Anime Kimetsu no Yaiba: To the Swordsmith Village memiliki banyak dialog berkesan meski mendapat beberapa ulasan yang buruk. Anime ini terdiri dari dua episode terakhir Entertainment District arc, dirilis untuk digunakan sebagai pembuka seri yang nanti akan menayangkan Swordsmith Village arc.
Meskipun tak dianggap sebagai film luar biasa, seperti Kimetsu no Yaiba: Mugen Ressha-hen, anime ini menampilkan musik dan animasi yang luar biasa. Anime 'Kimetsu no Yaiba: To the Swordsmith Village' juga menyampaikan beberapa kutipan kuat yang menyayat hati, contohnya lima kutipan yang tertera dalam daftar berikut.
1. Keinginan terpendam Mitsuri Kanroji
"Saya bergabung agar saya bisa menemukan pria yang mau bersama saya seumur hidup!" - Mitsuri Kanroji
Sebagian besar orang termotivasi untuk menekuni pekerjaan pemburu iblis karena mereka mengalami tragedi yang disebabkan oleh iblis. Tragedi itulah yang memotivasi mereka untuk mencegah orang tak bersalah mengalami rasa sakit yang sama. Namun, Love Hashira berbeda dengan mereka.
Mitsuri Kanroji, Love Hashira, memiliki cinta untuk orang lain, tetapi dia tak beruntung dalam romansa. Ketika bertemu seorang pria, dia selalu ditolak sebab kekuatan mengerikan yang ada dalam dirinya. Maka dari itu, dia sengaja menjadi hashira sebab dia ingin menemukan pria yang lebih kuat darinya.
Jika bertemu pria yang lebih kuat, Mitsuri tak akan ditakuti oleh pria itu hanya karena kekuatan besar yang dia miliki. Meskipun tampak dangkal, dia dapat berjuang keras untuk melindungi dan menyebarkan kebaikan yang tak terbatas kepada orang lain berkat motivasinya dalam mencari pujaan hati.
2. Kalimat nyeleneh Goto
"Kudengar dia mempunyai indra penciuman yang baik. Jadi, dia mungkin akan terbangun jika aku mendekatinya." - Goto
Goto ialah bagian dari brigade pembersihan Demon Slayer Corps. Dia dimaksudkan untuk mewakili orang-orang biasa. Dia bisa dianggap lucu, apalagi ketika dia merespons kemampuan tak masuk akal dan kepribadian aneh milik orang-orang sekitarnya.
Goto perhatian. Dia membawakan castella mahal untuk Tanjiro Kamado, mengetahui bahwa laki-laki itu memiliki hidung sensitif. Dia berharap, dia bisa membangunkan Tanjiro dengan castella. Namun, sikap baiknya sia-sia. Dia tak sengaja menumpahkan castella ke tubuh Tanjiro ketika laki-laki bangun.
3. Ungkapan hati Gyutaro untuk Daki
"Satu-satunya penyesalanku sebagai manusia adalah kamu, Ume." - Gyutaro
Gyutaro tumbuh tanpa memiliki apa-apa. Dia sangat tak disenangi oleh orang sekitar sehingga dia harus belajar menjadi tangguh dan agresif. Sejak dia dan Ume, nama Daki saat masih menjadi manusia, kehilangan ibu mereka, dia harus membesarkan saudara perempuannya sendirian.
Menjelang akhir hidupnya, Gyutaro mengaku bahwa dia senang menjadi iblis. Namun, dia menyesal karena dia telah membesarkan Daki menjadi seperti dirinya. Dia menyalahkan dirinya karena dia sudah memberikan nasib malang kepada Daki, tetapi dia tak pernah disalahkan atas apa pun oleh gadis itu.
4. Permintaan Tanjiro Kamado kepada Gyutaro dan Daki
"Cobalah untuk akur. Di dunia ini, kalian tak memiliki siapa-siapa, selain satu sama lain." - Tanjiro Kamado
Setelah Gyutaro dan Daki dipenggal, mereka mulai menyalahkan satu sama lain atas kekalahan yang mereka alami. Argumen mereka mulai meningkat ketika Gyutaro mengatakan bahwa dia berharap Daki tak pernah dilahirkan hingga mulutnya ditutup oleh tangan Tanjiro Kamado.
Tanjiro bersikeras bahwa Gyutaro tak pernah merasa seperti itu. Dia memahami apa yang Gyutaro rasakan sebab dia juga seorang kakak laki-laki. Dia mengingatkan Gyutaro dan Daki tentang masa lalu mereka. Berkat kata-katanya, dia sanggup membuat mereka berbaikan dan tetap bersama di akhirat.
5. Kata-kata Tengen Uzui sebelum ajal menjemput
"Kamu bercanda. Apakah aku akan mati tanpa mengucapkan kata-kata terakhir?" - Tengen Uzui
Pada awalnya, tampaknya masa depan Tengen Uzui tak terlalu cerah. Tak hanya mengalami luka serius, dia juga terinfeksi racun Gyutaro. Dengan asumsi bahwa dia akan mati, dia mencoba mengucapkan kata-kata terakhir. Namun, dia tak dihiraukan oleh ketiga istrinya yang terlalu sibuk meratap.
Kebisingan meningkat saat Tengen melihat Makio berteriak agar dia bisa mengucapkan kata-kata terakhir. Dia merasa ngeri karena ketiga istrinya tak memberinya kesempatan, apalagi lidahnya sangat kelu akibat racun. Namun, humor gelap itu berakhir usai dia diselamatkan oleh Nezuko Kamado.
Meskipun tak terlalu berhasil memikat hati, Kimetsu no Yaiba: To the Swordsmith Village terbukti masih menayangkan kutipan-kutipan berkesan, seperti lima kutipan yang tertera dalam daftar di atas. Nah, jika disuruh memilih, manakah kutipan di atas yang paling berkesan menurutmu?
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS