Buku ini merupakan karya ketiga dalam seri Time Quintet karya Madeleine L'Engle, yang melanjutkan petualangan keluarga Murry dalam menghadapi ancaman kosmik. Diterbitkan oleh Farrar, Straus and Giroux, novel ini mengangkat tema besar tentang perdamaian, perjalanan lintas waktu, dan kekuatan kata-kata serta doa dalam mengubah jalannya sejarah.
Cerita dimulai ketika Charles Wallace Murry, yang kini berusia lima belas tahun, mendapat misi penting untuk mencegah terjadinya perang nuklir global. Ancaman ini berasal dari seorang diktator bernama Madog Branzillo, dan hanya ada sedikit waktu sebelum bencana menghancurkan dunia.
Dibantu oleh seekor unicorn bernama Gaudior yang dapat melintasi waktu, Charles Wallace melakukan perjalanan menelusuri rantai sejarah keluarga Branzillo, untuk menemukan titik-titik penting di mana ia bisa memengaruhi masa lalu demi mengubah masa depan.
Ia harus melakukan "Being Within" yaitu masuk ke dalam kesadaran tokoh-tokoh kunci dalam sejarah dan menjalani hidup mereka dari dalam. Selama petualangan ini, Charles Wallace menyatu dengan tokoh-tokoh seperti Madoc, pemuda legendaris dari Wales, Matthew Maddox, seorang penulis muda, hingga Chuck Maddox, seorang remaja yang hidup di masa lalu.
Di rumah, Meg Murry yang kini sedang hamil dan tidak bisa turut serta dalam perjalanan fisik membantu lewat kekuatannya. Ia menggunakan kekuatan "kything" untuk terhubung secara spiritual dan emosional dengan Charles Wallace, serta merenungkan puisi kuno yang diyakini memiliki kekuatan magis yaitu puisi "In this fateful hour...". Puisi ini menjadi mantra penyatu kekuatan cinta, doa, dan harapan.
Perjalanan lintas waktu ini mengungkapkan bahwa tindakan-tindakan kecil di masa lalu memiliki dampak besar terhadap masa depan. Dengan memahami dan mengubah peristiwa penting, Charles Wallace perlahan-lahan menata ulang takdir keluarga Branzillo, hingga akhirnya mengubah sang diktator menjadi pribadi yang damai dan bijak.
Charles Wallace Murry adalah tokoh utama dalam novel ini. Kini ia berusia remaja dan menunjukkan perubahan yang signifikan terutama dalam berpikir. Dengan kecerdasannya, ia menjadi tokoh yang tidak hanya menjalankan misi fisik, tetapi juga spiritual. Sementara itu, Meg Murry, kakak Charles yang sedang hamil, berperan sebagai pemberi kekuatan mental dan spiritual yang terus mendampingi Charles dari kejauhan melalui kything.
Ada pula si Gaudior, unicorn penjaga waktu, tampil sebagai tokoh yang bijak, penuh kesabaran, dan menjadi simbol harapan serta keabadian. Tokoh Madog Branzillo yang pada awalnya tampak sebagai ancaman dunia, perlahan dikupas hingga kita bisa memahami bagaimana masa lalu membentuknya.
Selain itu, Matthew Maddox, Chuck Maddox, dan leluhur lainnya menggambarkan dinamika kompleks dalam sejarah manusia, memperlihatkan bahwa setiap tindakan kecil bisa berkontribusi terhadap lahirnya kebaikan maupun kehancuran.
Salah satu bagian paling menarik dari buku ini adalah konsep "Being Within," yang memungkinkan Charles Wallace menyatu dengan jiwa orang lain dari masa lalu dan hidup sebagai mereka. Melalui kisah ini pembaca dibawa untuk melihat dari susdut pandang mendalam menghenai bagaimana pengalaman dan keputusan seseorang dipengaruhi oleh zaman.
Kehadiran unicorn Gaudior juga menambah nuansa magis dalam cerita. Tidak hanya menjadi penuntun perjalanan, Gaudior juga mengajarkan Charles dan pembaca tentang kesabaran, kebijaksanaan, dan pentingnya memahami sejarah secara menyeluruh.
Puisi "In this fateful hour" yang berulang-ulang dalam novel pun memberikan efek emosional yang kuat. Kata-kata sederhana ini menjadi simbol harapan dan kekuatan spiritual yang melampaui batas waktu. Madeleine L'Engle dengan piawai menyulam unsur teologis, sains, dan narasi lintas generasi menjadi cerita yang menyentuh dan menyennagkan.
Madeleine L'Engle, dengan gaya penulisan yang khas, menyisipkan nilai-nilai filosofis, serta menggabungkan konsep imajinatif dan ilmiah. Ia menggunakan bahasa yang puitis dan simbolik, namun tetap mudah dipahami oleh pembaca remaja maupun dewasa.
A Swiftly Tilting Planet adalah novel yang cukup kompleks sekaligus menyentuh. Melalui buku ini kita dibawa mengikuti petualangan lintas waktu yang mendebarkan dan penuh akan sisi emosional dan spiritual. Kisah ini mengajarkan bahwa harapan, cinta, dan doa memiliki kekuatan besar dalam mengubah dunia, dan bahwa masa depan dapat dibentuk oleh keberanian dan pengertian terhadap masa lalu.
Identitas Buku:
Judul Buku : A Swiftly Tilting Planet
Penulis : Madeleine L'Engle
Penerbit : Farrar, Straus and Giroux
Tanggal Terbit : 1 Juli 1978
Tebal : 278
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan A Wind in the Door: Perjalanan Mikroskopis Memasuki Sel-Sel Tubuh
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
Digital Fatigue dan Mental Overload: Saat Notifikasi Jadi Beban Psikologis
-
Peran Ayah sebagai Kiblat Persepsi Anak Perempuan dalam Memilih Pasangan
-
Collective Moral Injury, Ketika Negara Durhaka pada Warganya
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Monster Minister: Romansa di Kementerian yang Tak Berujung
-
Ulasan Novel The Confidante Plot: Diantara Manipulasi dan Ketulusan
-
Kisah Manis Keluarga di Novel 'Rahasia Keluarga dan Cerita-Cerita Lainnya'
-
Ulasan Novel 1984: Distopia yang Semakin Relevan di Dunia Modern
-
Ulasan Novel Harga Teman: Ketika Hasil Kerja Tidak di Hargai oleh Klien
Ulasan
-
Review Sore - Istri dari Masa Depan: Romansa dan Pesan Sehat yang Sempurna
-
Pengepungan di Bukit Duri: Joko Anwar dan Gebrakan Barunya di Dunia Laga
-
Menyelami Rasa Sedih dan Lega Secara Bersamaan dalam Novel Eleanor
-
Mengharu Biru, Film Jepang '1st Kiss': Antara Balada Cinta dan Penyesalan
-
Review Serial Daredevil Born Again: Aksi Epik Melawan Penjahat dan Sistem
Terkini
-
Dulu Sekolah Melawan, Sekarang Hanya Mengejar Lulus Ujian
-
Presiden dan Menag RI Kenang Paus Fransiskus saat Berkunjung ke Indonesia pada September 2024 Lalu
-
Bukan Kualitas, Tapi Stereotip yang Kadang Halangi Perempuan Menjadi Pemimpin
-
ASEAN All Stars, AFF dan Label Tim Pemain Terbaik yang Dikhianati Para Anggotanya
-
Comeback Solo Setelah 2 Tahun, Kai EXO Nangis di Showcase Album Wait On Me