Novel "Giselle" karya Rikako Akiyoshi adalah perpaduan unik antara misteri, psikologi, dan seni balet klasik. Dikenal sebagai penulis spesialis cerita twist yang mengejutkan, Akiyoshi kembali menghadirkan kisah yang mengaduk emosi pembaca dengan latar yang sangat jarang diangkat yaitu, dunia balet profesional. Karya ini membungkus atmosfer gelap dan penuh tekanan dalam dunia seni yang terlihat anggun di permukaan.
Cerita dimulai dari tragedi yang terjadi 15 tahun lalu di panggung Tokyo Grand Ballet, ketika Himemiya Mayumi, prima balerina saat itu, menusuk dirinya sendiri di hadapan penonton setelah berusaha menyerang balerina lain, Kurebayashi Reina.
Kejadian itu menjadi trauma kolektif yang menghantui seluruh dunia pertunjukan balet Jepang dan menyebabkan pertunjukan Giselle dilarang.
Lima belas tahun kemudian, dalam rangka peringatan teater, Giselle akan dipentaskan kembali. Kurebayashi Reina, kini menjadi sosok senior yang dihormati, mengambil peran dalam pengawasan pertunjukan.
Namun, sejak pengumuman pementasan tersebut, kejadian-kejadian aneh mulai bermunculan, mulai dari penampakan misterius, suara-suara ganjil, serta kecelakaan yang tidak bisa dijelaskan secara logis.
Hal yang menarik dari novel ini adalah bagaimana Akiyoshi membangun atmosfer mencekam secara perlahan namun konsisten. Suasana yang awalnya terasa biasa mulai berubah menjadi penuh ketegangan psikologis.
Pembaca akan merasakan bagaimana kecemasan merayap dari balik tirai panggung, menjalari tiap ruang latihan, dan akhirnya meledak dalam kejadian-kejadian tak terduga.
Di balik misteri utama tentang apakah arwah Mayumi benar-benar menghantui pertunjukan ini, tersimpan kisah tentang ambisi, dendam, dan luka masa lalu yang belum sembuh.
Akiyoshi tidak hanya menghadirkan ketegangan supranatural, tapi juga menggambarkan bagaimana dunia balet yang kompetitif bisa menciptakan tekanan ekstrem bagi para pelakunya, terutama para perempuan muda yang berada dalam sorotan.
Kurebayashi Reina sebagai tokoh utama memiliki kompleksitas yang kuat. Ia bukan hanya korban selamat dari tragedi masa lalu, tapi juga seseorang yang menyimpan banyak lapisan perasaan rasa bersalah, dendam tersembunyi, dan ketakutan yang terus menghantuinya.
Hubungannya dengan Mayumi pun digambarkan penuh ketegangan sejak masa lalu, meski keduanya sama-sama balerina hebat.
Selain Reina, ada karakter lain seperti Kanon, balerina muda yang mulai naik daun dan secara tidak sadar terseret dalam arus misteri yang belum selesai.
Interaksi antara generasi tua dan muda di dunia balet menjadi cerminan bagaimana trauma dan reputasi bisa diwariskan secara tidak langsung, menciptakan lingkaran ketegangan baru.
Akiyoshi juga menyoroti betapa kerasnya dunia balet. Di balik keanggunan di atas panggung, terdapat latihan yang brutal, tekanan mental dari senior, serta persaingan tidak sehat yang kadang merusak hubungan antarrekan. Hal ini memperkuat latar cerita dan memberi dimensi sosial pada misteri yang dibangun.
Unsur horor dalam novel ini lebih bersifat psikologis daripada fisik. Penampakan atau suara-suara yang menyeramkan bukan hal utama, melainkan ketakutan yang tumbuh dari dalam diri para tokoh, serta perasaan bersalah yang belum selesai.
Gaya penulisan Akiyoshi yang ringkas namun padat berhasil menjaga ritme cerita tetap cepat tanpa mengorbankan kedalaman karakter.
