M. Reza Sulaiman | Yas Julia
Poster Kuyank (Instagram/saranjanakotaghaib)
Yas Julia

Film horor Indonesia kembali mengeksplorasi kekayaan cerita lokal lewat Kuyank (2026). Masih berada dalam semesta Saranjana, film ini menghadirkan kisah horor yang tidak hanya mengandalkan teror, tetapi juga tragedi emosional yang lahir dari pilihan-pilihan sulit manusia.

Disutradarai oleh Johansyah Jumberan, Kuyank menjadi salah satu film horor lokal yang paling mencuri perhatian menjelang perilisannya.

Berbeda dari horor konvensional yang penuh jumpscare, Kuyank menawarkan pendekatan yang lebih sunyi dan mencekam. Nuansa folklor Kalimantan Selatan terasa kental sejak awal, memperlihatkan bagaimana kepercayaan turun-temurun, mitos, dan ketakutan kolektif bisa membentuk takdir seseorang.

Dengan latar waktu tujuh tahun sebelum gerbang kota gaib Saranjana terbuka, film ini menjadi semacam pintu masuk ke dunia mistis yang sudah lebih dulu menghantui masyarakat sekitar.

Sinopsis Kuyank

Kuyank mengisahkan Rusmiati, seorang gadis kampung sederhana yang jatuh cinta pada Badri, lelaki terpandang di daerahnya. Hubungan mereka sejak awal sudah dibayangi pertanda buruk. Sebuah ramalan menyebut bahwa pernikahan Rusmiati dan Badri akan membawa kesialan, namun cinta membuat keduanya memilih menutup mata terhadap peringatan tersebut.

Di awal pernikahan, kehidupan rumah tangga mereka tampak berjalan harmonis. Badri dikenal sebagai sosok suami yang disegani, sementara Rusmiati berusaha menjalani perannya sebagai istri dengan penuh pengabdian. Namun, kebahagiaan itu perlahan retak ketika tahun demi tahun berlalu tanpa kehadiran seorang anak. Tekanan sosial, bisik-bisik tetangga, dan rasa bersalah mulai menghantui Rusmiati.

Ketakutan terbesar Rusmiati bukan hanya soal keturunan, melainkan kehilangan suaminya. Dalam kondisi terdesak, harga diri dan harapan yang kian runtuh mendorongnya mengambil jalan yang tidak seharusnya. Ia mulai mendekati praktik-praktik gelap yang dipercaya mampu mengubah nasib, meskipun harus berhadapan dengan kekuatan yang tidak sepenuhnya ia pahami.

Di titik inilah teror Kuyank mulai merayap. Keputusan Rusmiati membuka pintu bagi kehadiran entitas misterius yang perlahan menggerogoti kehidupan mereka. Apa yang awalnya diniatkan sebagai usaha mempertahankan cinta justru berubah menjadi bencana yang menyeret banyak pihak. Film ini mempertanyakan satu hal penting: sejauh apa manusia rela melanggar batas demi mempertahankan apa yang dicintainya?

Alih-alih menampilkan horor yang serba eksplosif, Kuyank membangun ketegangan melalui suasana. Kesunyian, tatapan penuh rasa bersalah, dan rasa takut yang dipendam menjadi elemen utama. Tragedi personal Rusmiati digambarkan sebagai akar dari horor yang muncul, membuat penonton tidak hanya takut, tetapi juga ikut merasakan dilema emosional tokohnya.

Deretan Pemain Kuyank

Kekuatan Kuyank juga terletak pada jajaran pemainnya yang lintas generasi. Rio Dewanto dipercaya memerankan Badri, sosok suami yang berada di persimpangan antara cinta dan tekanan adat. Sementara itu, Putri Intan Kasela tampil sebagai Rusmiati, karakter kompleks yang membawa beban emosional paling besar dalam cerita.

Selain itu, film ini turut dibintangi oleh Ochi Rosdiana, Jolene Marie, Barry Prima, Dayu Wijanto, Ananda George, Betari Ayu, Hazman Al Idrus, hingga Ellizabeth Christine. Kehadiran aktor senior seperti Barry Prima memberikan bobot tersendiri pada nuansa folklor yang diusung.

Jadwal Tayang Kuyank

Kuyank dijadwalkan tayang di bioskop mulai 29 Januari 2026. Sebelumnya, film ini telah lebih dulu diputar dalam rangkaian Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2025, menandakan keseriusan film ini sebagai karya horor yang tidak sekadar mengejar pasar, tetapi juga kualitas cerita.

Dengan menggabungkan horor folklor, tragedi cinta, dan konflik psikologis, Kuyank berpotensi menjadi salah satu film horor Indonesia yang paling membekas di awal 2026. Bagi pencinta horor bernuansa lokal yang kelam dan emosional, Kuyank jelas layak masuk dalam daftar tontonan wajib.