“Yellow Singing Sail" merupakan karya debut yang memukau dari seniman dan penulis Tiongkok-Amerika, Yinfan Huang. Berbentuk memoar grafis, buku ini membawa pembaca menyusuri masa kecil sang penulis yang tumbuh di bawah bayang-bayang kebijakan satu anak di Cina pada akhir 1990-an.
Dengan gaya ilustrasi yang lembut dan narasi yang jujur, Huang mengisahkan kehidupan sebagai anak tunggal di sebuah keluarga Tionghoa biasa, di tengah perubahan sosial, tekanan akademik, dan perjalanan menemukan jati diri.
Buku ini dimulai dengan kehidupan Yinfan kecil yang dipanggil "Yinyin" oleh keluarganya di desa Xintian. Di sini, ia merasakan kebebasan dan kehangatan, meski dengan keterbatasan fasilitas. Namun, segalanya berubah ketika keluarganya pindah ke kota metropolitan Guangzhou, menandai awal kehidupan yang lebih terstruktur, asing, dan penuh tuntutan.
Dalam menggambarkan latar tempat dan waktu, Huang berhasil menanamkan konteks sosial-politik Tiongkok era 90-an secara halus namun tajam. Ia menyinggung kebijakan satu anak, standar ketat sistem pendidikan, hingga ritual militerisasi di sekolah.
Setiap latar memiliki nuansa emosional yang kuat, dari pedesaan yang penuh kenangan hingga gedung-gedung beton kota yang dingin dan anonim. Melalui perpindahan ini, pembaca merasakan bagaimana Yinyin mulai mengalami pergeseran identitas dan perasaan keterasingan.
Sebagai memoar grafis, kekuatan utama buku ini terletak pada ilustrasi dan penggunaan warna. Huang memilih palet terbatas yang di dominasi warna kuning hangat, hijau lembut, dan oranye samar yang menciptakan kesan nostalgia dan ketenangan. Gaya gambarnya sederhana, bahkan mungkin terlalu minimalis bagi sebagian pembaca, namun justru itulah yang membuatnya menyentuh, visualisasi yang tidak terlalu bising, tetapi menyampaikan emosi secara halus.
Panel demi panel mengalir seperti cuplikan kenangan, ada yang penuh haru, lucu, getir, bahkan absurd. Salah satu momen yang paling menyentuh adalah ketika Yinyin menemukan jalan ke atap gedung apartemennya, sebuah simbol kecil tentang pencarian ruang pribadi di tengah keterbatasan.
Sebagai anak tunggal, Yinyin hidup dikelilingi harapan dan ekspektasi besar dari orang tua dan guru. Namun, kesepian menjadi teman setia, terutama setelah pindah ke kota di mana ia merasa asing, berbeda dialek, dan sulit berbaur. Memoar ini dengan jujur mengeksplorasi perasaan sebagai seorang anak yang dipuja namun juga sendirian. Ia merindukan permainan, kehangatan nenek, dan waktu luang yang perlahan menghilang akibat tekanan akademik yang semakin tinggi.
Buku ini tidak hanya menceritakan kisah masa kecil, tapi juga memotret bagaimana sistem dan budaya membentuk individu. Misalnya, aturan ketat sekolah seperti larangan mengepang rambut, denda jika kehilangan “syal merah” (sebuah simbol nasionalisme), dan pelatihan militer sebelum masuk SMP. Semua ini menunjukkan betapa seriusnya tekanan yang dialami anak-anak di Cina pada masa itu.
Salah satu kekuatan utama "Yellow Singing Sail" adalah kejujuran naratif. Huang tidak berusaha menjadikan dirinya sebagai pahlawan atau korban. Ia menunjukkan sisi baik dan buruk, momen manis dan pahit, serta refleksi reflektif tanpa menyalahkan. Bahasa narasi yang digunakan juga ringan namun menyentuh, sangat cocok untuk pembaca remaja maupun dewasa muda.
Selain itu, buku ini menawarkan wawasan budaya yang berharga. Bagi pembaca non-Cina, ini adalah jendela yang membuka dunia pendidikan, keluarga, dan kehidupan sehari-hari di Cina daratan yang jarang digambarkan dalam memoar anak-anak. Buku ini cocok untuk dijadikan bahan bacaan lintas budaya di sekolah atau klub buku.
Meski banyak aspek positif, beberapa kelemahan tetap terasa. Struktur cerita yang episodik, terbagi dalam bab-bab kecil dengan tema berbeda membuat alur terasa terputus-putus. Beberapa pembaca mungkin merasa kehilangan kedalaman naratif karena tidak ada konflik besar atau klimaks emosional yang kuat. Selain itu, akhir cerita terasa agak tergesa, tanpa penutupan yang tuntas. Pembaca hanya tahu bahwa Yinfan kemudian pindah ke Amerika pada usia dewasa, namun tidak dijelaskan transisinya secara naratif.
Secara keseluruhan, "Yellow Singing Sail" adalah memoar yang penuh ketulusan, mengajak pembaca menyelami dunia anak tunggal di Tiongkok dengan cara yang personal, lembut, dan penuh refleksi. Meskipun bukan kisah yang dramatis atau penuh konflik, justru dalam keheningan dan keseharian itulah kekuatan buku ini berada.
Memoar ini cocok bagi pembaca yang menyukai kisah-kisah kehidupan yang intim, serta bagi siapa pun yang tertarik memahami pengalaman masa kecil dalam konteks budaya yang berbeda.
Identitas Buku
Judul: Yellow Singing Snail
Penulis: Yinfan Huang
Penerbit: Kids Can Press
Tanggal Terbit: 3 Juni 2025
Tebal: 184 Halaman
Baca Juga
-
Ulasan Buku How to Say Babylon: Membebaskan Diri dari Rantai Patriarkal
-
Ulasan Novel Solito: Kisah Anak Kecil yang Berjuang Menyeberangi Perbatasan
-
Ulasan Novel Your Letter: Kisah Kebaikan Kecil yang Mengubah Dunia Seseorang
-
Ulasan Novel A Magic Deep & Drowning: Cinta, Laut, dan Dosa Masa Lalu
-
Ulasan Novel Please Pay Attention: Suara dan Harapan Seorang Gadis Difabel
Artikel Terkait
Ulasan
-
Pernah Bayangin Hidup Jadi Hewan? 3 Novel China Ini Bahas Reinkarnasi Unik
-
Review Film Believe: Kobaran Cinta Tanah Air
-
Novel The Hen Who Dreamed She Could Fly: Arti Tujuan Hidup dari Seekor Ayam
-
Ulasan Film Gak Nyangka..!!: Komedi tentang Mahasiswa yang Bikin Ngakak!
-
Review Film Apocalypse in the Tropics: Gelapnya Demokrasi yang Terancam
Terkini
-
Anti-Bosan! 5 Rekomendasi Game Offline Android yang Wajib Kamu Coba
-
Review Poco F7: HP dengan Snapdragon 8s Gen 4 dan Storage 512GB Super Lega
-
BRI Super League: Kisah Adam Przybek Cicipi Tantangan Baru di Luar Eropa
-
4 Ide Gaya Kasual Kekinian ala Choi Yoon Ji, Bikin Mood Happy Seharian!
-
Kalahkan BLACKPINK, NCT Dream Raih Trofi Pertama Lagu BTTF di Music Bank