The Midnight Library adalah novel fiksi karya penulis asal Inggris, Matt Haig, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2020 oleh Canongate Books. Mengusung genre fiksi spekulatif dan fantasi filosofis, novel ini menyajikan perpaduan kisah realis dan unsur metaforis yang memikat.
Tema utama yang diangkat adalah mengenai penyesalan, pilihan hidup, dan pencarian makna eksistensial. Dengan latar utama sebuah perpustakaan magis yang terletak di antara kehidupan dan kematian, Matt Haig mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana setiap keputusan kecil dalam hidup bisa mengubah jalan hidup seseorang secara drastis.
Cerita dimulai dengan kehidupan tokoh utama, Nora Seed, seorang wanita berusia 30-an yang merasa hidupnya penuh kegagalan dan kekecewaan. Merasa tidak memiliki alasan untuk terus hidup, ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Namun, alih-alih mati, Nora justru terbangun di sebuah tempat misterius bernama The Midnight Library. Di sana, ia bertemu dengan Mrs. Elm, mantan pustakawan sekolahnya yang kini menjadi penjaga perpustakaan tersebut.
Perpustakaan ini bukanlah perpustakaan biasa. Setiap buku di sana adalah versi alternatif dari kehidupan Nora, kehidupan yang bisa terjadi jika ia membuat pilihan berbeda di masa lalu. Melalui buku-buku tersebut, Nora dapat menjelajahi realitas alternatif seperti menjadi atlet renang Olimpiade, bintang rock, ahli glasial, hingga istri dari mantan tunangannya. Namun, seiring ia melompat dari satu kehidupan ke kehidupan lain, Nora menyadari bahwa tidak ada kehidupan yang benar-benar sempurna.
Alur cerita bergerak melalui eksplorasi realitas-realitas ini. Perlahan, Nora mulai menyadari bahwa rasa menyesal dan keputusasaan yang ia rasakan tidak sepenuhnya berasal dari keadaan hidupnya, melainkan dari cara ia memaknai hidup itu sendiri.
Tokoh utama, Nora Seed, adalah karakter yang kompleks, cerdas, sensitif, namun dihantui oleh rasa bersalah, penyesalan, dan rasa tidak berharga. Ia merasa telah mengecewakan semua orang di sekitarnya, termasuk dirinya sendiri. Namun, seiring cerita berkembang, pembaca dapat menyaksikan pertumbuhan karakter Nora yang signifikan, dari seseorang yang pasrah pada kematian menjadi seseorang yang berjuang untuk menemukan alasan hidup.
Mrs. Elm, sang pustakawan, berperan sebagai pemandu spiritual Nora di perpustakaan. Ia adalah sosok yang bijak dan sabar, memberikan ruang bagi Nora untuk memahami bahwa hidup bukanlah tentang memilih kehidupan sempurna, melainkan tentang menerima ketidaksempurnaan.
Tokoh-tokoh lain dalam setiap versi kehidupan Nora juga menampilkan berbagai sisi dirinya, mulai dari saudara laki-lakinya, mantan pacar, hingga rekan kerja yang semuanya memperkaya narasi dan memperlihatkan bagaimana interaksi sosial membentuk identitas seseorang.
Salah satu aspek paling menarik dari novel ini adalah konsep metaforis The Midnight Library itu sendiri. Matt Haig dengan cerdas menjadikan perpustakaan sebagai latar cerita dan melahirkan berbagai pengalaman menyenangkan. Gaya penulisan Haig sederhana namun sarat makna filosofis. Ia menyisipkan kutipan-kutipan dari filsafat dan ilmu pengetahuan secara halus, tanpa menggurui, sehingga pembaca dapat memahami dengan sangat mudah.
Selain itu, struktur cerita yang berpindah dari satu versi hidup ke versi lainnya, membuat novel ini sukses membawa pembaca masuk dalam dinamika yang dialami oleh sang tokoh.
The Midnight Library adalah novel yang menyentuh dan penuh harapan. Dengan mengangkat isu kesehatan mental, penyesalan, dan pencarian makna hidup, Matt Haig berhasil menciptakan cerita yang relevan dan menyentuh banyak pembaca.
Novel ini cocok bagi siapa saja yang pernah merasa berantakan dan bertanya-tanya apakah kehidupan mereka bisa menjadi lebih baik. Melalui perjalanan Nora Seed, pembaca diajak untuk menyadari bahwa hidup bukan tentang menjalani kehidupan yang sempurna, tetapi tentang menemukan nilai dalam kehidupan yang kita miliki sekarang.
Identitas Buku:
Judul Buku : The Midnight Library
Penulis : Matt Haig
Penerbit : Viking
Tanggal Terbit : 29 September 2020
Tebal : 288
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Tidak Sekadar Angka: Ketimpangan Gender di Dunia Kerja yang Masih Menganga
-
Jalan Raya ke Dunia Maya: Ketika Media Sosial Masih Tak Ramah pada Perempuan
-
Antara Manipulasi dan Legitimasi: Saat Pemerintah Bicara Tanpa Mendengar
-
Dari Kampus ke Desa: Langkah Awal Mahasiswa UMBY Lewat Pembekalan KKN 2025
-
Mandiri Jogja Marathon 2025 Dorong UMKM Tumbuh Lewat Program Mlaku Lokal
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel The Tenant: Suara Misterius dan Bau Busuk dari Penyewa Baru
-
Ulasan Novel Pelangi Waktu Malam, Kisah Luka dan Cinta yang Terlambat
-
Ulasan Buku Romantisme Berhaji, Menuju Tanah Suci Berbekal Niat dari Hati
-
Ulasan Novel Yours Truly: Persaingan di Rumah Sakit Berubah Menjadi Cinta
-
Novel Humaira & Alfarisi: Cinta yang Bertahan dalam Diam
Ulasan
-
Review Film Han Gong Ju, Saat Luka Lama Mencari Tempat untuk Sembuh
-
Ulasan Novel Demon Rumm: Karya Sandra Brown yang Kurang Menggigit
-
Merajut Doa dan Ikhtiar Lewat Ulasan Buku The Power of Jalur Langit
-
Conan Gray Ungkap Luka Patah Hati Lewat Lagu Synth Pop Bertajuk Maniac
-
Review Film Short Term 12: Luka Enggak Terlihat, dan Harapan yang Tumbuh
Terkini
-
Xiaomi Mix Flip 2, HP Lipat Pakai Engsel Dragon Bone yang Sangat Fleksibel hingga 200.000 Kali Lipat
-
Xiaomi Pad 7S Pro Resmi Meluncur, Usung Chip Baru Xring 01 dan Fast Charging 120 Watt
-
Gemakan #SuaraParaJuara Versimu! Ikuti Kompetisi Menulis AXIS Nation Cup 2025, Menangkan Hadiahnya!
-
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Amikom Promosikan Mahika Villas Sleman
-
Webtoon ke Anime: Mercenary Enrollment Resmi Dapatkan Adaptasi