Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Ryan Farizzal
Tangkapan layar poster yang diambil dari trailer film The Fantastic Four: First Steps (youtube.com/Marvel Entertainment)

Akhirnya, setelah penantian panjang dan beberapa kali nyaris bikin fans putus asa, The Fantastic Four: First Steps hadir di layar lebar seluruh Indonesia pada tanggal 23 Juli 2025.

Film ini jadi debut resmi keluarga superhero pertama Marvel di Marvel Cinematic Universe (MCU) Fase 6, dan jujur, ini seperti angin segar di tengah kejenuhan film superhero belakangan ini.

Disutradarai oleh Matt Shakman, film ini membawa nuansa retro-futuristik ala 1960-an yang bikin mata betah, ditambah chemistry para pemain yang bikin cerita terasa hidup. Dengan durasi 1 jam 55 menit, film ini nggak cuma menghibur, tapi juga punya hati. Yuk, langsung simak ulasan berikut!

The Fantastic Four: First Steps nggak buang-buang waktu buat ceritain asal-usul Reed Richards (Pedro Pascal), Sue Storm (Vanessa Kirby), Johnny Storm (Joseph Quinn), dan Ben Grimm (Ebon Moss-Bachrach).

Alih-alih ulang cerita klise soal kecelakaan radiasi kosmik, film ini langsung ngegas dengan memperkenalkan mereka sebagai tim yang udah eksis dan dikenal di semesta alternatif Earth-828.

Ceritanya fokus pada dinamika keluarga mereka sambil menghadapi ancaman kosmik besar: Galactus (Ralph Ineson), entitas pemakan planet, dan Silver Surfer (Julia Garner) sebagai herald-nya yang misterius.

Hal yang bikin cerita ini beda adalah pendekatan intimnya. Film ini nggak cuma soal aksi super akrobatik, tapi juga tentang hubungan antarkarakter. Sue yang lagi hamil bikin taruhan emosional makin tinggi—bayangin, seorang superhero hamil harus melindungi Bumi dari monster kosmik!

Ini memberikan lapisan baru yang bikin seluruh penonton termasuk aku peduli sama nasib mereka. Konfliknya juga nggak cuma soal membasmi musuh, tapi bagaimana mereka menjaga keharmonisan keluarga di tengah tekanan.

Meski beberapa penggemar bilang plotnya agak mudah ditebak, elemen drama keluarga ini bikin film terasa lebih manusiawi dibandingkan blockbuster superhero pada umumnya.

Review Film The Fantastic Four: First Steps

Tangkapan layar salah satu adegan di trailer film The Fantastic Four: First Steps (youtube.com/Marvel Entertainment)

Kerennya First Steps nggak lepas dari jajaran pemainnya yang bertabur bintang. Pedro Pascal sebagai Reed Richards alias Mister Fantastic benar-benar mencuri perhatian.

Dia nggak cuma pintar memerankan karakter ilmuwan jenius, tapi juga membawa sisi hangat sebagai pemimpin keluarga. Vanessa Kirby sebagai Sue Storm alias Invisible Woman juga nggak kalah ciamik, memberi performa yang kuat tapi lembut, apalagi dengan tambahan elemen kehamilannya yang bikin karakternya makin kompleks.

Joseph Quinn sebagai Johnny Storm alias Human Torch bawa energi flamboyan yang pas, tapi nggak lebay seperti versi playboy di film sebelumnya.

Dan Ebon Moss-Bachrach? The Thing-nya benar-benar steal the show! Dengan CGI yang mulus dan akting motion-capture yang top, dia bikin Ben Grimm terasa relatable meski badannya batu.

Ralph Ineson sebagai Galactus juga nggak main-main. Suaranya yang dalam bikin ancaman kosmik ini terasa nyata dan mengerikan.

Julia Garner sebagai Silver Surfer versi Shalla-Bal juga bawa sesuatu yang baru—karakternya misterius, tapi punya kedalaman emosional yang bikin kita pengin tahu lebih banyak.

Pemain pendukung seperti Paul Walter Hauser sebagai Mole Man, Natasha Lyonne, dan John Malkovich juga nambah warna, meski peran mereka belum terlalu dieksplor di film ini.

Visual First Steps adalah salah satu kekuatan utamanya. Latar retro-futuristik ala 1960-an, dengan gedung Baxter yang megah dan mobil terbang ala The Jetsons, bikin dunia ini terasa unik di antara film MCU lain. Efek CGI, terutama buat The Thing dan Human Torch, terlihat mulus dan nggak kaku.

Sinematografi oleh Jess Hall bikin setiap frame terasa hidup, apalagi pas adegan luar angkasa yang megah. Michael Giacchino, komposer langganan Marvel, lagi-lagi bikin score yang ikonik. Tema utamanya yang “jaunty” dan penuh optimisme bikin kita ngerasa kayak lagi nonton petualangan luar angkasa yang epik.

Ada banyak hal yang bikin First Steps layak dipuji. Pertama, pendekatan yang skip origin story bikin film ini langsung to the point dan nggak ngebosenin. Chemistry para pemain, apalagi dinamika keluarga, bikin cerita terasa hangat dan relatable.

Visual retro-futuristik dan musiknya juga jadi nilai plus yang bikin film ini standout. Kritikus di Rotten Tomatoes bahkan ngasih rating 85% dari 137 ulasan, dengan banyak yang bilang film ini “shines on the big screen” karena chemistry pemain dan score-nya yang memorable.

Tapi, nggak ada film yang sempurna. Menurutku sih, ceritanya agak biasa dan kurang emosional di beberapa bagian. Aksi heroiknya juga namun kurang seimbang sama elemen drama keluarganya.

Buat yang berharap konflik antar karakter lebih dalam atau plot twist yang mind-blowing, mungkin bakal sedikit kecewa. Tapi, buat film pembuka Fase 6 MCU, First Steps udah berhasil bangun fondasi yang kuat.

The Fantastic Four: First Steps adalah reboot yang berhasil menghidupkan kembali tim superhero legendaris Marvel dengan cara yang segar dan menyenangkan. Dengan gaya visual yang memikat, akting yang kuat, dan cerita yang fokus pada keluarga, film ini jadi langkah awal yang solid buat Fase 6 MCU.

Meski ada sedikit kekurangan di plot dan keseimbangan aksi, pesona para karakter dan dunia retro-futuristiknya bikin film ini worth to watch, apalagi di layar IMAX. Prediksi box office yang menargetkan debut global 190-210 juta dolar AS (sekitar Rp 3-3,4 triliun) juga nunjukin antusiasme besar dari penonton.

Jadi, siapin popcorn dan ajak temen atau keluarga buat nonton The Fantastic Four: First Steps. Ini bukan cuma film superhero biasa, tapi juga cerita tentang keluarga yang berjuang bareng di tengah ancaman kosmik. Buat fans Marvel atau yang cuma pengin hiburan seru, film ini layak banget masuk watchlist kamu!

Rating dari aku: 9/10 kare a keren parah gila, visual, alur cerita dan power char-nya bener-bener gokil. Jangan lupa stay sampai post-credit scene, ya! Ada kejutan yang bikin kamu nggak sabar nunggu sekuelnya.

Ryan Farizzal