Belajar Dari Kasus PSM, PT LIB Harus Terapkan Sistem Financial Fairplay

Ayu Nabila | zahir zahir
Belajar Dari Kasus PSM, PT LIB Harus Terapkan Sistem Financial Fairplay
Victor Mansaray Saat Berseragam Klub PSM Makassar. (instagram.com/baller__97)

Kabar mengejutkan sekaligus memalukan kembali datang dari salah satu kontestan BRI Liga 1 musim 2023/2024.

Menyadur dari akun tiktok @mangkulangittt, mantan juara Liga 1 musim lalu, yakni PSM Makassar harus rela kehilangan salah satu pemain asingnya, Victor Mansaray akibat permasalahan gaji yang menunggak selama beberapa bulan.

Pengumuman hengkangnya sang pemain diutarakan melalui akun Instagram pribadinya @baller__97, sang pemain mengutarakan bahwa pihak manajemen PSM Makassar sudah menunggak gaji sang pemain selama beberapa bulan dan Victor Mansaray juga merasa telah dibohongi oleh pihak manjemen PSM Makassar.

“Terima Kasih @psm_makassar telah memberiku 2 bulan sudah cukup baik. Aku sudah bilang Manajmenem untuk menghentikan kontrakku, “Penundaan Gaji” adalah sesuatu yang tidak bisa aku tolerir. Aku merasa dikhiantai dan dibohongi oleh manajemen, dengan itu dikatakan aku memang tidak berada di Kediri pada haris senin. Saya doaka yang terbaik intuk kalian kedepannya,” ujar Victor Mansaray di akun Instagram pribadinya.

Permasalahan yang mendera klub sekaliber PSM Makassar ini tentunya cukup mengejutkan. Selain karena tim ini merupakan juara bertahan di musim lalu, klub PSM Makassar juga merupakan salah satu klub besar dan legendaris di pesepakbolaan Indonesia. Bahkan, klub tersebut juga menjadi salah satu klub sepakbola tertua di negeri ini.

PT LIB dan PSSI Wajib Mulai Menerapkan Kondisi Keuangan yang Sehat Untuk Klub

Tentunya kasus yang mendera PSM Makassar sejatinya telah berlangsung sepanjang tahun ini. Hal inilah pula yang disinyalir oleh beberapa pihak alasan menurunnya performa PSM Makassar di musim ini daripada musim-musim sebelumnya.

Menyadur dari laman resmi Liga Indonesia Baru (ligaindonesiabaru.com), PSM Makassar kini berada di peringkat ke-10 klasemen sementara musim ini dengan raihan 28 poin hingga jelang pekan ke-23.

BACA JUGA: 5 Konflik Terpanas Sepanjang Gelaran MotoGP, Ada yang Berlanjut Sampai Sekarang?

Kondisi ini tentunya bisa pula mendera klub-klub lainnya di Liga Indonesia, baik kontestan Liga 1, Liga 2 maupun Liga 3. Sejatinya PSSI dan PT. LIB selaku operator Liga Indonesia harusnya mulai menerapkan kebijakan financial fairplay atau keseimbangan dalam keuangan klub.

Hal tersebut tentunya untuk meminimalisir adanya permasalahan penunggakan pembayaran gaji bagi para pemain ataupun staff klub yang merumput dan mencari nafkah di pesepakbolaan profesional Indonesia.

Sejatinya. Penerapan financial fairplay sudah dilakukan oleh beberapa klub di Liga Indonesia, salah satunya adalah Persebaya Surabaya. Klub asal kota Pahlawan, Surabaya tersebut memang dikenal sebagai salah satu tim yang dikenal stabil dalam permasalahan keuangan klub.

Bahkan, sangat jarang terdengar atau hampir tidak pernah klub yang berjuluk “Bajol Ijo” ini memiliki permasalahan penunggakan gaji pemain.

Tentunya diharapkan kedepannya PT LIB mulai menerapkan financial fairplay di pesepakbolaan Indonesia agar perkembangan sepakbola di negeri ini dapat dikelola dengan lebih profesional.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak