Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | Ardina Praf
 Novel The One and Only Family (goodreads.com)

Sebagai penutup dari seri novel The One and Only, buku The One and Only Family menghadirkan kisah yang menggetarkan hati.

Dalam buku terakhir ini, Katherine Applegate menghadirkan kisah terakhir dari kehidupan Ivan, sang gorila punggung perak.

Ivan kini tidak lagi hidup dalam kurungan kaca pusat perbelanjaan seperti masa lalunya. Ia tinggal di sebuah tempat margasatwa dengan teman-temannya.

Di tempat itu, ia dikelilingi oleh sahabat-sahabat lamanya, termasuk Ruby si gajah muda yang penuh kebijaksanaan, dan Bob, anjing kecil yang cerewet tapi setia.

Hidupnya tampak jauh lebih baik dari sebelumnya. Hingga suatu hari, perubahan besar datang.

Kali ini, ceritanya berfokus pada babak baru yang jauh lebih intim, yaitu Ivan menjadi seorang ayah.

Kebahagiaan ini membawa warna baru dalam hidupnya, namun juga memunculkan kembali luka-luka lama yang selama ini tersembunyi.

Kehadiran bayi-bayi itu mengingatkan Ivan atas trauma masa kecilnya sendiri. Kenangan tentang keluarganya dan kehilangan saudaranya di tempat tinggalnya yang lama kembali berputar di bayangannya.

Tentu bukan hal yang mudah bagi Ivan untuk menjalani peran baru tersebut. Ia harus belajar menjadi ayah yang penuh kesabaran, pelindung yang tangguh, dan juga teman yang penuh kasih.

Dalam proses ini, pembaca akan merasakan bagaimana kehidupan baru ini mengguncang sekaligus memperkuat batinnya.

Dengan bahasa hang lembut, Katherine Applegate mampu menyampaikan emosi setiap karakter secara jelas. Setiap halaman mengalirkan kehangatan sekaligus kesedihan yang halus.

Gaya bahasa Applegate tetap lembut dan mengalir, seperti dalam buku-buku sebelumnya.

Meski membawa tema berat seperti trauma masa kecil, kepunahan, dan pencarian identitas, penyampaiannya tetap terasa ringan dan mudah dipahami, cocok untuk pembaca anak-anak maupun remaja.

Narasi dari sudut pandang Ivan kini jauh lebih. Mungkin berubahnya peran Ivan kini menjadi seorang ayah ikut mempengaruhi pengembangan karakternya.

Jika sebelumnya suara Ivan penuh luka dan kebingungan, kali ini ia berbicara dengan nada yang lebih utuh dan penuh penerimaan.

Perkembangan karakter Ivan begitu alami. Ia tidak berubah secara drastis, tetapi tumbuh perlahan melalui pengalaman dan hubungan yang ia jalani.

Pembaca dapat merasakan bahwa Ivan telah melalui proses panjang untuk menjadi pribadi yang lembut sekaligus kuat.

Karakter Ruby yang semakin dewasa mampu menghadapi tantangan baru di antara komunitas gajahnya. Membantu merawat anak gajah juga membuat karakter Ruby semakin tumbuh.

Sementara Bob tetap menjadi sumber humor yang mencerahkan suasana. Mereka bertiga menjadi sebuah keluarga yang kompak dengan menjunjung tinggi rasa saling mengerti, bukan sekadar darah.

Melalui buku ini, Applegate sekali lagi menegaskan pesan bahwa keluarga bisa hadir dalam berbagai bentuk. Tidak selalu harus terikat oleh hubungan darah, tetapi bisa tumbuh dari ikatan emosional, pengalaman bersama, dan cinta yang tulus.

Akhir cerita membawa nuansa bittersweet. Ada rasa haru karena harus mengucapkan selamat tinggal, namun juga ada kebahagiaan karena melihat pertumbuhan dan harapan yang lahir dari setiap karakter.

Novel ini bukan sekadar penutupan kisah, tetapi perayaan akan kehidupan dan cinta yang terus berlanjut, bahkan ketika cerita selesai.

Gaya penceritaan Applegate yang lembut namun penuh emosi membuat buku ini terasa cocok untuk dibaca berbagai kalangan. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa yang pernah mencintai kisah Ivan akan memiliki kisah tersendiri di dalam hatinya.

Novel ini bukan hanya sebuah penutup yang memuaskan, tapi juga meninggalkan jejak mendalam di hati pembacanya.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Ardina Praf