Waralaba Predator selalu identik dengan makhluk pemburu dari luar angkasa yang haus perburuan. Namun, bagaimana jika kali ini, Predator bukanlah ancaman utama, melainkan harapan terakhir umat manusia? Kok bisa? Itulah yang ditawarkan ‘Predator: Badlands’, film terbaru dalam semesta ‘Predator’ yang disutradarai Dan Trachtenberg.
Film Predator: Badlands yang diproduksi sama 20th Century Studios, dibintangi Elle Fanning sebagai tokoh utama, Thia, yang mencoba bertahan hidup di dunia yang keras. Semenarik itu cast utamanya. Lalu bagaimana dengan potensi Film Predator: Badlands? Sini merapat dan yuk kepoin bareng!
Predator sebagai Pihak Baik?
Sejak kemunculan pertamanya dalam film Predator (1987), makhluk ini selalu digambarkan sebagai pemburu tanpa ampun yang mencari lawan tangguh untuk dibantai (demi kehormatan). Namun dalam film Predator: Badlands, peran itu dibalik. Predator bukan lagi antagonis utama, melainkan karakter yang lebih kompleks, bahkan bisa dibilang sebagai "pahlawan" dalam cerita ini.
Nah, Karakter Thia akan menjalin hubungan unik dengan Predator, bekerja sama untuk menghadapi ancaman yang lebih besar ketimbang cuma perburuan biasa. Ini jelas perubahan besar dalam waralaba yang selama ini fokus pada pertempuran antara manusia dan makhluk luar angkasa.
Pendekatan ini bisa jadi langkah berani yang menyegarkan, atau malah kontroversial bagi para penggemar lama. Apakah konsep Predator sebagai sekutu manusia akan diterima? Atau justru dianggap keluar jalur dari akar franchise? Yang jelas, perubahan ini nunjukin keberanian Sutradara Dan Trachtenberg dalam membawa cerita ke arah yang belum pernah dijelajahi sebelumnya. Mantap deh!
Selain mengubah dinamika karakter, film Predator: Badlands juga menawarkan latar yang berbeda dari film-film sebelumnya. Jika kebanyakan film Predator berlatar di hutan, gurun, atau bahkan masa lalu, film ini mengambil setting di masa depan dengan dunia yang lebih gelap dan brutal lho.
Dunia dalam Badlands digambarkan sebagai tempat yang dikuasai rezim otoriter dan pasukan distopia. Manusia hidup di bawah ancaman kekuasaan tirani, sementara ancaman baru dalam bentuk makhluk yang hampir nggak bisa dibunuh mulai muncul. Di tengah kekacauan itu, Predator bukan lagi cuma pemburu, tapi lebih seperti makhluk yang juga berjuang bertahan hidup di tengah dunia yang berubah.
Penggabungan elemen distopia dan sci-fi itu ngasih dimensi baru bagi waralaba Predator. Selama ini, kita selalu melihat Predator sebagai pemburu utama, tapi bagaimana jika mereka juga menjadi korban keadaan? Bagaimana jika ada sesuatu yang lebih menakutkan dari mereka? Ini adalah konsep yang bisa memperluas semesta Predator ke arah yang lebih luas, nggak hanya terbatas pada konsep berburu dan diburu. Menarik banget deh!
Keputusan mengubah Predator menjadi karakter yang lebih kompleks dan menempatkan ceritanya dalam dunia futuristik jelas merupakan langkah yang berani. Namun, apakah ini langkah yang benar atau justru akan membuat franchise ini kehilangan identitasnya? Semua tergantung pada bagaimana eksekusinya.
Dengan Sutradara Dan Trachtenberg di balik layar, film Predator: Badlands bisa saja jadi film yang ngasih perspektif segar tanpa kehilangan esensi dari waralaba ini. Lagian Trachtenberg sudah membuktikan kemampuannya dalam ‘Prey’, menghidupkan kembali minat penggemar dengan cerita yang tetap setia pada akar Predator tapi dengan pendekatan yang berbeda.
Sobat Yoursay sudah nggak sabar mau nonton dan ingin tahu banyak terkait filmnya ya? Sabar dulu, jawabannya baru akan terjawab pada 6 November 2025 nanti, dan semoga penayangan sesuai jadwal. Mari kita tunggu kabar ‘Predator: Badlands selanjutnya!
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS