"Madam Sri" adalah novel karya Mooseboo mengisahkan perjalanan Srikandi Attaya Saraswati, atau kerap disapa Atta, seorang wanita berusia 28 tahun yang mengalami patah hati setelah ditinggalkan oleh tunangannya beberapa bulan sebelum pernikahan.
Kekecewaan yang mendalam membuatnya skeptis terhadap cinta dan hubungan. Dalam upaya melupakan masa lalu, Atta memutuskan untuk bepergian ke luar negeri, di mana takdir membawanya bertemu dengan seorang pria yang tak terduga.
Di negara asing, Atta bertemu dengan Awan, seorang pria yang delapan tahun lebih muda darinya. Meskipun usia mereka terpaut jauh, Awan memiliki pemikiran yang matang dan kepribadian yang menenangkan. Pertemuan ini menjadi awal dari perjalanan emosional Atta dalam memahami kembali arti cinta dan kenyamanan.
Atta digambarkan sebagai wanita yang galak, mandiri, dan skeptis terhadap cinta. Pengalaman pahit di masa lalu membuatnya membangun dinding pertahanan yang tinggi. Namun, di balik sikap kerasnya, terdapat kerentanan dan keinginan untuk dicintai dengan tulus.
Awan, meskipun lebih muda, menunjukkan kedewasaan dan empati yang luar biasa. Ia mampu melihat melalui dinding pertahanan Atta dan menawarkan kenyamanan yang selama ini dicari oleh Atta. Kehadirannya menjadi katalis bagi perubahan dalam diri Atta.
Konflik utama dalam novel ini adalah pergulatan batin Atta antara masa lalu yang menyakitkan dan kemungkinan cinta baru yang ditawarkan oleh Awan. Atta harus memutuskan apakah ia siap untuk membuka hatinya kembali dan menerima cinta yang datang dengan cara yang tak terduga.
Mooseboo menggunakan sudut pandang orang ketiga dalam narasinya, memungkinkan pembaca untuk memahami pikiran dan perasaan karakter secara mendalam. Bahasanya ringan dan mengalir, membuat pembaca terhanyut dalam cerita tanpa merasa terbebani.
Novel ini menantang norma sosial tentang perbedaan usia dalam hubungan. Melalui karakter Atta dan Awan, Mooseboo menunjukkan bahwa cinta sejati tidak mengenal batasan usia, dan yang terpenting adalah koneksi emosional dan pemahaman satu sama lain.
Emosi yang dialami oleh karakter-karakter dalam novel ini digambarkan dengan autentik dan relatable. Pembaca dapat merasakan kegelisahan, kebahagiaan, dan ketakutan yang dirasakan oleh Atta, membuat pengalaman membaca menjadi lebih mendalam.
Perjalanan Atta dari seorang wanita yang terluka menjadi individu yang berani mencintai kembali menunjukkan pengembangan karakter yang signifikan. Transformasi ini digambarkan secara bertahap dan realistis, memberikan inspirasi bagi pembaca.
"Madam Sri" menyampaikan pesan bahwa kenyamanan dan kebahagiaan sejati datang dari keberanian untuk menghadapi masa lalu dan membuka diri terhadap kemungkinan baru. Novel ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti cinta dan pentingnya menerima diri sendiri.
Kelebihan utama dari novel "Madam Sri" terletak pada karakterisasi yang mendalam, tema yang relevan, dan gaya penulisan yang mengalir. Mooseboo berhasil menyajikan cerita yang sederhana namun penuh makna, membuat pembaca terhubung secara emosional dengan karakter-karakternya.
Beberapa pembaca mungkin mengharapkan konflik eksternal yang lebih kompleks atau plot twist yang mengejutkan. Namun, fokus novel ini memang pada konflik internal dan perjalanan emosional karakter, yang menjadi kekuatan utamanya.
"Madam Sri" adalah novel yang menyentuh dan inspiratif, menggambarkan perjalanan seorang wanita dalam menemukan kembali arti cinta dan kebahagiaan. Dengan karakter yang kuat dan narasi yang emosional, novel ini layak untuk dibaca oleh siapa saja yang mencari cerita tentang penyembuhan dan harapan.
Bagi pembaca yang menikmati novel romansa dengan fokus pada pengembangan karakter dan konflik batin, "Madam Sri" adalah pilihan yang tepat. Novel ini juga cocok bagi mereka yang mencari kisah cinta yang realistis dan penuh makna.
Identitas Buku
Judul: Madam Sri
Penulis: Mooseboo
Penerbit: Ayna Books
Tanggal Terbit: 1 Desember 2019
Tebal: 288 Halaman
Tag
Baca Juga
-
Ulasan Novel The Lost Apothecary: Perempuan, Racun, dan Dendam
-
Review Film It Feeds: Teror Trauma yang Mengintai di Balik Pikiran
-
Novel Teori Tawa dan Cara-Cara Melucu Lainnya: Belajar Tertawa dari Luka
-
Ulasan Novel Saha: Perjuangan Identitas di Tengah Penindasan Sosial
-
Ulasan Novel Parade Hantu Siang Bolong:Eksplorasi Budaya Jawa Lewat Ritual
Artikel Terkait
-
Anies Baswedan Diminta Sebutkan Buku yang Paling Berpengaruh, Jawabannya Tuai Perdebatan
-
Tentang Waktu: Kisah Cinta, Sejarah, dan Pilihan dalam Lintasan Waktu
-
Ulasan Novel Sylvia's Letters: Kenangan yang Tidak Akan Menemukan Tujuan
-
Ulasan Novel Perang Rendang:Persaingan Cinta dan Warisan Kuliner
-
Saat Teknologi dan Sejarah Bertarung Hebat dalam Novel Palagan Nusantara
Ulasan
-
Review Film Materialists: Pilih Cinta atau Uang? Jawaban Jujur yang Pilu
-
Daytime Star: Art Dewa, Karakter Green Flag, Klise Tapi Bikin Penasaran
-
Pantai Samuh, Wisata Gratis dengan Panorama Menawan di Nusa Dua Bali
-
Review Echo Valley: Ada Apa dengan Baju Berdarah dan Bagasi Berisi Mayat?
-
Bikin Baper, Esensi Lagu SEVENTEEN '247': Bukan Musik Cinta Biasa
Terkini
-
Madura United Tak Ragukan Kesetiaan Lulinha, Sepakat Perpanjang Kontrak?
-
Salip Elio, Pembukaan Film 28 Years Later Raup Pendapatan 5,8 Juta Dolar
-
Bangun Masa Depan dari Sekarang: Ini 5 Laptop Ideal untuk Pelajar Tangguh
-
Persiapan PBSI, Eng Hian: Peringatan Keras untuk Penghuni Lama Pelatnas
-
4 Daily Look ala NANA yang Kekinian, Cocok Buat Hari Aktifmu!