diselesaikan dengan baik.
Meskipun hubungan mereka sempat kandas dan hidup salah satu dari mereka terancam penyakit ganas, perasaan yang tulus bisa menuntun seseorang pada takdir yang indah. Novel ini berakhir happy ending dengan pernikahan dua mantan kekasih yang bersama kembali.
Identitas buku
Judul: Three Days to Remember
Penulis: Christina Juzwar
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2014
Tebal buku: 240 halaman
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Saat Layanan Ojek Online Menjadi Jembatan Solidaritas Lintas Negara
-
Potret Budaya Palestina di Buku Homeland: My Father Dreams of Palestine
-
Ulasan Novel Aksara Sevanya: Drama Hidup Remaja dan Gejolak Cinta Segitiga
-
Ulasan Novel Wesel Pos: Sudut Pandang Unik tentang Hidup Masyarakat Urban
-
Potret Sosial di Balik Kisah Cinta Beda Ormas dalam Novel Kambing dan Hujan
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel 'Art of Curse', Petualangan Membasmi Kutukan Berbahaya
-
Manhwa The Count's Secret Maid: Konflik Berat dengan Eksekusi Plot Bikin Penasaran
-
Ulasan Novel That's Not My Name: Mencari Jati Diri di Tengah Ketidakpastian
-
Arti Cinta dan Kehilangan di Novel The Miraculous Journey of Edward Tulane
-
Menyoal Cinta Sepihak dalam Intoxicating Love: Romantis atau Problematis?
Ulasan
-
Review Film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah: Drama Keluarga yang Bikin Hati Mewek
-
Ulasan Novel Tanah Para Bandit: Ketika Hukum Tak Lagi Memihak Kebenaran
-
5 Drama Korea Psikologis Thriller Tayang di Netflix, Terbaru Queen Mantis
-
Review Film Menjelang Magrib 2, Nggak Ada Alasan Buat Dilanjutkan!
-
Kala Film The Conjuring: Last Rites, Mengemas Lebih Dalam Arti Kehilangan
Terkini
-
4 Padu Padan OOTD Chic ala Yunjin LE SSERAFIM, Stylish Buat Segala Suasana!
-
Kesejahteraan Guru Terancam? Menag Bilang 'Cari Uang, Jangan Jadi Guru!'
-
4 Rekomendasi Serum Vitamin C Terjangkau untuk Pelajar dengan Kulit Cerah
-
Band-Aid oleh KickFlip: Hadapi Sakitnya Patah Hati dan Merindukan Seseorang
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'