"Marble Hall Murders" adalah novel ke-tiga dan penutup dalam seri "Susan Ryeland" karya Anthony Horowitz, penulis terkenal yang juga menciptakan "Magpie Murders" dan "Moonflower Murders".
Bercerita tentang Susan Ryeland, editor penerbit Causton Books yang kembali ke Inggris setelah tinggal di sebuah pulau di Yunani. Meski sudah traumatized dan hampir mati beberapa kali dalam dua kasus sebelumnya, ia kembali tertarik menyelidiki, kali ini atas permintaan seorang penulis muda bernama Eliot Crace.
Eliot Crace mengklaim bahwa neneknya, Marian (atau Miriam) Crace penulis buku anak-anak terkenal dibunuh dengan diracun sekitar 15 hingga 20 tahun yang lalu. Ia menyatakan bahwa jawaban atas kematian itu tersembunyi dalam manuskrip barunya, Pund’s Last Case.
Manuskrip tersebut menghadirkan kisah detektif Atticus Pünd di sebuah villa eksotis di selatan Prancis, menyelidiki kematian Lady Margaret Chalfont, seorang bangsawan yang juga diracun saat ia sedang sekarat karena penyakit.
Susan kemudian menyadari bahwa teka-teki dalam kisah fiksi itu paralel dengan dinamika nyata keluarga Crace, menjadikan misteri itu meta-fiksional sebuah kisah dalam kisah, dan jejak kematian Marian tersembunyi di sana.
Sayangnya, sebelum seluruh kebenaran terungkap, Eliot tewas dalam kecelakaan tabrak lari yang mencurigakan. Susan pun harus menghadapi tekanan polisi yang menganggapnya sebagai tersangka utama.
Horowitz sekali lagi menghadirkan perpaduan ciamik antara puzzle misteri klasik ala Agatha Christie dan drama keluarga modern. Novel ini sarat dengan red herrings, motif tersembunyi, dan lapisan intrik yang memaksa pembaca untuk terus menebak.
Tokoh Susan tetap menjadi jangkar emosional dalam cerita. Susan adalah editor yang cerdas, skeptis, namun penuh daya tahan. Ia sering kali menjadi cermin bagi pembaca, terus terdorong oleh rasa ingin tahu dan naluri editor yang spesifik terhadap plot dan detail.
Kehadiran Atticus Pünd, detektif fiktif yang seakan hidup dari novel-novelnya, menambah suasana misteri meta-fiksi yang Horowitz kuasai. Kehadiran karakter ini akan semakin terasa dalam adaptasi televisi, seperti yang sudah dilakukan di BBC.
Latar belakang villa di Corfu dan kilas balik cerita zaman dulu memberi atmosfer menjadi sinematik. Kombinasi setting internasional, dari Inggris hingga Yunani, menciptakan dinamika geografis yang memperkaya nuansa misteri.
Dari sisi tempo cerita, Horowitz sukses menjaga agar tensi tetap terjaga tanpa kehilangan kehalusan dialog. Bacaan sepanjang 592 halaman mengalir lancar, tidak membosankan, bahkan di tengah deskripsi yang relatif detail tentang manuskrip dan latar belakang karakter.
Horowitz juga menyoroti tema keluarga dan warisan emosional, bagaimana kematian Marian menciptakan trauma turunan, dan bagaimana generasi berikut melanjutkan perjuangan memahami luka lama.
Novel ini ditutup dengan klimaks yang memuaskan, di mana Susan berhasil menyatukan potongan misteri antar kisah meta dalam Pund’s Last Case dan realitas kriminal yang terjadi. Namun, Horowitz tetap menyisakan ruang refleksi bagi pembaca untuk mempertanyakan moral tentang apa yang diperjuangkan dan arti kebenaran menurut individu.
Secara keseluruhan, "Marble Hall Murders" menyuguhkan pengalaman membaca yang memuaskan, tantangan intelektual, intrik emosional, dan karakter kuat yang berkembang.
"Marble Hall Murders" adalah kombinasi tepat antara misteri bergaya klasik dengan pendekatan meta-fiksi yang segar. Horowitz membuktikan kembali kemampuannya dalam merajut teka-teki cerita dalam cerita, hal ini memberi tantangan yang memikat sekaligus memuaskan secara emosional. Jika kamu menyukai kisah Susan Ryeland dan dunia Agatha Christie dengan balutan modern, novel ini wajib masuk daftar bacaan.
Identitas Buku
Judul: Marble Hall Murders
Penulis: Anthony Horowitz
Penerbit: Harper
Tanggal Terbit: 13 Mei 2025
Tebal: 582 Halaman
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Novel Murder at Gulls Nest: Rahasia di Kamar Penginapan Gulls Nest
-
Ulasan Novel The Manor of Dreams: Perseteruan Keluarga Demi Sebuah Warisan
-
Ulasan Novel Fight or Flight: Pertemuan Tak Terduga yang Mengubah Segalanya
-
Ulasan Novel Saksi Mata: Kebenaran yang Tak Bisa Dibungkam Oleh Kekuasaan
-
Ulasan Cerpen Teh dan Pengkhianat:Ketika Pejuang Diperalat Menindas Sesama
Artikel Terkait
-
Son Suk Ku Bahas Peluang Nine Puzzles 2 Usai Jadi Drakor Terpopuler
-
Ulasan Novel Murder at Gulls Nest: Rahasia di Kamar Penginapan Gulls Nest
-
Hidup Sehat Dimulai dari Pikiran: Refleksi Ringan ala James Allen
-
Ulasan Novel The Manor of Dreams: Perseteruan Keluarga Demi Sebuah Warisan
-
Ulasan Novel Fight or Flight: Pertemuan Tak Terduga yang Mengubah Segalanya
Ulasan
-
Review Sarung Untuk Bapak: Sarung lusuh dan Cinta yang Tulus
-
Ulasan Novel Murder at Gulls Nest: Rahasia di Kamar Penginapan Gulls Nest
-
Hidup Sehat Dimulai dari Pikiran: Refleksi Ringan ala James Allen
-
Menikmati Sunyinya Malam Bersama IU Lewat Lagu Bertajuk Through the Night
-
Ulasan Lagu Answer oleh ATEEZ: Pesan Kuat dari Perjalanan Mencari Jati Diri
Terkini
-
Wataru Endo Ingin Jepang Jadi Tim Terkuat, Langkah Indonesia Makin Berat?
-
Son Suk Ku Bahas Peluang Nine Puzzles 2 Usai Jadi Drakor Terpopuler
-
Nilai Nomor Sekian! Yang Penting Tetap Waras dan Tugas Kelar, Setuju?
-
Transformasi Pola Komunikasi Keluarga dari Telepon Rumah ke Chat dan Video Call
-
Idol Band vs Band Indie: Ketika Musik Bicara dengan Cara Berbeda