Dialog-dialognya tajam dan penuh muatan emosional, terutama ketika tokoh-tokoh mulai membongkar masa lalu mereka. Pembaca akan merasa seperti menyaksikan potongan-potongan puzzle yang akhirnya membentuk gambaran besar yang mengejutkan.
Salah satu kekuatan utama Giselle adalah plot twist-nya. Seperti karya-karya Akiyoshi lainnya, akhir cerita ini tidak bisa ditebak.
Penulis berhasil menggiring pembaca ke arah yang salah selama berlembar-lembar, sebelum akhirnya membalikkan persepsi kita sepenuhnya. Hal ini membuat "Giselle" menjadi bacaan yang sangat memuaskan bagi pencinta cerita misteri.
Di sisi lain, novel ini juga memiliki kelemahan kecil, terutama bagi pembaca yang tidak familiar dengan dunia balet. Beberapa istilah teknis dan deskripsi panjang mengenai latihan bisa terasa membingungkan atau memperlambat alur cerita. Namun, bagi pembaca yang menyukai latar unik dan ingin belajar hal baru, ini justru menjadi nilai tambah.
Secara keseluruhan, "Giselle" adalah novel yang mencekam, emosional, dan penuh kejutan. Ia menawarkan pengalaman membaca yang intens dan menyisakan perenungan.
Bagi penggemar genre misteri-psikologis, karya ini adalah salah satu yang wajib dibaca. Dan bagi siapa pun yang tertarik pada cerita dengan latar seni klasik seperti balet, Giselle akan memberi warna baru yang tidak biasa dan sangat menggugah.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Review Film In the Lost Lands: Perjalanan Gelap Sang Penyihir dan Pemburu
-
Film Home Sweet Home: Rebirth, Benturan Antara Dunia Nyata dan Supranatural
-
Ulasan Novel Love, Mom: Surat Berisi Teka Teki Meninggalnya Sang Ibu
-
Novel The Drowning Woman: Saat Sebuah Pertolongan Menjadi Pengkhianatan
-
Ulasan Novel Jar of Hearts: Terungkapnya Kasus Pembunuhan Setelah 15 Tahun
Artikel Terkait
-
Ulasan A Wind in the Door: Perjalanan Mikroskopis Memasuki Sel-Sel Tubuh
-
Curi Uang Penumpang, Sopir Bus Kehilangan Uang Pensiunan Rp 1,4 Miliar
-
Harga Yamaha NMAX Naik Setara XMAX Bekas, Mesin 'Disunat'
-
Di Antara Luka dan Pulih: Lika-Liku Luka, Sebuah Perjalanan Menjadi Manusia
-
Ulasan Novel Love, Mom: Surat Berisi Teka Teki Meninggalnya Sang Ibu
Ulasan
-
Ulasan A Wind in the Door: Perjalanan Mikroskopis Memasuki Sel-Sel Tubuh
-
Review Film Muslihat: Ada Setan di Panti Asuhan
-
The Help: Potret Kefanatikan Ras dan Kelas Sosial di Era Tahun 1960-an
-
The King of Kings Siap Tayang di Bioskop Indonesia Mulai 18 April
-
Review Film In the Lost Lands: Perjalanan Gelap Sang Penyihir dan Pemburu
Terkini
-
Tapaki Partai Puncak, Romantisme Pendukung Uzbekistan dan Indonesia Terus Berlanjut
-
Belajar Pendidikan dan Pembangunan Jati Diri Masyarakat dari Taman Siswa
-
5 Rekomendasi Film Baru Sambut Akhir Pekan, Ada Pengepungan di Bukit Duri
-
Perantara Melalui Sang Dewantara: Akar Pendidikan dan Politik Bernama Adab
-
Mengenal Chika Takiishi, Antagonis Wind Breaker Terobsesi Kalahkan Umemiya