Terkadang, ada saat-saat di mana semuanya terasa melelahkan. Semua hal seolah tidak berjalan sesuai dengan keinginan kita, dan perasaan itu membuat kita bingung, bahkan tak tahu harus bersikap seperti apa.
Ketika melalui masa-masa itu, kalian pasti membutuhkan sebuah motivasi untuk menghadirkan rasa tenang. Oleh sebab itu, buku When You're Ready, This Is How You Heal akan cocok untuk dibaca.
Karya Brianna Wiest ini bukan sekadar kumpulan kata indah, tapi juga panduan yang terasa tulus, pelan-pelan memeluk kita di masa sulit. Bahkan dari awal, kamu akan merasakan betapa Brianna menulis dengan hati.
Di buku ini dijelaskan bahwa kita tidak perlu memkasakan diri untuk segera pulih dari rasa sakit. Tapi kita seperti diminta untuk istirahat sejenak sambil belajar pelan-pelan untuk menerima semua itu.
Ia paham bahwa penyembuhan bukan soal cepat-cepatan, tapi proses panjang yang melibatkan tubuh, pikiran, dan jiwa.
Buku ini juga penuh dengan wawasan mendalam yang masih mudah dipahami. Meskipun Wiest menulis dengan nada yang tenang, tapi rasa takut tetap ada. Ia berbicara tentang bagaimana penyembuhan bukan berarti menghapus rasa sakit, melainkan berdamai dengannya.
Ia mengajak kita untuk melihat luka sebagai bagian dari pertumbuhan, bukan kegagalan. Dia juga berbagi latihan reflektif, ide meditasi, dan cara merawat diri yang praktis tapi penuh makna.
Satu hal yang mungkin akan banyak pembaca sukai dari buku ini adalah bagaimana caranya untuk membuat kita merasa dilihat. Tidak ada kalimat yang membuat kamu merasa “kurang” atau “salah.”.
Sebaliknya, buku ini mengajak kita untuk memahami bahwa kita hanya perlu berjalan pelan untuk pulih dari keterpurukan. Apalagi dengan bahasa yang lembut, pembaca seperti merasa di ajak untuk ngobrol dari hati ke hati. Tidak ada kalimat yang menggurui.
Tidak hanya itu, buku ini semacam memberi ruang tersendiri untuk kita merenung. Ruang untuk merasa. Ruang untuk diam sejenak dan menyadari bahwa luka tidak harus disembuhkan dengan terburu-buru.
Kalimat ini sangat terasa menyentuh dan penuh empati, sangat menggambarkan bagaimana waktu jeda menjadi masuk ke dalam rangkaian proses penyembuhan.
Rasanya seperti pelukan hangat dari seseorang yang mengerti, bahwa tak apa berhenti sejenak, mengambil napas, dan mengakui rasa lelah kita.
Buku ini tidak menuntut kita untuk langsung bangkit dari rasa sakit, tapi membiarkan kita untuk merasakan kesedihan itu terlebih dulu. Dengan begitu, kita akan merasa bahwa kita tidak sendirian.
Dalam dunia yang serba cepat, pesan seperti ini begitu menenangkan, bahwa perjalanan penyembuhan tidak harus terburu-buru, dan bahwa luka adalah bagian dari menjadi manusia. Kita diberi waktu untuk menyembuhkan diri sesuai dengan alur kita sendiri.
Tapi sebenarnya, kesiapan itu bukanlah itik awal, melainkan bagian dari proses. Dan dari situ, kita bisa merasa bahwa judul buku ini terasa begitu pas.
Ia mengajak kita untuk jujur pada diri sendiri, menerima emosi yang ada, dan merawat diri dengan cinta.
Intinya, buku ini pas banget buat siapa pun yang sedang mencoba mengenal diri sendiri, menyembuhkan luka batin, atau sekadar ingin merasa dipahami sambil diam dan merenung.
Mungkin kamu belum sepenuhnya siap hari ini, tapi ketika waktu itu datang, buku ini akan jadi sahabat yang lembut dan setia.
Jika kamu sedang dalam masa transisi, sedang mencoba bangkit dari luka, atau bahkan hanya ingin memahami dirimu lebih dalam, buku ini bisa jadi pelukan hangat yang kamu butuhkan.
Baca Juga
-
3 Rekomendasi Buku Ilustrasi Korea yang Bisa Menginspirasi Imajinasi Anak
-
Ulasan Novel Out of a Jar: Belajar Melepaskan Emosi Melalui Buku Anak
-
Belajar Merasa Cukup dengan Apa yang Kita Punya Lewat Buku Everything You'll Ever Need
-
Merangkul Luka untuk Menemukan Kekuatan di Buku The Strength In Our Scars
-
Seru! Belajar Sejarah Sampah di Buku Plastic: Past, Present, and Future
Artikel Terkait
-
Ketika Lembur Dianggap Loyal, Krisis Diam-Diam Dunia Kerja
-
Ulasan Novel Out of a Jar: Belajar Melepaskan Emosi Melalui Buku Anak
-
Hasil Pemeriksaan Psikologi Forensik Kematian Diplomat Arya Daru Pangayunan
-
Belajar Merasa Cukup dengan Apa yang Kita Punya Lewat Buku Everything You'll Ever Need
-
Seru! Belajar Sejarah Sampah di Buku Plastic: Past, Present, and Future
Ulasan
-
3 Rekomendasi Buku Ilustrasi Korea yang Bisa Menginspirasi Imajinasi Anak
-
Review Film Cloud: Dunia Digital yang Menelan Kemanusiaan
-
Menelusuri Jejak Mimpi dalam Novel Unforgotten Dream
-
Ulasan Novel Making Friends Can be Murder: Persahabatan yang Berujung Maut
-
Justin Bieber 'Love Yourself': Cintai Diri dengan Menjauh dari Pacar Toksik
Terkini
-
3 Rekomendasi Tinted Lip Balm Brand Lokal Mulai dari 50 Ribuan, Wajib Coba!
-
Gagal Raih Gelar AFF Cup U-23, Nasib Gerald Vanenburg di Timnas Masih Aman?
-
Review Asus Expertbook P3: Laptop Tangguh, Tahan Air dan Banting
-
Menyelami 4 Lokasi Syuting Film Sore: Cinematic Abis!
-
4 Pole Position tapi Tak Pernah Menang, Fabio Quartararo Risih Dikritik