Ini kejutan banget dan nggak disangka-sangka film bertema pernikahan bisa semengejutkan ini. Begitu duduk di kursi bioskop dan lampu mulai meredup, sebagai penonton langsung dibawa masuk ke dunia ‘Sah! Katanya...’. Ini tuh film drama komedi yang unik, absurd, kocak, tapi juga menyentuh. Disutradarai Loeloe Hendra, film ini sudah tayang di bioskop kesayanganmu sejak 24 April 2025.
Dibintangi Nadya Arina, Dimas Anggara, dan Calvin Jeremy, Film Sah! Katanya... bakal membawa penonton ke dalam konflik seputar wasiat terakhir, cinta lama, dan tradisi yang membingungkan sekaligus lucu. Penasaran dengan kisahnya? Sini ngumpul dan kepoin bareng!
Sekilas tentang Film Sah! Katanya...
Cerita bermula dari Marni (diperankan Nadya Arina), perempuan muda yang sangat dekat dengan ayahnya, Dipo (Landung Simatupang). Hubungan mereka hangat dan penuh kasih, sampai akhirnya Dipo meninggal secara mendadak.
Di tengah duka yang belum sempat mereda, Marni dihadapkan pada permintaan terakhir (wasiat) sang ayah yang benar-benar di luar nurul: Marni harus menikah di depan jenazah ayahnya, dengan pria pilihan sang ayah sendiri, Marno (Dimas Anggara), anak dari sahabat lamanya.
Masalahnya, Marni sudah punya pacar bernama Adi (Calvin Jeremy), yang jelas-jelas nggak bisa menerima kenyataan pahit ini begitu saja. Maka dimulailah dilema besar si Marni: Apakah dia akan menjalankan amanah ayah yang telah tiada, atau mengikuti kata hatinya yang ingin tetap bersama Adi?
Buat tahu jawabannya, Sobat Yoursay harus nonton sendiri. Namun, buat yang ingin tahu terlebih dahulu kesan-kesannya, ini tempat yang tepat. Lanjut, yuk!
Impresi Selepas Nonton Film Sah! Katanya...
Yang bikin aku tertarik sejak awal adalah premisnya, menikah di depan jenazah. Kedengaran konyol? Bisa jadi. Namun, justru itulah menariknya Film Sah! Katanya....
Sutradara Loeloe Hendra mencoba menyajikan tradisi dalam bingkai yang sangat nggak lazim, tapi dikemas lewat narasi yang tetap membumi. Ya, film ini bermain di ranah kepercayaan dan budaya, tapi nggak menggurui atau menghakimi. Justru sebaliknya, menertawakan absurditas itu dengan cerdas dan penuh rasa.
Loeloe Hendra tuh yang bikin Film Tale of the Land yang diapresiasi banyak pihak, lho. Dan di sini, dia nggak cuma menjadikan tradisi sebagai bahan lelucon, melainkan juga bahan refleksi. Komedi yang hadir juga nggak cuma kekosongan semata, tapi juga alat untuk mendekatkan penonton pada pilihan-pilihan sulit yang dihadapi karakter.
Dan di film ini, Nadya Arina pun tampil menyakinkan sebagai Marni. Sebagai sosok perempuan yang ingin patuh tapi juga ingin menentukan jalannya sendiri. Dan Dimas Anggara sebagai Marno, justru menjadi sosok pria yang nggak terlalu romantis, tapi menyimpan banyak empati. Chemistry mereka nggak meledak-ledak, tapi justru realistis. Ada canggung yang wajar, ada kehangatan yang tumbuh pelan-pelan.
Sementara Calvin Jeremy, jadi penyeimbang konflik dan mewakili suara generasi muda yang kerap mempertanyakan relevansi tradisi dalam hubungan personal.
Satu lagi yang layak diapresiasi adalah penampilan Landung Simatupang sebagai Dipo. Meskipun ia muncul singkat, karismanya membekas kuat dan membuat wasiatnya terasa benar-benar punya bobot.
Dari segi visual, film ini sederhana tapi cantik. Tata produksinya nggak megah, tapi cukup detail untuk menggambarkan atmosfer desa tempat tinggal Marni. Warna-warna hangat dan pencahayaan yang lembut membuat suasana jadi akrab dan intim. Musik latar juga mendukung, menghadirkan nuansa melankolis tapi nggak berlebihan.
Beberapa bagian mungkin sedikit melambat, terutama saat Marni banyak merenung, tapi nggak sampai mengganggu ritme keseluruhan.
Buat Sobat Yoursay yang lagi cari tontonan segar, menghibur, tapi juga bikin mikir, film ini bisa masuk daftar. Selamat nonton ya.
Skor: 3/5
Baca Juga
-
Review Film The Uninvited: Mengungkap Rahasia di Balik Pesta Hollywood
-
Kenapa Film Salvable Jadi Drama Kriminal yang Layak Dinantikan?
-
Review Beautiful Disaster: Kayak Rasa Permen Kapas Kebanyakan Gula!
-
Review Film On Swift Horse: Mengembara dengan Luka dan Cinta
-
Review Film Havoc: Aksinya Brutal tapi Ceritanya Lesu
Artikel Terkait
-
Review Film The Uninvited: Mengungkap Rahasia di Balik Pesta Hollywood
-
Kenapa Film Salvable Jadi Drama Kriminal yang Layak Dinantikan?
-
Esensi Manis Lagu SEVENTEEN 'Good to Me': Saat Cinta di Atas Segalanya
-
Deretan Film yang Dibintangi Luna Maya, Terbaru Gundik
-
Mahasiswa Amikom Yogyakarta Angkat Isu Budaya dan Kelompok Marginal di Karya Dokumenter Terbaru
Ulasan
-
Review Film The Uninvited: Mengungkap Rahasia di Balik Pesta Hollywood
-
Ulasan Novel Re: dan Perempuan: Kisah Sunyi yang Paling Berisik di Hati
-
Esensi Manis Lagu SEVENTEEN 'Good to Me': Saat Cinta di Atas Segalanya
-
Perjuangan Ibu demi Susu Anak dalam Buku Perempuan yang Berhenti Membaca
-
Review Novel Out of My Dreams, Hadirkan Suara Difabel di Tengah Cerita Petualangan
Terkini
-
Jakarta Inline Skate Community: Komunitas Seru untuk Para Pencinta Sepatu Roda
-
Sudirman Cup 2025: Indonesia Raih Kemenangan Sempurna di Laga Pertama
-
Jerat Wisuda dan Suara yang Tersesat
-
Sinopsis Drama Reborn, Drama Genre Misteri yang Dibintangi Zhang Jingyi
-
Menyoal Mentalitas Jangka Pendek di Balik Wisuda Sekolah ala Dedi Mulyadi