Switched Off merupakan novel karya Abigail Sirait yang diterbitkan oleh Stiletto Indie Books pada tahun 2019. Novel ini memiliki 191 halaman dan mengangkat tema mengenai perempuan, khususnya perempuan modern di Indonesia.
Kelemahan yang kerap dimiliki para perempuan adalah sifatnya yang selalu yakin untuk bisa mengubah seseorang. Sifat yang mungkin terlihat penuh penghayatan atau optimis itu pada akhirnya sering berujung pada rasa frustasi, karena orang yang diharapkan nya tidak kunjung berubah. Alih-alih mengubah pasangan hidupnya, para perempuan tersebut tidak jarang kemudian menjadi korban kekerasan, baik finansial, verbal atau bahkan fisik. Itu yang dikatakan Abigail Sirait pada pengantar novelnya.
Novel ini menceritakan tentang Asmara, seorang gadis yang usianya menjelang 30 tahun. Di usianya yang sudah lebih dari cukup untuk menikah, Asmara juga tengah mencari teman hidupnya. Ia kemudian bertemu dengan Rico, pendatang baru gereja yang sering Asmara kunjungi.
Asmara tidak menyangka bahwa Rico, pendatang baru yang memikat banyak gadis gereja mengajaknya berbicara. Tidak dipungkiri bahwa Asmara senang karena Rico lebih tertarik dengannya daripada gadis-gadis gereja yang lebih cantik itu.
Rico melihat Asmara sebagai pasangan hidup yang sepadan untuknya. Dia dengan semangat memberitahukan rencana-rencana masa depan mereka. Usianya yang matang dan mapan, Rico percaya diri bahwa Asmara memang pasangan yang tepat. Sebenarnya, Rico lebih dari mapan. Dia meneruskan usaha kebun sawit milik Ayahnya dan semakin berkembang menjadi banyak cabang.
Belakangan, Asmara mendapati Rico seperti memiliki kecenderungan untuk melakukan kekerasan fisik. Awalnya, Rico tidak menyukai ketika Asmara menolak rencananya dan Rico mengeluarkan sumpah serapah pada Asmara. Lalu, semakin hari semakin berganti menjadi kekerasan fisik.
Seumur hidupnya, Asmara tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti ini. Bahkan, Bapak yang biasanya bersikap tegas pada Asmara, tidak sampai hati melakukan kekerasan pada anak-anaknya. Dan, mengapa laki-laki itu melakukan kekerasan pada seorang anak yang dijaga sepenuh hati oleh orang tuanya?
Asmara bimbang. Apakah benar, keputusannya menjalani hidup bersama Rico adalah hal yang tidak akan dia sesali setelah semua perlakuan yang dialami Asmara? Bagaimana dengan Bram? Seseorang yang pernah mengisi hatinya itu datang kepada Asmara lagi.
Untuk mengetahui kelanjutan dari cerita Asmara, kamu bisa membacanya di novel Switched Off karya Abigail Sirait.
Permasalahan karakter Asmara dalam novel ini menggambarkan perempuan-perempuan di luar sana yang tidak berdaya mendapati kekerasan yang dilakukan oleh pasangan. Pada umumnya, perempuan lebih suka menghindari konflik daripada jujur dengan perasaannya sendiri dan mendengar suara hatinya.
Penulis menggambarkan Asmara sebagai kenaifan-kenaifan perempuan pada umumnya, khususnya ketika hendak mengambil keputusan akan calon pasangan hidupnya dan terjebak pada pemahamannya tentang keimanannya sendiri.
Membawakan cerita yang terinspirasi dari perempuan modern Indonesia, penulis berhasil menciptakan karya yang indah dengan tujuan suara untuk perempuan modern Indonesia. Novel ini seakan menyadarkan perempuan untuk selalu jujur terhadap diri sendiri tanpa membohongi perasaan demi orang lain.
Alur cerita mengalir sangat baik. Gaya bahasa juga mudah dipahami. Namun, ada beberapa bahasa Batak yang mungkin bagi pembaca luar Sumatera Utara akan sulit memahaminya karena ada beberapa yang tidak dijelaskan arti dari kalimat atau kata tersebut.
Berlatar tempat di Sumatera Utara, pembaca jadi mengetahui adat istiadat mereka saat upacara pernikahan diadakan. Ini menambah pengetahuan akan budaya Indonesia yang masih dilestarikan.
Secara keseluruhan, novel ini memiliki makna mendalam untuk perempuan di luar sana. Bagi pembaca yang sedang atau pernah mengalami kejadian seperti Asmara, selalu ingat bahwa keluar dari hubungan beracun seperti itu bukan berarti lemah atau aib, melainkan itu adalah tanda keberanian memilih untuk hidup. Jangan biarkan orang tidak waras menghancurkan hidupmu, selalu ingat bahwa kamu adalah pemeran utama dalam hidupmu, bukan dia, apalagi mereka.
Baca Juga
-
Ulasan Novel Metaworld: Petualangan Menantang Mencari Batu Tazer
-
Ulasan Buku Radikus Makankakus: Pengalaman Pribadi Dibalut Komedi
-
Ulasan Novel Cermin-Cermin Impian: Dua Jiwa Berjanji, Melangkah Seirama
-
Ulasan Novel Untold: Kejujuran yang Tak Pernah Dibagi
-
Gadis Konyol dan Penuh Humor dalam Novel Olga: Leukemia Kemping
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Together: Ngerinya Body Horror yang Melekat hingga ke Tulang
-
Ulasan Novel One Golden Summer: Kisah Cinta yang Tumbuh dari Musim Panas
-
Ulasan Novel The Good Liar: Topeng Kebaikan di Lembah Para Pendusta
-
Review Film Speak No Evil, Sikap Diam yang Memberikan Masalah Baru
-
Ulasan Buku Strategi Najmah: Ketika Madrasah Tumbuh di Tangan yang Tepat
Terkini
-
Tayang Agustus, Akting Jun So Min di Film Only God Knows Everything Tuai Pujian
-
Erick Thohir Puji Fighting Spirit Arkhan Fikri, Janjikan Bantuan Recovery?
-
3 Nama Pelatih yang Bisa Gantikan Gerald Vanenburg di Ajang Sea Games 2025
-
PPAD Jenguk Puluhan Purnawirawan TNI AD di RSPAD: Bentuk Perhatian di HUT ke-22
-
Semarak Perlombaan dan Talenta Singa di Perayaan Hari Anak Nasional 2025 Karawang