Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | adinda aisah
Sampul Buku Meditations for Every Day in the Year (Doc.Pribadi/Adinda Aisah)

Ketika kita bicara soal hidup sehat, yang terlintas di pikiran biasanya adalah makanan bergizi, olahraga teratur, dan tidur cukup. Tapi sering kali, kita lupa bahwa cara berpikir dan kondisi mental juga punya peran besar dalam menjaga kesehatan secara menyeluruh. Di sinilah pentingnya memaknai kesehatan dari dalam—melalui refleksi, kesadaran diri, dan perubahan pola pikir. Inilah pula yang menjadi jembatan antara buku Meditations for Every Day in the Year karya James Allen dan ilmu psikologi kesehatan.

James Allen, dalam karya klasiknya itu, menekankan bahwa pikiran adalah akar dari semua hal: tindakan, emosi, bahkan kondisi fisik. Salah satu kutipan terkenalnya berbunyi, “You are today where your thoughts have brought you; you will be tomorrow where your thoughts take you.” Kalimat ini menunjukkan bahwa pikiran bukan sekadar aktivitas dalam otak, tetapi juga peta arah hidup kita.

Dalam konteks psikologi kesehatan, pandangan Allen ini sejalan dengan teori Cognitive Behavioral Therapy (CBT), yang menjelaskan bahwa pikiran, emosi, dan perilaku saling memengaruhi. Misalnya, seseorang yang terus-menerus berpikir negatif seperti “aku tidak berguna” akan cenderung menarik diri, merasa cemas, dan akhirnya mengalami penurunan fungsi tubuh seperti gangguan tidur, kelelahan, atau bahkan gangguan imun.

Buku Allen yang berisi renungan harian ini bukan hanya tentang meditasi diam, tetapi tentang menyadari pikiran dan mengarahkan kehidupan secara sadar. Ini sangat relevan dengan praktik mindfulness, salah satu intervensi populer dalam psikologi kesehatan modern. Mindfulness mengajak kita untuk hadir di saat ini, mengamati pikiran dan perasaan tanpa menghakimi, serta memutus siklus stres yang berulang.

Dalam bab-babnya, Allen juga banyak menyinggung pentingnya ketenangan batin, disiplin diri, dan kekuatan spiritual sebagai penuntun hidup. Ia percaya bahwa hidup bahagia dan sehat bisa dicapai bukan melalui kekayaan atau status sosial, tetapi dari pikiran yang damai, konsisten, dan tertata. Dan ini sangat beririsan dengan Health Belief Model (HBM)—sebuah model dalam psikologi kesehatan yang menjelaskan bahwa perilaku sehat muncul dari keyakinan seseorang tentang kerentanan, keseriusan penyakit, manfaat tindakan, dan hambatan yang mungkin dihadapi.

Sebagai contoh, seseorang yang menyadari bahwa stres kronis bisa menyebabkan gangguan jantung akan lebih termotivasi untuk menerapkan kebiasaan relaksasi. Tapi jika orang tersebut merasa bahwa stres adalah hal biasa atau sulit dihindari, maka ia cenderung menunda tindakan. Buku Allen bisa menjadi pintu masuk reflektif untuk menyadari hal-hal ini dari dalam.

Hal lain yang ditekankan Allen adalah pentingnya mengulang afirmasi dan renungan setiap hari. Dalam psikologi kesehatan, hal ini termasuk strategi self-regulation atau penguatan motivasi melalui pengulangan pesan positif. Saat seseorang terbiasa mengisi pikirannya dengan kalimat yang membangun, tubuh pun ikut merespons lebih baik. Hormon stres menurun, kualitas tidur membaik, dan energi mental meningkat.

Tidak berhenti di sana, Allen juga membahas tentang pentingnya membangun identitas baru melalui kebiasaan mental yang sehat. Ini sejalan dengan teori self-efficacy dari Bandura—bahwa kepercayaan diri terhadap kemampuan sendiri adalah kunci utama perubahan gaya hidup sehat. Saat seseorang yakin bahwa dirinya mampu bangun pagi, mampu mengelola emosi, atau mampu menjaga pola makan, maka kemungkinan ia bertahan dalam kebiasaan itu akan jauh lebih besar.

Sebagai pembaca, saya merasa buku ini sangat membantu menata ulang cara pandang terhadap hidup. Bab-bab pendek yang sarat makna membuat saya bisa merenung setiap hari, tanpa merasa digurui. Ini bukan hanya buku renungan, tapi buku pembentuk kebiasaan berpikir sehat.

Di tengah kehidupan yang serba cepat, buku ini mengingatkan saya untuk berhenti, menatap ke dalam, dan mengatur ulang pikiran. Sering kali, kita terlalu keras pada diri sendiri hanya karena kita belum belajar untuk memperhatikan isi kepala kita.

Kesimpulan

“The outer conditions of a person's life will always be found to reflect their inner beliefs.” – James Allen.

Kalimat ini mengajarkan bahwa kesehatan sejati berakar dari pikiran. Jika kita ingin hidup sehat dan bermakna, maka merawat isi pikiran adalah langkah pertama. Psikologi kesehatan membuktikan bahwa tubuh dan pikiran tidak bisa dipisahkan. Maka, memulai hidup sehat juga berarti memulai dari dalam diri.

adinda aisah