entertainment
Terjebak Gosip Tetangga? Film 'Cocote Tonggo' Siap Bikin Kamu Ngakak Sekaligus Merenung!

Siapa sih nggak pernah kena gosip tetangga? Apalagi kalau tinggal di lingkungan yang serba ingin tahu urusan orang lain. Nah, fenomena ini coba diangkat Bayu Skak dalam film komedi terbarunya, Cocote Tonggo.
Setelah sukses dengan Film Yowis Ben, Film Lara Ati, dan Film Sekawan Limo, Bayu Skak kembali menyajikan cerita yang dekat dengan keseharian masyarakat lho.
Diproduksi Skak Studios dan Tobali Productions, Film Cocote Tonggo menghadirkan Ayushita Nugraha, Dennis Adhiswara, Asri Welas, Sundari Soekotjo, Bayu Skak, Firza Valaza, Benidictus Siregar, Furry Setya, Tatang Gepeng, Devina Aureel, Putri Manjo, Maya Wulan, Marwoto, Brilliana Arfira, Yati Pesek, dan banyak lagi.
Dengan jajaran pemain yang kuat di genre komedi, film ini pastinya menjanjikan tawa yang segar sekaligus kritik sosial yang halus.
Film Cocote Tonggo bercerita tentang kehidupan sepasang suami istri di sebuah perumahan di daerah Solo. Di antara semua tetangga yang tinggal di sekitar, hanya mereka yang belum memiliki anak. Alih-alih dibiarkan menjalani hidup dengan tenang, mereka malah jadi bahan omongan dan bahan gosip para tetangga.
Seklise itu, tapi menarik untuk kita kupas beberapa hal. Dari kisah ini, ada dua hal menarik bisa kita bahas:
1. Gosip Tetangga, Hiburan atau Tekanan Sosial?
Di lingkungan masyarakat, terutama di daerah Jawa, kehidupan seseorang seringkali dianggap sebagai "milik bersama". Mulai dari kapan menikah, kapan punya anak, sampai urusan pekerjaan, semua bisa jadi bahan pembicaraan. Fenomena ini nggak cuma ada di film, tapi juga terjadi di dunia nyata.
Dalam Film Cocote Tonggo, isu pasangan yang belum memiliki anak jadi sorotan. Banyak pasangan yang menghadapi tekanan sosial serupa—dari sekadar pertanyaan basa-basi sampai tekanan psikologis yang nyata.
Pertanyaan seperti "Kapan punya momongan?" mungkin terdengar sederhana, tapi bagi yang mengalami, itu bisa jadi hal menyakitkan. Film ini sepertinya akan menampilkan hal itu dengan sentuhan komedi, mengajak kita buat mikir, sejauh mana gosip itu masih dalam batas wajar, dan kapan mulai menyakiti?
2. Gaya Komedi Bayu Skak yang Dekat dengan Kehidupan Nyata
Kalau sudah pernah nonton Film Yowis Ben atau Film Lara Ati, pasti tahu kalau Bayu Skak punya ciri khas dalam menyajikan humor. Komedi yang dia tampilkan selalu terasa natural, berasal dari keseharian masyarakat Jawa, lengkap dengan logat khas dan interaksi yang relate banget.
Di Film Cocote Tonggo, Bayu kembali menggunakan pendekatan ini. Dengan setting Solo, yang notabene merupakan kota dengan budaya Jawa yang kuat. Bisa jadi ada adegan tetangga yang suka "nongkrong depan rumah sambil gibah", atau obrolan yang seolah-olah basa-basi tapi penuh sindiran halus.
Nggak hanya mengundang tawa, gaya komedi seperti ini juga menjadi semacam cermin sosial. Kita dibuat tertawa karena merasa akrab dengan situasi yang ditampilkan, tapi di saat yang sama, ada momen perenungan di dalamnya.
Dengan sentuhan khas Bayu Skak, Film Cocote Tonggo berpotensi kadi film komedi yang lebih dari sekadar hiburan. Film ini bisa jadi kritik sosial yang dikemas ringan, mengajak kita untuk lebih peka pada dampak gosip dan tekanan sosial dalam masyarakat.
Nah, kamu siap ketawa sekaligus merenungi kisahnya? Saksikan Film Cocote Tonggo di bioskop pada 15 Mei 2025!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS