Jika perpisahan biasanya identik dengan deraian air mata dan patah hati, kali ini pendengar musik diajarkan untuk mengalami perpisahan indah lewat 'Forever Last' karya musisi jazz Indonesia, Natasya Elvira.
Lagu yang rilis pada 3 Maret 2024 kemarin ini terbukti menjadi karya yang dicintai para penggemar musik. Pada saat artikel ini ditulis, ‘Forever Last’ masih menjadi lagu paling populer di laman Spotify Natasya Elvira dengan total 377,474 pemutaran.
Tidak hanya seorang diri, Natasya menggaet penyanyi jazz pria populer Ardhito Pramono. Jika mendengar dari premis duet dan judulnya, orang awam mungkin akan berpikir bahwa mereka akan dimanjakan oleh perpaduan harmoni pecah suara tipikal lagu-lagu duet antara pria dan wanita. Nyatanya, Natasya memberikan kejutan berbeda yang ada di luar ekspektasi.
Melansir wawancaranya dengan VOI, musisi asal Jakarta ini menyampaikan bahwa duet dalam ‘Forever Last’ memang sengaja dibuat seperti ini. Ia ingin pendengar lebih fokus terhadap lirik dan makna lagu alih-alih adlib atau aransemen vokal yang megah.
Single berdurasi 3 menit 43 detik ini dimulai dengan petikan gitar solo selama tiga detik yang bisa langsung menangkap perhatian pendengar. Tempo dibawa oleh iringan perkusi ringan yang membuat suasana menjadi santai. Permainan gitarnya memiliki tipe genjrengan kord dengan dinamika stabil yang bisa mengimbangi perkusi. Double bass yang berbunyi di latar belakang mengikat keseluruhan instrumen lagu dengan suara vokal.
Suara lembut Natasya dan baritone rendah Ardhito sama-sama bernyanyi dalam suara satu di sepanjang lagu. Hal ini melambangkan dua insan yang sama-sama sepakat untuk berjalan sendiri-sendiri, imbas dari berakhirnya hubungan mereka.
Liriknya ditulis dengan tulus menggunakan diksi elegan. Mengutip lirik dari Genius, Natasya menggunakan ungkapan ‘dim the lights’ sebagai referensi untuk putusnya sebuah hubungan. Selain itu, terdapat pula lirik yang mengungkapkan pengakuan mengenai adanya rasa cinta di masa lalu, serta kesepakatan bersama bahwa sudah saatnya kedua belah pihak berpisah.
The time has called to dim the light
We take our parts to different paths
Your tender kiss will never fade
Don't push our hearts to beat as one
Let us walk away with grace
And life will find its place
The memories, forever last
Bagian paling unik dalam lagu ini ialah bagian pecah suara yang hanya terjadi dalam satu baris lirik di chorus terakhir di bagian ‘Let us walk away with grace’ seolah-olah menjadi ‘jalinan kerja sama’ terakhir yang sekaligus menjadi tanda perpisahan. Setelah itu terdengar suara Natasya yang menyanyikan sisa lirik berikutnya seorang diri tanpa suara Ardhito, simbolisme bahwa ia benar-benar sudah sendiri dan sepenuhnya lepas dari hubungan tersebut.
Terakhir, lagu ini ditutup oleh suara Ardhito dan Natasya yang menyanyikan baris ‘The memories forever last’. Penghujung lagu ini bagai menunjukkan bahwa terlepas dari berpisahnya dua kekasih ini, kenangan indah selama mereka bersama akan terus membekas dan menjadi masa lalu indah yang pernah mereka lalui.
Menyusul suksesnya rilisan single digital ini, penyanyi kelahiran tahun 2001 ini juga tidak lupa mengunggah foto di Instagramnya sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada setiap orang yang terlibat dalam proses pembuatan lagu ‘Forever Last’. "Thanking everyone in this project who made it sound and look pretty lots and lots of love from here!" tulisnya pada unggahan di tanggal 14 Maret 2024.
‘Forever Last’ paling cocok didengarkan oleh orang-orang yang sedang galau dan yang baru saja putus dari sebuah hubungan. Melalui lagu ini, kita bisa belajar bahwa perpisahan bisa menjadi awal baru yang indah apabila ditanggapi secara dewasa.