Ada pepatah lama yang bilang, “Pernikahan bukan penyatuan dua insan, tapi dua dunia.” Dan dunia, seperti yang kita tahu, nggak selalu mudah dipersatukan. Di sinilah Film Menuju Pelaminan berdiri dengan gagah, sebagai gambaran dari begitu banyak kisah di negeri ini. Kisah tentang cinta yang ingin sederhana, tapi harus melewati jalan panjang bernama keluarga, adat, dan gengsi.
Disutradarai Yuda Kurniawan, dengan naskah yang hangat dari Husein M. Atmojo, film yang rilis bioskop sejak 16 Oktober 2025 ini menghadirkan Bhisma Mulia sebagai Fajar Prawiro dan Maizura sebagai Rahma Mineli. Dua sosok muda yang ingin menikah dengan penuh cinta, tapi ternyata cinta saja nggak cukup untuk menembus tembok kebiasaan dan adat yang mengikat mereka.
Kisahnya Bikin Penasaran Deh, Kepoin Yuk!
Film dari Rekam Films ini mengisahkan Fajar, lelaki Jawa dari keluarga sederhana di Yogyakarta. Dia mencintai Rahma Mineli, gadis Minang dari Pariaman, Sumatera Barat.
Hubungan mereka tampak hangat dan tulus. Namun, ketika pembicaraan mulai mengarah pada pernikahan, tiba-tiba cinta yang lembut itu harus diuji kenyataan dari dua keluarga dengan cara pandang berbeda tentang ‘bagaimana seharusnya pernikahan dijalankan’.
Keluarga Rahma membawa kebanggaan adat Minangkabau, dengan tradisi, tata cara, dan hierarki sosial yang kuat. Sementara keluarga Fajar, dengan latar Jawa, percaya bahwa pernikahan adalah soal kesederhanaan dan kesepakatan hati. Dua pandangan yang sama-sama benar, tapi juga sama-sama keras kepala.
Dalam perjalanan panjang menuju hari akad, film ini membawa kita menyaksikan banyak hal. Mulai dari keributan kecil di meja keluarga, isyarat diam yang menyimpan luka, ego yang lebih tinggi dari doa, serta cinta yang perlahan harus menunduk demi menghormati adat.
Serumit Itu Dua Cara Pandang Budaya tentang Cinta
Film Menuju Pelaminan menelanjangi kenyataan yang sering kita hindari, bahwa di Indonesia, pernikahan bukan sekadar tentang dua orang yang saling mencintai, melainkan tentang dua keluarga yang saling menilai. Dan ketika dua budaya besar bertemu (Jawa dan Minang) film ini nggak memihak pada siapa pun. Lebih pada memperlihatkan semuanya dengan jujur.
Bagi keluarganya Rahma (Minang), cinta harus berpijak pada adat; perempuan adalah kebanggaan, pernikahan adalah urusan kaum, bukan hanya individu. Sedangkan bagi keluarganya Fajar (Jawa), cinta adalah perkara pribadi, cukup restu orang tua dan niat yang tulus.
Dua nilai ini bertabrakan seperti ombak dan karang. Nggak saling hancur, tapi juga nggak pernah sepenuhnya menyatu. Dan di tengahnya, Fajar dan Rahma mencoba bertahan, berjuang agar cinta mereka nggak tenggelam di antara suara para tetua yang merasa lebih tahu arti kebahagiaan.
Related Banget, Kan?
Film ini terasa begitu dekat karena memotret sesuatu yang kita lihat setiap hari, tapi jarang dibicarakan dengan jujur, yakni ego keluarga.
Semua orang bilang mereka hanya ingin yang terbaik untuk anaknya. Sayangnya, ‘yang terbaik’ itu sering kali adalah cerminan dari ambisi mereka sendiri.
Ada adegan kecil yang begitu kuat, ketika ibu Rahma menolak konsep pernikahan sederhana yang diusulkan keluarga Fajar. “Kami punya adat, Nak. Nggak bisa seenaknya begitu,” katanya dengan suara tenang tapi dibalut tekanan. Di sisi lain, ayah Fajar menahan napas panjang, merasa martabatnya seolah-olah dipertanyakan.
Adegan seperti itu mungkin sederhana, tapi begitu memukul hati penonton deh. Karena betapa banyak di antara kita yang pernah melihat cinta hancur bukan karena perselingkuhan atau kurangnya rasa, tapi karena perbedaan cara pandang dua keluarga yang sama-sama ingin benar.
Haruskah Sinefil Nonton?
Film ini seharusnya ditonton bukan hanya sama pasangan yang akan menikah, tapi juga orang tua di seluruh penjuru negeri. Karena Film Menuju Pelaminan mengajarkan bahwa cinta anak nggak harus selalu mengikuti garis pikir keluarga.
Dalam budaya kita, terlalu banyak cinta yang gagal bukan karena kurang restu, tapi karena restu itu dijadikan senjata. Dan film ini, dengan segala kelembutannya, berani menyampaikan pesan itu tanpa harus teriak julid ke sinefil.
Yup! Kalau cinta adalah perjalanan, maka ‘Menuju Pelaminan’ adalah peta yang jujur menuju bahagia dengan ujiannya. Sayang banget deh kalau Sobat Yoursay yang ngakunya sinefil nggak nonton film keren ini.
Baca Juga
-
Lagi Viral! Dirty Vote II o3 Rilis di YouTube dan Bongkar Oligarki
-
Review Film Good News: Lucu, Getir, dan Terlalu Jujur
-
Film Jangan Panggil Mama Kafir, Bikin Mikir Beratnya Cinta Lintas Agama
-
Mengejutkan! Rachel Amanda Stand-Up dalam Film Suka Duka Tawa
-
Review Film Vicious: Saat Kesunyian Membunuhmu Perlahan
Artikel Terkait
-
Tak Hanya Season 3, Anime The Apothecary Diaries Siap Rilis Film Orisinal
-
Sinopsis Troll 2, Bangkitnya Raksasa Ciptakan Petualangan Baru yang Lebih Menegangkan
-
Sinopsis Film Kuncen: Misi Berbahaya Mencari Juru Kunci Baru di Merbabu
-
Jadi Zombi di Film Abadi Nan Jaya, Fisik Dimas Anggara Terkuras Habis
-
Fakta Menarik Film Sentimental Value, Dapat 19 Menit Tepuk Tangan di Festival Film Cannes
Ulasan
-
Novel Red Bromelia: Cinta yang Tak Lenyap Meski Ingatan Hilang
-
Ulasan Novel Jogja Jelang Senja: Berbeda dalam Doa, Menang dengan Keyakinan
-
Novel Behind Closed Doors: Sandiwara Mengerikan dalam Kehidupan Pernikahan
-
Novel Turning Seventeen: Kehidupan Remaja yang Kompleks dan Penuh Rahasia
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
Terkini
-
Bung Harpa Sindir Alex Pastoor: 'Kalau Tahu Tak Logis, Kenapa Diterima?'
-
Duo Korea Masuk Bursa Pelatih Thailand, Pasukan Gajah Perang Bakal Makin Sulit Ditundukkan!
-
4 Inspirasi Hijab Syar'i Clara Shinta Amira, Tampil Anggun Setiap Hari!
-
Depak Masatada Ishii, Timnas Thailand Siapkan Deretan Pelatih Pengganti yang Mengerikan!
-
Tak Hanya Season 3, Anime The Apothecary Diaries Siap Rilis Film Orisinal