Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Inggrid Tiana
MV LUCY Play (Youtube/LUCY ISLAND)

LUCY adalah band yang punya tempat spesial di hati para penggemar K-Pop, terutama mereka yang mencari sesuatu yang berbeda dari grup band pada umumnya.

Dengan instrumen band yang kuat, biola, gitar, bass, dan drum, serta vokal yang khas, LUCY selalu berhasil menghadirkan musik yang penuh warna dan energi.

Berbeda dengan lagu LUCY lainnya, lagu Play yang rilis pada tahun 2022 ini mengusung genre ballad. Lagu ini dimulai  dengan iringan band yang terasa menenangkan dan lembut.

Awalnya, musiknya seperti lagu pop-rock yang sangat ringan, yang memberikan nuansa damai. Namun, ketika sampai di bagian chorus, aransemen musiknya mulai sedikit menguat.

Peningkatan ini tidak terlalu drastis. Justru, kekuatan musiknya bertambah secara perlahan, tetap menjaga kesan tenang dan lembut yang sudah dibangun sejak awal lagu. Hal ini juga membuat lagu Play terasa ringan dan lapang.

Bagian verse dan chorus kedua mengulang persis apa yang kita dengar di kombinasi verse dan chorus pertama. Namun, ada detail menarik yang muncul sesaat sebelum chorus kedua.

Kita bisa mendengar tawa anak-anak sebentar. Bagian ini sangat cocok dengan makna di balik lagu ini, yang mengajak kita untuk kembali menemukan semangat di masa kecil.

Alih-alih menyanyikan lagu tentang masa muda, LUCY justru mengajak kita untuk merangkul kembali jiwa inner child kita untuk menemukan keindahan dalam hal-hal yang terlihat biasa. 

Video musik Play dibuka dengan seorang pria yang duduk di meja di tengah taman bermain. Ia menghela napas pelan, mungkin sedang memikirkan hari yang akan segera dimulai. Ia lalu memanjat perosotan, tapi bukannya meluncur ke bawah, ia malah masuk ke dalam rangkaian adegan yang menggambarkan rutinitas hidupnya sehari-hari.

Salah satu hal paling menarik dari video ini adalah penggunaan kontras visual yang cantik dalam balutan konsep minimalis.

Pria itu memakai setelan jas dan dasi hitam, sangat kontras dengan latar berwarna-warni yang terlihat seperti gambar tangan.

Warna hitam sering dianggap sebagai simbol hilangnya cahaya dan kebahagiaan, seolah menggambarkan betapa suram hidupnya.

Sementara itu, para anggota LUCY juga tampil dengan pakaian kantor, namun dalam warna pastel yang lebih lembut dan ceria.

Bisa jadi mereka sedang mengingat kembali masa kecil mereka, atau mungkin si pria sudah terlalu larut dalam kerasnya hidup orang dewasa, sampai-sampai tak lagi bisa melihat keindahan di sekitarnya.

Sepanjang video, pria ini bertemu satu per satu dengan para anggota LUCY, dan masing-masing mencoba membawa kembali warna dalam hidupnya.

Seperti saat ia naik taksi yang dikemudikan Sangyeop. Meskipun kadang kita malas diajak ngobrol oleh sopir taksi, apalagi saat lelah, bisa jadi mereka hanya ingin membuat kita tersenyum lewat cerita-cerita lucu mereka.

Di bagian akhir, si pria juga membeli minuman di minimarket tempat Gwangil bekerja. Tapi wajahnya tetap muram, tenggelam dalam pikirannya sendiri, bahkan untuk sekadar tersenyum pun tidak.

Selain warna dan desain latarnya, LUCY juga menunjukkan perbedaan besar antara dunia orang dewasa dan dunia anak-anak.

Saat si pria dimarahi oleh bos yang diperankan oleh aktor Kim Eungsoo, adegannya langsung berubah ke masa kecilnya, di mana ia berlarian bebas di sekitar para member LUCY. 

Kontras ini juga terlihat saat ia makan malam bersama rekan-rekan kerjanya. Ia memanggang daging dengan sangat hati-hati untuk semua orang, tapi akhirnya hanya kebagian bagian gosong.

Yechan tersenyum padanya, seolah ingin menghibur dan mengajaknya menikmati kebersamaan. Lalu adegan berganti, kita melihat si pria kecil yang sedang berulang tahun, dikelilingi tawa dan kebahagiaan.

Kemampuan LUCY dalam menyampaikan kenangan masa kecil ini benar-benar jadi kekuatan utama video ini. Sejak dulu, mereka memang suka mengangkat tema masa kanak-kanak. “Snooze” misalnya, bercerita tentang keinginan untuk tetap menjadi anak-anak. Sementara “Rolling Rolling” berbicara tentang keinginan untuk kabur dari rutinitas harian.

Di lagu Play ini, mereka bahkan memasukkan permainan masa kecil seperti petak umpet, sembunyi-sembunyian, sampai “Red Light, Green Light” yang jadi terkenal karena Squid Game.

Menjelang akhir video, si pria meluncur turun kembali ke kenyataan. Langit sudah gelap. Hari pun sudah berlalu. Namun tiba-tiba terdengar suara seorang wanita tua memanggilnya untuk makan malam. Suara ini terasa sangat familiar dan hangat, membawa perasaan dekat dengan kehidupan kita sendiri.

Kita diingatkan bahwa meski kita terlihat dewasa dari luar, namun di dalam hati kita tetaplah anak-anak. Tinggal bagaimana kita memilih untuk menyadarinya dan merangkul sisi itu.

Lagu ini menawarkan pengalaman emosional lewat lirik dan visualnya yang kuat. Ini seperti pengingat agar kita tidak melupakan masa kecil kita, di mana masa ketika tertawa dan bermain adalah hal yang paling kita rindukan.

Lagu ini bisa jadi penyegar semangat, terutama saat hari terasa berat dan penuh tekanan. Sebuah karya yang layak untuk menemani dan membangkitkan kembali sisi ceriamu.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Inggrid Tiana