Setiap orang memiliki luka masa lalu yang tidak selalu indah untuk dikenang. Namun, menyimpan luka hanya akan membuat langkah terasa berat. Berdamai dengan masa lalu berarti menerima kenyataan tanpa harus terjebak di dalamnya.
Saat hati mampu melepaskan beban, masa lalu tidak lagi menjadi rantai, melainkan pijakan untuk menjadi lebih kuat. Pernyataan ini sejalan dengan isi dari novel karya Nureesh Vhalega.
Take Me for Granted merupakan novel karya Nureesh Vhalega yang diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo pada tahun 2018. Novel ini berjumlah 216 halaman dan mengusung genre romance dan chick lit.
Novel ini bercerita tentang Fathan dan Ellya yang sudah berpacaran selama tujuh tahun. Fathan merasa sudah cukup pantas untuk melamar Ellya.
Namun, lamaran itu ternyata membuat Ellya terkejut. Perempuan yang amat menyukai bintang ini pun meminta waktu untuk memikirkan jawaban. Bayang-bayang masa lalu masih mencengkeram hati Ellya.
Memikirkan Fathan melamarnya membuat Ellya memikirkan masa lalu yang merubah hidup keluarganya. Dia tdak ingin membuka luka masa lalu yang telah menyakitinya dan keluarga. Ingatan Ellya kembali pada pertemuan pertamanya dengan Fathan.
Saat itu, Ellya sedang menunggu Disha yang sedang pergi ke kamar mandi. Disha menyuruhnya menunggu kakak laki-laki yang akan datang menjemput mereka dan menitipkan tas mahalnya pada Ellya.
Ketika seorang laki-laki menunjuk tas mahal tersebut sebagai tas milik adiknya, Ellya berusaha menjelaskan bahwa tas ini memang milik temannya dan temannya menitipkan tas itu padanya.
Tak disangka, kakak laki-laki temannya kini berstatus menjadi pacarnya. Menurut Fathan, Ellya waktu itu lucu karena gelagatnya seperti orang yang tertangkap basah padahal Fathan hanya mengatakan bahwa tas itu milik adiknya, Disha.
Jarak usia Fathan dan Ellya tidak terlalu jauh, yaitu beda enam tahun. Disha bahkan merestui terang-terangan hubungan antara teman dekat dan kakak laki-lakinya. Fathan memang baik, tampan, sabar, dan mapan.
Kelemahannya hanya satu, laki-laki terlalu ketat menyeleksi makanan yang masuk ke dalam tubuhnya. Sebut saja penggila makanan sehat. Tapi, itu tidak menjadi masalah sampai membuat Ellya belum memberikan jawaban lamaran Fathan.
Sebelum Fathan melamar, hubungan keduanya baik-baik saja. Tapi, kenapa saat Fathan menunjukkan niat seriusnya pada Ellya malah membuat hubungan mereka di ambang perpisahan?
Sebenarnya apa yang terjadi pada Ellya sampai memerlukan waktu untuk menjawab lamarannya? Apakah Fathan akan menyerah lantaran Ellya tidak segera memberikan jawabannya?
Untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas, kamu dapat membacanya di novel Take Me for Granted karya Nureesh Vhalega.
Kalau ditanya apakah saya merupakan salah satu pembaca yang ikut gemas dengan kebimbangan Ellya, maka jawabannya adalah iya. Tapi, saya juga memaklumi bagaimana rasa trauma yang dialami Ellya walaupun saya tidak mengalaminya.
Sorotan utama dalam novel ini adalah perjalanan batin seorang perempuan yang hidup di persimpangan antara harapan masa depan dan jeratan kenangan kelam yang masih belum selesai. Penulis dengan baik menguak lapisan luka lama, seperti trauma keluarga dan pengalaman kehilangan.
Alur yang dipakai penulis adalah alur maju-mundur (flashback) untuk meperlihatkan kebahagian yang timbul sewaktu mereka menjalin hubungan. Penulis juga menggunakan sudut pandang pertama, yaitu dari sisi Ellya. Pembaca jadi bisa tahu apa yang dirasakan Ellya sampai menggantungkan lamaran Fathan.
Novel ini termasuk novel yang kompleks menurut saya. Pertemanan Disha dan Ellya yang membuat saya iri dan hubungan manis yang dijalani Ellya dan Fathan. Menurut pendapat saya, Fathan bisa dinobatkan sebagai tokoh laki-laki yang green flag dan penyabar.
Bagi teman-teman yang sedang mencari novel ringan dengan bumbu manis dan kehangatan, jangan lupa untuk membaca novel yang satu ini dan temukan pesan yang terkandung dalam novel ini dengan hati yang bahagia.
Baca Juga
-
Ulasan Buku Kepada yang Patah: Pulih terhadap Luka yang Ditinggalkan
-
Ulasan Novel Mayday, Mayday: Berani untuk Berdiri Setelah Apa yang Terjadi
-
Ulasan Novel Three Sisters: Perempuan di Pasca-Revolusi Kebudayaan Tiongkok
-
Kalau Cari Uang Jangan Jadi Guru, Benarkah Sesederhana Itu?
-
Ulasan Novel Sorge: Memberi Ruang untuk Mendengar Suara Hati
Artikel Terkait
-
Tak Cuma Horor, Ini 9 Film Adaptasi Stephen King dengan Rating Tertinggi Sepanjang Masa!
-
Ulasan Novel Mangsa (Prey), Ancaman Kematian di Belantara Montana
-
11 Tahun Berjalan, Light Novel Tensura akan Segera Tamat di Volume 23
-
Novel Kenangan Kematian (Sparkling Cyanide), Misteri Dua Pembunuhan Beracun
-
Apakah Sahabat Bisa Jadi Cinta? Jawaban Umi Astuti dalam To Be Loved Up
Ulasan
-
Review Film Dia Bukan Ibu: Saat Teror Bukan dari Hantu, tapi dari Orang Terdekat di Rumah
-
Buaian Coffee Jogja: Kisah 'Rumah' Hangat yang Lahir dari Ruang Kosong di Gang Sempit
-
Review Film One Battle After Another: Pusaran Dendam yang Nggak Pernah Padam
-
Review Film Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung: Sekuel Kocak yang Bikin Penonton Ngakak!
-
Ulasan Novel Mangsa (Prey), Ancaman Kematian di Belantara Montana
Terkini
-
Tak Banyak Polah, Calvin Verdonk Balas Cemoohan Fans Lille dengan Cara Berkelas
-
Profil dan Perjalanan Cinta Irma Kartika Anggreani, Sosok di Balik Gugatan Cerai Bedu
-
18 Tahun Jadi Misteri, Ariel NOAH Bongkar Identitas 'Sally' yang Bikin Fans Penasaran
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
'Kebak Tanpa Luber', Filosofi Unik di Balik Pasar Lawas Mataram yang Menginspirasi