Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Athar Farha
Poster Film The Uninvited (IMDb)

Sutradara Nadia Conners, yang juga menulis skenario untuk film ini, membawa kita ke dalam dunia Hollywood yang penuh dengan kilauan, tapi juga penuh dengan kerapuhan emosional. 

Ya, Film The Uninvited merupakan drama yang menceritakan sebuah pesta megah yang diadakan di Hollywood Hills, yang seharusnya menjadi perayaan. 

Namun, yang terjadi malah perjalanan penuh ketegangan, dibalut pengungkapan rahasia, dan konfrontasi emosional yang mengguncang para karakternya. Dengan latar belakang pesta yang glamor, film ini menawarkan lebih dari drama biasa. Begitulah, karena ini tentang perasaan yang nggak terungkapkan, kehilangan arah, dan keretakan dalam kehidupan pribadi.

Film ini diproduksi Conners Films, dan menampilkan jajaran aktor berbakat, di antaranya:

  • Walton Goggins 
  • Elizabeth Reaser
  • Pedro Pascal
  • Lois Smith
  • Eva De Dominici
  • Rufus Sewell
  • Dan masih banyak deretan aktor ternama lainnya

Lebih Banyak Lagi tentang Film The Uninvited 

Pesta megah itu diadakan pasangan Sammy (Walton Goggins) dan Rose (Elizabeth Reaser) di rumah mewah mereka di Hollywood Hills. 

Semua sudah dipersiapkan, mulai dari hidangan lezat, pakaian yang pas, hingga aura fotografi yang akan memeriahkan acara. 

Namun, suasana yang seharusnya ceria dan penuh tawa justru dibayangi ketegangan antara Sammy dan Rose, yang saling mengkritik dan melemparkan sindiran. 

Ketika tamu-tamu mulai berdatangan, seorang wanita tua nggak diundang bernama Helen (Lois Smith) muncul secara di depan rumah mereka. Rose, yang merasa terpaksa mengambil tanggung jawab, mencoba mengurusnya.

Sementara itu, di dalam rumah, ketegangan semakin meningkat dengan kedatangan tamu-tamu lain. Salah satunya adalah Gerald (Rufus Sewell), seorang agen yang membawa talent baru bernama Delia (Eva De Dominici). 

Namun, yang membuat malam itu semakin pecah adalah kehadiran Lucien (Pedro Pascal), mantan kekasih Rose yang sedang berjuang dengan karirnya dikarenakan mulai meredup. 

Kehadiran Lucien nggak hanya memunculkan kenangan lama bagi Rose, tapi juga memaksa Sammy untuk menghadapi kenyataan pahit tentang pernikahannya. Pesta yang dimaksudkan untuk merayakan justru menjadi malam penuh dengan konfrontasi emosional dan rahasia yang terbongkar.

Semenarik itu deh! Sini kepoin terus kesan-kesan filmnya!

Impresi Selepas Nonton Film The Uninvited 

Memasuki film ini, aku merasa seolah-olah diajak ke dalam sebuah pesta yang tampaknya penuh dengan kemewahan, tapi kenyataannya semakin lama semakin menampakkan celah-celah kelam.

Dari awal, aku sudah bisa merasakan ketegangan yang ada di antara Sammy dan Rose, yang sepertinya lebih terikat oleh kebiasaan daripada oleh cinta. Interaksi mereka seakan-akan menjadi bola salju emosional, semakin besar dan nggak terkendali. Ya, aku bisa merasakan betapa setiap kata yang keluar dari mulut mereka penuh dengan makna yang mendalam, dan kadang, hampir seperti melukai satu sama lain.

Aku sangat terkesan dengan bagaimana Conners, sebagai penulis dan sutradara, memanfaatkan latar belakang rumah mereka sebagai refleksi dari hubungan yang semakin menjauh antara Sammy dan Rose. Rumah yang semula terlihat megah dan penuh gaya, perlahan-lahan terasa semakin besar dan sepi, seperti hubungan mereka yang hampa.

Rose, yang nggak pernah bisa benar-benar menikmati pesta yang diadakan, lebih sering terlihat tenggelam dalam peran ibu yang selalu mengutamakan kebutuhan orang lain, sementara karir dan ambisinya terabaikan begitu saja. 

Dalam satu momen yang cukup menyentuh, Rose mengungkapkan betapa kesepian dan terisolasinya dirinya sebagai seorang ibu. Ketika dia berbicara dengan Delia, yang lebih muda dan lebih segar dalam dunia hiburan, aku merasa ada kebenaran pahit di balik kalimat-kalimat itu. 

Film ini juga menyoroti bagaimana industri hiburan memperlakukan wanita, terutama ketika usia mulai menjadi faktor yang membatasi peluang mereka. Rose, yang pernah menjadi bintang di panggung, merasa ditinggalkan oleh dunia yang dulu memberinya kesempatan. 

Nggak cuma itu, aku juga merasa film ini berbicara tentang ketakutan perubahan zaman di Hollywood. Seperti halnya Sammy yang merasa khawatir dengan masa depannya, ada nuansa ketidakpastian yang menyelimuti. Ya, semua bintang tahu betul, industri yang mereka geluti bisa menjadi sangat kejam, dan tak ada yang benar-benar bisa diandalkan.

Bagiku, salah satu yang paling menarik adalah peran Pedro Pascal sebagai Lucien. Meskipun dia hanya muncul sebagai tamu nggak diundang, karakternya ngasih warna dominan yang berbeda di tengah kekacauan. Lucien yang tampak ceria dan bebas, tapi menyimpan kesedihan yang mendalam, menjadi kontras yang menyenangkan dan juga menambah ketegangan di dalam film ini.

Akhir kata dariku, semoga saja, film seperti ini, yang berani menggali tema-tema besar tentang usia, wanita, dan kehidupan dalam industri kreatif, bisa lebih banyak ditemukan di industri film kita yang sukanya mengeksplorasi tema yang itu-itu doang. Yang mau nonton di bioskop harap bersabar karena untuk saat ini akses masih terbatas. Sobat Yoursay tunggu saja kabar selanjutnya, semoga masuk list penayangan di bioskop-bioskop kesayanganmu. 

Skor: 4/5

Athar Farha