Kadang, keluarga datang dari arah yang paling nggak kita duga. Nggak semua orang siap jadi orangtua. Apalagi kalau profesi sehari-hari jadi debt collector, yang kerjaannya nagih, bukan ngasuh anak. Sayangnya memang, takdir hidup kadang suka bercanda. Dan bercandaan hidup itu jadi kisah yang menyentuh dan menghangatkan hati dalam film drama keluarga terbaru berjudul: Panggil Aku Ayah.
Film yang digarap sama sutradara spesialis drama, Benni Setiawan (pernah menyutradarai Layangan Putus). Sobat Yoursay mungkin sudah bisa menebak, film ini bakal bikin nangis, mikir, sekaligus tersenyum haru.
Disandingkan dengan kolaborasi menarik antara rumah produksi Visinema Pictures dan studio besar asal Korea Selatan, CJ Entertainment, film ini juga merupakan adaptasi resmi dari film Korea Selatan, Pawn (2020).
Eits, jangan khawatir, versi Indonesianya nggak cuma tempelan dari cerita asli kok, ada banyak warna lokal, rasa, dan dinamika khas keluarga Indonesia yang dijanjikan hadir lebih kuat dan relatable.
Berkisah tentang apa Film Panggil Aku Ayah? Sini merapat dan kepoin bareng!
Sekilas tentang Film Panggil Aku Ayah
Bayangin deh, kamu seorang penagih utang. Suatu hari, seorang peminjam datang dengan kondisi kepepet, nggak bisa bayar uang tunai, dan dengan terpaksa meninggalkan jaminan, yang ternyata bukan barang atau surat berharga, tapi anaknya sendiri.
Gimana perasaanmu?
Kejadian inilah yang menimpa Dedi. Awalnya, anak perempuan kecil hanya hanya ‘titipan’ sementara. Namun, seiring waktu berjalan, justru dia yang mengajarkan makna cinta, tanggung jawab, dan kasih sayang yang selama ini hilang dalam hidup sang debt collector.
Dari yang cuek, dingin, dan hanya tahu soal angka dan penagihan, Dedi perlahan berubah, jadi sosok yang bisa disebut ayah, yang bukan karena darah, tapi karena hati.
Menarik banget ya? Terus apa yang menarik dari film ini? Kepoin lagi, yuk!
Apa yang Menarik dari Film Panggil Aku Ayah
Peran utama sebagai debt collector yang mendadak harus menjadi sosok ayah diperankan sama Ringgo Agus Rahman, aktor ternama yang karisma, yang juga punya karakter komikal. Ini berarti, Ringgo tampaknya bakal menyuguhkan sesuatu yang beda. Lebih serius, lebih dalam, dan sangat manusiawi.
Dalam trailer dan teaser yang sudah beredar, kita bisa melihat perubahan karakter yang diperankannya, dari pria keras kepala yang kikuk menghadapi anak kecil, sampai menjadi figur ayah yang mulai punya empati, mulai belajar memahami, dan perlahan, mulai menyayangi.
Selain Ringgo, ada juga Boris Bokir sebagai Tatang, Tissa Biani sebagai Intan (dewasa), dan Myesha Lin sebagai Intan (kecil), bintang cilik yang siap mencuri perhatian. Akting naturalnya sebagai si anak ‘jaminan’ bikin film ini punya nyawa kuat dan daya sentuh yang emosional.
Selain keempat bintang, masih ada deretan bintang pendukung ternama lho, di antaranya:
- Sita Nursanti
- Totos Rasiti
- Joe P. Project
- Yeyen Lidya
- Grace Emmanuella
- Astryovie
- Hertatie Reksoprodjo
- Venytha Yoshiantini
Dengan kehadiran banyak aktor senior dan pendukung berbakat, film ini menjanjikan dinamika cerita yang kaya (nggak monoton) dari segi konflik keluarga, kesetiaan, pengorbanan, sampai momen-momen lucu yang menyentil.
Meski diangkat dari film Korea Pawn, Film Panggil Aku Ayah tetap punya napas lokal yang kuat. Benni Setiawan sebagai sutradara tentunya bakal membawa cerita ini ke lanskap sosial Indonesia. Ada nuansa masyarakat urban, tekanan ekonomi yang akrab dengan keseharian kita, serta nilai-nilai kekeluargaan yang terasa sangat dekat.
Yang jelas, film ini bukan cuma adaptasi, tapi reinterpretasi. Di tangan Visinema dan CJ Entertainment, ‘Panggil Aku Ayah’ menjadi jembatan budaya yang memperlihatkan bahwa cerita tentang cinta dan keluarga adalah sesuatu yang universal.
Buat Sobat Yoursay yang selama ini suka film keluarga yang hangat, penuh pesan, dan menyentuh tapi tetap ringan dinikmati, ‘Panggil Aku Ayah’ bisa jadi tontonan wajib bulan Agustus nanti.
Jadi, siap-siap ya! Catat tanggalnya: 7 Agustus 2025, dan ajak orang terdekatmu untuk menyaksikan kisah haru ini di bioskop. Siapa tahu, kamu pulang-pulang jadi lebih menghargai orangtua atau justru jadi lebih siap menjadi bagian yang disebut keluarga idaman.