
‘Godaan Setan yang Terkutuk’, film horor garapan Sutradara Fahmy J. Saad, dari judulnya memang terdengar klise, bahkan mengingatkan pada film-film horor era awal 2000-an yang menjual kata ‘setan’ sebagai umpan utama. Namun ternyata, film ini lebih dari parade teriakan dan jumpscare lho.
Diproduksi dari kolaborasi beberapa rumah produksi: Maxima Pictures, Sinergi Pictures, VLP Indonesia, dan Ben Film, film ini membalut kisah supranatural dengan pendekatan yang lebih manusiawi. Memang jauh dari kesan horor instan, tapi bagaimana dengan kisahnya?
Sekilas tentang Film Godaan Setan yang Terkutuk
Cerita berpusat pada Ustaz Ahmad, diperankan Donny Alamsyah. Dia tuh peruqyah berpengalaman, sudah puluhan kali membantu orang-orang melawan gangguan makhluk nggak kasatmata.
Suatu hari hidupnya berubah drastis ketika teror yang biasa dihadapi, justru datang ke rumahnya sendiri.
Sang istri, Siti (Poppy Sovia), mulai menunjukkan perilaku aneh. Tatapannya kosong, ucapannya membingungkan, dan tindakannya nggak masuk akal.
Awalnya Ustaz Ahmad mencoba bersikap tenang, hingga gangguan mulai merembet ke dua anak perempuannya: Nayla (Azela Putri) dan Yasmine (Aline Fauziah). Keluarga kecil itu berubah jadi medan pertarungan antara iman dan kekuatan jahat yang tampaknya punya dendam mendalam.
Ahmad kemudian mengajak Ustaz Fattah untuk membantu. Bersama, mereka menelusuri asal muasal gangguan, yang ternyata nggak sesederhana seperti yang mereka duga.
Di tengah pengusiran setan, luka-luka lama keluarga ikut terbuka. Dan itulah titik di mana film ini mulai menyentuh ranah emosional yang nggak kuduga-duga sebelumnya.
Impresi Selepas Nonton Film Godaan Setan yang Terkutuk
Yang bikin aku lumayan betah nonton sepanjang ±88 menit tuh, karena film ini cukup berhasil membangun suasana.
Alih-alih mengandalkan jumpscare murahan, ‘Godaan Setan yang Terkutuk’ tampak memilih pendekatan atmosferik. Cahaya lampu yang redup, lorong rumah yang sempit, suara-suara samar di malam hari, semuanya cukup oke dieksplor.
Aku bisa merasakan ketegangan dari adegan ke adegan, dan itu bukan karena musik yang tiba-tiba menggelegar, tapi karena rasa takut yang dipupuk dengan sabar.
Fahmy J. Saad terlihat sangat mengontrol laju cerita. Nggak terburu-buru, tapi juga nggak berlarut-larut. Durasi tiap adegan terasa pas, dan fokus cerita yang hanya berkutat pada keluarga Ustaz Ahmad membuat narasinya cukup kuat dan mudah diikuti. Nggak ada subplot nggak penting, nggak ada karakter tambahan yang hanya jadi pemanis.
Dan bagian paling mengejutkan dari film ini bukanlah hantunya, melainkan hubungan antar karakter. Chemistry antara Donny Alamsyah dan Poppy Sovia sebagai suami-istri begitu kuat.
Ada ketegangan, ada kepasrahan, ada cinta yang terasa benar-benar diuji sama keadaan. Adegan-adegan saat mereka harus memutuskan apakah gangguan itu murni psikologis atau spiritual, membawa emosi yang intens.
Salah satu penampilan paling mencolok datang dari Claresta Taufan yang memerankan Ratna. Dalam adegan kesurupan, ekspresinya sangat hidup, nggak berlebihan, dan berhasil membuat bulu kuduk aku berdiri. Di momen lain, dia hadir sebagai sosok hantu yang nggak banyak bicara tapi menyimpan energi gelap yang kuat.
Ketika aku pikir semua konflik akan selesai dengan eksorsisme besar-besaran seperti di film horor kebanyakan, ‘Godaan Setan yang Terkutuk’ justru menyuguhkan akhir yang mengejutkan. Twist yang membuka pertanyaan: Apakah setan benar-benar telah pergi? Atau justru baru mulai bermain?
Akhir ceritanya membuat aku ingin tahu lebih jauh tentang latar belakang teror yang mereka hadapi. Apakah akan ada sekuelnya? Apakah kisah ini menyimpan mitologi yang lebih luas? Film ini menutup cerita dengan meninggalkan rasa penasaran, dan itu, bagiku, adalah keputusan yang pintar.
Buat Sobat Yoursay yang suka horor, atau mungkin yang lagi bosan dengan horor yang dipenuhi kaget-kagetan tanpa makna, film ini bisa jadi pilihan yang menyegarkan. Selamat nonton ya.
Skor: 3,5/5
Baca Juga
-
Review Film The Winter Lake: Ketika Rahasia Mengapung ke Permukaan
-
Film Roman Dendam: Balas Dendam Luka Lama yang Menyingkap Konspirasi Besar
-
Review Film Barron's Cove: Kematian Anak dan Amarah Ayah
-
Review Film We Are Guardians: Dokumenter tentang Kerusakan Hutan yang Miris
-
Review Film The Life of Chuck: Puzzle Hidup yang Terurai dari Akhir
Artikel Terkait
Ulasan
-
ENHYPEN Blak-blakan Bicara Rindu yang Membakar Kalbu dalam Bait Flashover
-
Pahlawan Street Center, Wisata Ikonik di Kota Madiun
-
Suncity Waterpark Madiun, HTM Terjangkau Cocok Buat Liburan Keluarga
-
5 Rekomendasi Buku dari Lima Negara Berbeda, Jalan-jalan Lewat Bacaan!
-
Goa Lalay, Pesona Area Tambang yang Disulap Jadi Tempat Wisata Kekinian
Terkini
-
ASEAN Women's 2025: Tergabung di Grup A, Ini Peluang Lolos Timnas Putri Indonesia
-
Rakernas IMA 2025 Soroti Pemasaran sebagai Kunci UMKM Tembus Pasar Global
-
Lolos Putaran Empat, Shin Tae-yong Beri Petuah Penting ke Skuad Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi Drama Thailand Paling Hits tentang Dunia Medis, Penuh Tensi!
-
Tatap Piala Dunia U-17 2025, Ini Rencana PSSI untuk Timnas Indonesia U-17