Mom shaming didefinisikan sebagai perilaku mengkritik seorang ibu dengan maksud untuk mempermalukan, merendahkan, menghina, atau bahkan menyakiti perasaan mereka. Kritik yang dilontarkan pun beragam jenisnya, mulai dari cara mengasuh anak, jenis makanan atau minuman yang dikonsumsi anak, hingga cara merespon anak ketika mereka sedang tantrum, seperti dilansir pada laman verywellmind.com
Fenomena mom shaming ini dinilai berdampak buruk bagi kesehatan mental seorang ibu. Pasalnya, kritik tajam yang dilontarkan akan menimbulkan rasa kecewa, gagal, atau menjadi tidak percaya diri dengan kemampuan mengasuh anak. Pada akhirnya, ibu berpotensi mengalami kecemasan hingga depresi.
BACA JUGA: 4 Efek Samping Konsumsi Suplemen Vitamin C Secara Berlebihan
Seseorang yang merasa gaya asuhannya lebih baik ketimbang orang lain menjadi penyebab timbulnya mom shaming. Karena mereka berupaya untuk membuat orang lain mengikuti standar pola asuh yang dimilikinya. Padahal, tak semua teori dan praktek tentang parenting bisa diterapkan pada semua anak, seperti dilansir pada laman intermountainhealthcare.org
Lantas, apa saja ciri-ciri seseorang yang melakukan mom shaming? Melansir dari laman acendahealth.org dan michiganmedicine.org, berikut lima diantaranya.
1. Mengkritik Pilihan Ibu dalam Pemberian ASI
Tidak semua ibu bisa menghasilkan ASI yang cukup bagi bayinya. Pasalnya, ada beberapa ibu yang tidak mampu memberikan ASI karena berbagai kondisi medis. Hal ini seringkali menjadi pemicu seseorang melakukan mom shaming.
Mereka dengan sengaja mengkritik keputusan ibu tersebut yang tidak memberikan ASI pada bayinya tanpa memahami terlebih dahulu kondisi yang dialami oleh sang ibu.
BACA JUGA: Buah-buahan Penghancur Kanker: Mitos atau Fakta?
2. Mengkritik Pekerjaan Ibu
Setelah menikah dan memiliki anak, pekerjaan menjadi dilema yang sering dirasakan oleh para ibu. Sebab, mereka harus bisa membagi waktu antara bekerja dan mengasuh anak. Tetapi banyak orang yang justru tak memahami hal ini dan tetap memberikan kritik pedas pada sang ibu yang masih sibuk bekerja meskipun telah memiliki seorang anak.
Padahal, kita tidak pernah tahu bagaimana kondisi perekonomian setiap keluarga. Mungkin saja seorang ibu harus tetap bekerja meski telah memiliki anak karena tuntutan ekonomi yang belum terpenuhi seutuhnya.
3. Mengkritik Perkembangan Bayi
Banyak orang yang menganggap bahwa bayi yang gemuk artinya sehat. Sedangkan bayi dengan postur tubuh yang biasa-biasa saja malah dianggap kurang gizi dan mudah terserang penyakit. Pola pemikiran yang salah ini pada akhirnya berujung pada tindakan mom shaming dengan mengkritik perkembangan sang bayi.
4. Mengkritik Metode Persalinan
Tak semua ibu mampu melakukan persalinan dengan cara normal. Berbagai kondisi medis, seperti panggul sempit membuat sang ibu harus melalui persalinan dengan cara caesar.
Sayangnya, ada beberapa orang yang justru menganggap hal ini salah karena ibu harus melalui persalinan secara normal tanpa alasan apapun dan memicu tindakan mom shaming.
BACA JUGA: Suka Masuk Angin? Ini Cara Mengobatinya Tanpa Harus Minum Obat Lebih Dulu
5. Memaksakan Gaya Hidup
Satu lagi ciri-ciri perilaku mom shaming yakni memaksakan gaya hidup kepada semua orang. Jika Anda terbiasa dengan gaya hidup tertentu, misalnya menghindari makanan manis, bukan berarti Anda harus mengkritik ibu lain yang memberikan anaknya permen atau coklat.
Sebab, Gaya hidup yang Anda paksakan dan digunakan sebagai standar menilai kemampuan ibu lainnya dalam mengasuh, juga termasuk dalam mom shaming.
Ada beberapa cara untuk mengatasi tindakan mom shaming ini, yaitu dengan tidak merespon tindakannya, tidak memikirkan setiap kritik yang dilontarkan, tidak membalas kritik tersebut, tetap berperilaku positif, serta mencari dukungan dari orang-orang yang bisa dipercaya atau para ahli parenting.
Itulah tadi pembahasan tentang lima ciri perilaku mom shaming dan cara mengatasinya, semoga bermanfaat!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS