Dalam beberapa waktu tetakhir, komedian Harabdu Tohar atau yang lebih dikenal dengan nama Bedu kembali menjadi sorotan usai resmi menjalankan ikrar talak di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
Di balik prosesi tersebut, Bedu rupanya masih harus menghadapi kenyataan berat terkait tanggung jawab finansial yang wajib ia penuhi setiap bulan.
Meski status pernikahannya telah berakhir, beban pengeluaran yang harus ia tanggung justru tetap besar dan tak bisa dihindari.
Pengeluaran Fantastis Pascaperceraian
Dalam keterangannya kepada awak media, Bedu mengaku bahwa total pengeluarannya setiap bulan hampir menyentuh angka fantastis.
“Kalau ditotal-total ya hampir menyentuh angka segitu,” ujarnya di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Selasa 9 Desember 2026, dikutip dari Suara.com.
Bedu kemudian merinci beberapa pos biaya yang membuat total pengeluaran tersebut membengkak. Ia menyebut biaya untuk kedua anak dan pengasuhnya saja sudah mencapai angka yang besar.
“Misalkan anak-anak nih Rp20 juta sama mbaknya, terus listrik rumah, kebutuhan anak-anak, kebutuhan makannya,” jelasnya.
Cicilan Rumah dan Kendaraan Masih Jalan
Selain kebutuhan anak, Bedu juga masih memikul tanggungan cicilan rumah dan kendaraan. Ia menyebut total cicilan tersebut juga hampir berada di angka Rp50 juta.
“Sama cicilannya ya hampir menyentuh Rp50 (juta), tapi enggak nyampe 50 lah. Hampir lah gitu,” tambahnya.
Total pengeluaran tersebut berlaku untuk durasi satu bulan penuh. Dengan gaya bercanda khasnya, Bedu mengatakan:
“Per bulan. Kalau per hari saya mati lah… (tertawa).”
Ungkapan ini menunjukkan betapa beratnya beban finansial yang harus ia atur.
Strategi Bertahan: Kerja Ekstra di Banyak Bidang
Menanggapi besarnya pengeluaran yang harus ia penuhi, Bedu mengaku tak punya pilihan selain bekerja lebih keras.
“Ya Alhamdulillah Rp50 juta itu didapat dari pekerjaan ya, sisanya donasi… (tertawa bercanda). Enggak lah,” ucapnya.
Saat ini, Bedu masih aktif sebagai presenter di program keagamaan, memproduksi konten YouTube, dan mengambil berbagai tawaran sebagai master of ceremony (MC).
Semua ini ia lakukan demi menjaga kondisi finansial tetap stabil.
Pindah Kontrakan demi Efisiensi
Untuk mengurangi pengeluaran bulanan, Bedu memutuskan untuk tinggal di rumah kontrakan di kawasan Depok.
“Saya ngontrak di daerah Depok. Dekat Kubah Mas gitu kan,” ungkapnya.
Ia mengatakan biaya sewa kontrakan tersebut mencapai puluhan juta rupiah per tahun.
“Itu hampir setahun yang 70 juta,” pungkas Bedu.
Kisah Bedu ini memperlihatkan bahwa perceraian tidak hanya membawa perubahan emosional, tetapi juga dampak finansial yang tidak kecil.
Meski demikian, Bedu memilih tetap menjalani semuanya dengan humor dan kerja keras, sambil berusaha memastikan kebutuhan anak-anaknya tetap terpenuhi.