Dunia animasi kembali dibuat heboh berkat pencapaian monumental Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba – Infinity Castle. Film ini resmi masuk nominasi Best Animated Motion Picture pada Golden Globe Awards ke-83, menjadikannya karya pertama dari lini Shonen Jump yang berhasil menembus kategori bergengsi tersebut.
Pengumuman nominasi disampaikan pada 8 Desember 2025, sebagaimana dilaporkan oleh Crunchyroll, dan acara utama akan disiarkan langsung pada 11 Januari 2026 melalui CBS dan Paramount+.
Menurut Crunchyroll, Infinity Castle masuk dalam daftar nominasi bersama sejumlah judul besar, seperti Arco, Elio, Kpop Demon Hunters, Little Amelie or the Character of Rain, serta Zootopia 2.
Film ini disutradarai oleh Haruo Sotozaki dan diproduksi oleh studio ternama ufotable, dengan Akira Matsushima sebagai Chief Animation Director dan desainer karakter. Musiknya digarap oleh dua komposer kawakan, Yuki Kajiura dan Go Shiina, menghasilkan pengalaman audiovisual yang dipuji banyak kritikus.
Tokyo Weekender menyoroti bahwa ini merupakan pertama kalinya sebuah karya Shonen Jump mendapat pengakuan dari Golden Globes, sebuah pencapaian yang dianggap signifikan dalam sejarah anime mainstream. Meskipun harus bersaing dengan favorit kuat seperti KPop Demon Hunters dan Zootopia 2, nominasi ini saja sudah dianggap kemenangan oleh para penggemar.
Mereka menilai bahwa pengakuan terhadap film ini dapat membuka jalan bagi lebih banyak karya anime untuk bersinar di pasar internasional. Seorang penggemar bahkan menulis bahwa biasanya hanya film karya sutradara besar seperti Miyazaki atau Shinkai yang masuk nominasi, sehingga masuknya Infinity Castle adalah kejutan positif.
Film ini mengadaptasi Infinity Castle Arc dari manga Demon Slayer karya Koyoharu Gotouge, yang menjadi bagian pertama dari trilogi penutup seri. Cerita berfokus pada Tanjiro Kamado dan Demon Slayer Corps yang memasuki tahap krusial dalam pertempuran melawan para iblis.
Sebagai film yang membuka babak final saga, Infinity Castle dipuji atas intensitas emosional sekaligus kualitas visual yang memukau (dua aspek yang membuatnya menjadi salah satu rilis paling berpengaruh tahun 2025).
Secara komersial, pencapaiannya tak kalah luar biasa. Yahoo melaporkan bahwa film ini meraih pendapatan pembuka sebesar 70 juta dolar di Amerika Serikat, kemudian mengumpulkan 134 juta dolar di pasar domestik dan 634 juta dolar di pasar internasional. Total pendapatannya mencapai 768 juta dolar, menempatkannya sebagai film anime berpenghasilan tertinggi sepanjang masa dan film internasional terlaris di Amerika Utara.
Film ini juga meraih skor hampir sempurna, yakni 98% pada Tomatometer Rotten Tomatoes, baik dari penilaian kritikus maupun penonton.
Dari perspektif industri, Polygon menyebutkan bahwa Infinity Castle tidak hanya menjadi fenomena box office, tetapi juga mencatat sejarah sebagai film Jepang pertama yang menembus pendapatan global lebih dari 100 miliar yen. Keberhasilannya bahkan melampaui berbagai film Marvel dan DC yang dirilis pada tahun yang sama.
Bersama dengan KPop Demon Hunters, film ini mendominasi perbincangan budaya pop sepanjang 2025, mewakili era baru di mana anime dan K-pop menjadi kekuatan besar dalam hiburan global.
Sebagai film yang memadukan animasi 3D mutakhir dengan kekuatan narasi emosional khas Demon Slayer, tidak mengherankan jika banyak pihak memprediksi Infinity Castle sebagai salah satu kandidat kuat untuk menyabet penghargaan. Meski persaingan ketat, pencapaian sejauh ini telah menegaskan posisi Demon Slayer sebagai salah satu waralaba terbesar dalam sejarah anime modern.
Dengan masih dua film lanjutan yang akan menutup trilogi, antusiasme publik dipastikan akan terus meningkat. Nominasi Golden Globe ini bukan hanya tonggak penting bagi franchise, tetapi juga kemenangan bagi seluruh komunitas anime yang semakin diakui sebagai bagian penting dari sinema global.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS