Sora no Aosa wo Shiru Hito yo adalah film anime berdurasi kurang lebih 1 jam 35 menit yang digarap oleh CloverWorks. Anime yang mungkin lebih dikenal dengan judul Her Blue Sky ini mengusung protagonis seorang gadis SMA bernama Aoi Aioi yang berkepribadian agak judes. Melalui kebimbangan Aoi, anime ini mengajarkan banyak hal.
Sora no Aosa wo Shiru Hito yo sendiri menceritakan tentang Aoi yang harus memilih antara dua hal yang sangat penting baginya. Selama perjalanan Aoi dalam menemukan makna dari masing-masing dua hal itu, anime ini menunjukkan banyak pelajaran hidup yang bisa dipetik. Dari beberapa pesan moral yang ada di anime ini, berikut tiga di antaranya.
1. Tekad yang kuat dibutuhkan dalam menggapai mimpi
Semenjak melihat Shinnosuke Kanomura dan teman-teman kakaknya, Akane, bermain musik, Aoi mulai menemukan mimpinya. Dia ingin menjadi pemain bass yang hebat. Hingga kini saat dia sudah duduk di bangku sekolah menengah, dia mengatakan pada gurunya bahwa dia akan pergi ke Tokyo, lalu bekerja paruh waktu sembari bermain musik.
Di rumah, Aoi kembali ditanyai oleh Akane mengenai kuliah. Dia tak ingin mengubah keputusan yang telah dia ambil sebelumnya. Meskipun dibujuk oleh Akane, yang berkata bahwa bermusik bisa dilakukan sambil berkuliah, dia tetap keukeuh pada pendiriannya. Jika dilihat secara positif, keputusan yang dia ambil bisa saja benar sebab tekad yang kuat sangat dibutuhkan dalam menggapai mimpi.
2. Jangan mudah terpengaruh oleh orang lain
Mau tak mau, Akane harus menjadi tulang punggung untuk menghidupi dirinya sendiri dan adiknya, Aoi, saat dia menjadi siswa kelas 3 SMA. Hal itu terjadi usai dia mendengar bahwa kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan. Melihat adiknya yang masih berumur 5 tahun, akhirnya dia memilih untuk merelakan mimpinya.
Meskipun sudah dibujuk oleh Shinno, yang sama-sama berjanji akan berkuliah di Tokyo, Akane tetap teguh pada pilihan sulit yang telah dia buat. Hingga kini, saat dia sudah menginjak usia 31 tahun, dia kembali mengatakan pada Michinko bahwa dia tak pernah menyesali keputusannya karena jalan yang telah dia pilih murni dari hatinya, bukan pengaruh dari orang-orang di sekitarnya.
3. Manusia pasti berubah seiring waktu berjalan
Ketika berusia 18 tahun, Shinno menjadi 'idola' bagi Aoi. Meskipun sering bertingkah konyol, dia memiliki kedewasaan yang selalu dia perlihatkan di depan Aoi. Dia selalu menyemangati, memberikan kalimat positif, hingga meyakinkan Aoi. Tak hanya bagi Aoi, dia juga memberikan aura yang positif bagi teman-teman yang juga satu band dengannya.
Namun, semua kepribadian positif Shinno hilang. Dia tak lagi menunjukkan sikap dan sifat yang sama ketika dia sudah menginjak usia 31 tahun. Alih-alih kian dewasa seiring bertambahnya usia, dia malah berubah menjadi pria pemabuk yang suka bermain dengan banyak perempuan. Dia juga tak segan untuk menjelek-jelekkan dan memandang rendah orang lain, termasuk Aoi.
Pada dasarnya, setiap manusia akan berubah seiring waktu berjalan, begitu pun Shinno. Perubahannya bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti lingkungan, kesulitan, ataupun pengalaman hidup. Namun, kepribadiannya mungkin saja mulai berubah sejak Akane memutuskan untuk tak pergi ke Tokyo bersamanya, seperti yang dijanjikan sejak awal, dan ketika dia gagal mewujudkan mimpinya.
Apabila dilihat dari tiga pesan moral di atas, setiap tindakan karakter Sora no Aosa wo Shiru Hito yo memiliki suatu hal yang bisa dijadikan sebagai pelajaran hidup. Mulai dari tindakan dan perkataan Aoi, pilihan Akane, hingga perwujudan dari Shinno sendiri. Nah, jika saja kamu belum menonton anime ini, segera tonton, deh!