"Kembali Bebas", novel karya Sasa Ahadiah, menghadirkan potret pernikahan dari sudut yang jarang tersorot dalam fiksi lokal, kisah pasangan dewasa yang telah menjalani hidup bersama selama hampir tiga dekade, namun mereka mulai mempertanyakan kembali makna keberadaan mereka sebagai suami istri.
Dengan tokoh utama yang telah memasuki usia 50-an, cerita ini mengajak pembaca masuk ke dalam realita rumah tangga yang kelihatannya stabil, tetapi justru menyimpan gejolak yang dalam. Pasangan Tata dan Ibra telah melewati berbagai fase kehidupan bersama, membesarkan anak-anak dan menjalani dinamika keluarga yang tampak utuh dari luar.
Namun kejutan muncul setelah pernikahan anak bungsu mereka, tiba-tiba Tata menyampaikan keinginannya untuk berpisah dari Ibra. Permintaan itu membuat Ibra tertegun, sebab baginya masa tua adalah masa untuk menikmati hidup berdua, bukan untuk mengakhiri kebersamaan.
Tata kemudian memberikan usulan, proses perceraian akan ditunda selama satu tahun. Dalam masa itu, mereka akan hidup terpisah, menjaga rahasia ini dari anak-anak mereka, dan memberi ruang bagi satu sama lain. Tata sendiri ingin memusatkan perhatian pada kariernya sebagai seniman dan mempersiapkan pameran lukisan. Baginya, ini bukan semata soal meninggalkan Ibra, tetapi tentang menyelamatkan dirinya dari rasa jenuh dan kehilangan identitas yang perlahan menggerogoti selama bertahun-tahun.
Novel ini menelusuri isu-isu emosional yang sering terpendam dalam hubungan jangka panjang, seperti kebutuhan akan kebebasan pribadi, keinginan untuk tetap menjadi individu yang utuh meski telah berkeluarga, serta kesenjangan komunikasi yang kerap diabaikan. Tata merasa dirinya tersesat di antara peran sebagai istri dan ibu, sementara Ibra tak menyadari bahwa hobinya dan sikap pasifnya menciptakan jarak yang semakin melebar.
Lewat kisah Tata dan Ibra, pembaca disuguhkan gambaran bahwa cinta, meskipun penting, bukan satu-satunya fondasi untuk mempertahankan pernikahan. Diperlukan kepekaan untuk mendengar, saling menghargai ruang tumbuh, dan keterbukaan untuk memahami perubahan yang terjadi dalam diri pasangan.
Sasa Ahadiah mengemas cerita ini dengan narasi yang mengalir lancar, bahasa yang mudah dicerna, serta dialog yang terasa hidup. Meski gaya bicara para tokohnya kadang terlalu kekinian untuk usia mereka, kekuatan emosi yang ditampilkan dalam narasi membuat pembaca terhubung dengan dilema dan pergulatan batin kedua karakter utama.
Perubahan karakter Tata dan Ibra digambarkan secara perlahan namun jelas. Tata yang awalnya tampak mantap dengan keputusannya, mulai digelayuti rasa rindu dan keraguan akan keputusan yang ia buat. Sementara Ibra, yang mulanya hanya kebingungan, perlahan mulai merenung dan belajar mengenali apa yang selama ini luput ia pahami dari pernikahannya. Perjalanan batin keduanya membentuk alur yang mendalam dan penuh refleksi.
Pesan utama dari novel ini menyoroti pentingnya menjadi pasangan yang bukan hanya hadir secara fisik, tapi juga terlibat secara emosional. Perhatian terhadap impian pasangan, dukungan terhadap jati diri mereka, dan kesiapan untuk terus berproses bersama adalah hal-hal yang menentukan kualitas hubungan.
Secara keseluruhan, "Kembali Bebas" bukan hanya kisah tentang pernikahan yang diuji oleh waktu, melainkan juga tentang perjalanan seseorang untuk menemukan kembali siapa dirinya setelah bertahun-tahun berada dalam sistem yang membuatnya merasa tak utuh. Bagi para pembaca yang mencari cerita cinta yang lebih dewasa, kompleks, dan penuh makna, novel ini bisa menjadi pilihan yang memuaskan dan membekas.
Identitas Buku
Judul: Kembali Bebas
Penulis: Sasa Ahadiah
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tanggal Terbit: 25 Januari 2023
Tebal: 256 Halaman
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Novel Monster Minister: Romansa di Kementerian yang Tak Berujung
-
Ulasan Novel The Confidante Plot: Diantara Manipulasi dan Ketulusan
-
5 Film Romantis yang Bikin Nostalgia, Cocok di Tonton di Akhir Pekan
-
Ulasan Novel Harga Teman: Ketika Hasil Kerja Tidak di Hargai oleh Klien
-
Ulasan Film No More Bets: Jerat Penipuan Online dan Perdagangan Manusia
Artikel Terkait
-
Hidup dalam Empati, Gaya Hidup Reflektif dari Azimah: Derita Gadis Aleppo
-
KH. Hasyim Asy'ari: Tak Banyak Tercatat, Tapi Abadi di Hati Umat
-
Ulasan Novel The One and Only Bob, Kisah Berani Bob sang Anjing Kecil
-
Ulasan Novel White is for Witching: Kisah Rumah Warisan yang Penuh Rahasia
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
Ulasan
-
Dagingnya Berasa, Kuahnya Bikin Merem Melek Hanya di Bakso Ojolali
-
Review Film Rumah Untuk Alie: Bukan Rumah tapi Neraka!
-
Pelukan Hati dalam Lirik NIKI: Ulasan Lagu You'II Be In My Heart
-
Pengepungan di Bukit Duri: Bukan Film Biasa, Tapi Tamparan dan Peringatan
-
Ulasan Novel Monster Minister: Romansa di Kementerian yang Tak Berujung
Terkini
-
A Shop for Killers Season 2 Umumkan Pemain Utama, Ada Lee Dong Wook
-
5 Drama China Diadaptasi dari Novel Shi Si Lang, Ada The Eternal Fragrance
-
Viral Film Jumbo, Banyak Film Anak-anak Sebenarnya Menyasar Penonton Dewasa
-
Lim Young Woong 'Heavenly Ever After,' Janji Cinta Abadi Lewat Lirik Puitis
-
Dari Street Style ke Smart Casual, Intip 4 OOTD ala Johnny Suh NCT 127