Radikus Makankakus merupakan buku karya Raditya Dika yang diterbitkan oleh Gagas Media pada tahun 2017 untuk edisi revisi. Novel dengan jumlah 218 ini mengusung genres comedy, Indonesian literature, humor, young adult, drama, novels, dan fiction.
Membaca buku bergenre komedi memiliki banyak fungsi, yaitu dapat mengurangi stres dan beban pikiran, meningkatkan suasana hati, membantu melihat masalah dari sudut pandang ringan, dan sebagai selingan dari bacaan berat. Tentunya masih banyak fungsi lainnya, namun itu adalah beberapa fungsi yang berpengaruh terhadap diri kita.
Raditya Dika terkenal dengan buku-buku bergenre komedi personal dan kisah sehari-hari yang diambil dari pengalaman hidupnya sendiri. Salah satunya adalah Radikus Makankakus. Buku ini adalah buku ketiga karya Raditya Dika (setelah Kambingjantan dan Cinta Brontosaurus) yang berisi pengalaman-pengalaman pribadi Raditya Dika sendiri yang bego, tolol, dan cenderung ajaib.
Ada 17 kisah pengalaman Raditya Dika yang membuat tertawa. Awalnya, penulis menceritakan mengenai dirinya yang melakukan penelitian menjadi badut. Keseharian Dika menjadi badut membuat pembaca ikut merasakan malu dan tergelitik lucu membayangkannya. Apalagi, Dika menambahkan beberapa bukti gambar saat dirinya melakukan penelitian menjadi badut, seperti badut kayang, badut foto bersama anak kecil, dan badut naik angkot.
Ada juga kisah Dika yang bertemu dengan teman lama bernama Toni di perkuliahan. Awalnya semua berjalan baik-baik saja dan mereka bernostalgia masa-masa sekolah. Namun, kejadian tak terduga yang membuat Dika ngeri sendiri setelah mendengarnya jare Toni memiliki kepribadian tiga! Bagian Dika yang didatangi Toni di rumahnya membuat tawa pecah seketika.
Selain itu, ada Dika dan ketiga temannya yang awalnya memiliki teman baru dari NTB. Di awal, mereka saling menggosipkan bagaimana sosok Mbip dari NTB tersebut. Kepolosan Mbip mengundang murid-murid untuk mengajari yang tidak-tidak pada Mbip. Sayangnya, Mbip sadar bahwa mereka dipermainkan oleh teman-temannya sehingga Mbip melakukan aksi kaburnya karena tidak tahan berada di sekolah.
Hal tersebut membuat Dika dan ketiga temannya mendapat karma karena selama ini mereka ikut andil mempermainkan Mbip dan tertawa ketika Mbip melakukan sesuatu yang tidak-tidak atas suruhan temannya. Sampai usia mereka dewasa, Mbip masih belum kembali dan keempat orang tersebut masih mendapat karma.
Masih banyak kisah-kisah lucu di luar nalar pada buku ini. Untuk mengetahui kisah-kisah lucu Dika, kamu bisa membacanya di buku Radikus Makankakus karya Raditya Dika.
Gaya penulisan Raditya Dika memiliki ciri khas, yaitu menggunakan bahasa gaul dan santai sehingga mudah dipahami terasa dekat dengan pembaca. Kisah-kisah pada buku ini memadukan pengalaman pribadinya dengan humor di luar dugaan yang mengundang tawa dan mengandung sedikit makna kehidupan.
Judul-judul yang dibuat oleh Raditya Dika selalu unik tapi aneh. Keanehan itulah yang membuat buku-bukunya unik dan laris dibaca oleh masyarakat. Memang, judul-judul yang nyentrik dan tidak bisa akan membuat pembaca penasaran dengan isi dari bukunya.
Dari sekian banyak kisah di buku ini, yang paling saya suka adalah bagian terakhir dengan kisah berjudul "Bukan Binatang Biasa". Benar yang dikatakan Raditya Dika bahwa salah masuk jurusan, bisa-bisa salah jalan hidup. Namun, sebenarnya jalan hidup tidak selalu mutlak ditentukan oleh jurusan yang diambil, masih ada ruang untuk belajar, beradaptasi, dan menemukan peluang baru di luar jalur akademis yang ditempuh.
Dorongan bagi pembaca yang sedang berjuang untuk SPMB juga ada. Berikut adalah kalimatnya. SPMB itu sendiri seperti hutan yang penuh binatang buas, siap menerkam satu sama lain. Untuk tembus SPMB, kita harus menjadi lebih dari binatang biasa, bukan binatang biasa.
Sayangnya, saya menemukan typo di buku ini, yaitu Kwin Kian Gie yang seharusnya ditulis Kwik Kian Gie. Mungkin, hanya itu yang saya temukan.
Secara keseluruhan, buku layak dibaca oleh pembaca dengan segala usia, terkhusus bagi pembaca yang butuh hiburan. Kombinasi kejujuran, komedi, dan gaya bercerita yang ringan inilah yang membuat karya Raditya Dika berbeda dari penulis komedi lainnya.
Baca Juga
- 
                      
              Ulasan Novel Bukan Nikah Biasa: Rasa Nyaman yang Tak Tergantikan
- 
                      
              Ulasan Novel Jogja Jelang Senja: Berbeda dalam Doa, Menang dengan Keyakinan
- 
                      
              Ulasan Novel Oregades: Pilihan Pembunuh Bayaran, Bertarung atau Mati
- 
                      
              Ulasan Novel Take Me for Granted: Menemukan Rasa Bahagia di Antara Luka
- 
                      
              Ulasan Buku Kepada yang Patah: Pulih terhadap Luka yang Ditinggalkan
Artikel Terkait
Ulasan
- 
                      
              Murah tapi Ngebut! Ini 7 HP Xiaomi dan Poco 2025 yang Paling Worth It
- 
                      
              Review Anime Umamusume: Pretty Derby Season 2, Menghadapi Badai Cedera
- 
                      
              Review Film Tron: Ares, Membawa Aksi Digital ke Level Tingkat Baru!
- 
                      
              Review Film Black Phone 2: Lebih Gelap, Lebih Sadis dan Lebih Menyeramkan!
- 
                      
              Review Film Murder Report: Wawancara Gila Menguji Batas Akal dan Nurani
Terkini
- 
           
                            
                    
              Netflix Rilis Trailer Stranger Things 5: Vecna Kembali, Apa yang Terjadi?
- 
           
                            
                    
              Perceraian Mencuat: Benarkah Angkanya Melonjak dan Gugatan Didominasi Istri?
- 
           
                            
                    
              Abaikan Na Daehoon, Wanda Hara Disebut Tak Punya Attitude
- 
           
                            
                    
              Gaya Chic nan Effortless! Ini 4 Cara Cho Jun Young Main Layering Outfit
- 
           
                            
                    
              Warner Bros. Umumkan Proyek Film Hello Kitty Terbaru, Rilis Tahun 2028