Jeon Jungkook, anggota grup K-pop ternama BTS, menjadi korban pencurian saham setelah dirinya menjalani wajib militer. Insiden ini menjadi perhatian besar di dunia industri hiburan dan finansial, mengingat besarnya nilai saham yang dicuri.
Kronologi Kasus
Pada Januari 2024, pihak berwenang menemukan bahwa akun investasi milik Jungkook telah diretas oleh pelaku yang tidak dikenal. Peretas membuka akun baru dengan menggunakan identitas Jungkook dan mentransfer sebanyak 33.000 saham miliknya di perusahaan HYBE Corporation ke akun tersebut. Selain itu, pelaku juga menjual 500 saham kepada investor pihak ketiga tanpa sepengetahuan Jungkook.
Nilai total saham yang dicuri dari Jungkook diperkirakan mencapai 8,4 miliar won atau sekitar 5,7 juta dolar AS. Kejadian ini baru terungkap setelah adanya laporan kejanggalan transaksi dari pihak bursa saham dan bank terkait.
Tindakan Hukum dan Respons HYBE
Setelah mengetahui insiden ini, HYBE dan agensi Jungkook, BigHit Music, segera mengambil tindakan hukum untuk menanggulangi kerugian yang terjadi. Mereka bekerja sama dengan otoritas keuangan dan kepolisian Korea Selatan untuk mengusut pelaku peretasan.
Selain itu, HYBE telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah tersebut. Perusahaan bekerja sama dengan lembaga keuangan untuk membekukan dana hasil pencurian. Upaya sedang dilakukan agar saham Jungkook dapat dikembalikan sepenuhnya.
HYBE meningkatkan sistem keamanan terkait informasi pribadi artisnya guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Berita ini mengejutkan banyak penggemar BTS (ARMY), yang merasa prihatin atas kejadian yang menimpa sang idola. Para penggemar mendesak pihak berwenang untuk segera mengusut tuntas kasus ini dan menangkap pelaku yang bertanggung jawab.
Sementara itu, pihak Jungkook sendiri belum memberikan pernyataan langsung karena saat ini ia masih menjalani wajib militer. Namun, pihak HYBE memastikan bahwa artis mereka akan mendapatkan perlindungan hukum penuh dan hak kepemilikannya akan dipulihkan.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya keamanan dalam investasi digital, terutama bagi figur publik yang menjadi target kejahatan siber. Masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap tindakan peretasan yang semakin canggih di era digital ini.