Gelandang muda timnas wanita Indonesia, Claudia Scheunemann menyebut dirinya banyak memperoleh pengalaman berharga saat mengikuti pemusatan latihan timnas wanita Indonesia senior.
Menyadur kanal berita ANTARA (antaranews.com), gadis cantik berusia 15 tahun tersebut menyebut para pemain senior memberikan pembelajaran yang cukup baik kepada para pemain muda, khususnya dari kemampuan komunikasi di atas lapangan.
Hal tersebutlah yang sebelumnya sempat menjadi permasalahan di timnas wanita U-17 dan U-19 yang dikritik kurang piawai dalam hal komunikasi di atas lapangan.
“Mereka (para pemain senior) lebih cerewet di lapangan, lebih banyak ngomong dibanding di tim U-17. Pas di tim U-17 kita masih kayak ngomongnya kayak belum keluar, kalau sekarang semuanya ngomong. Jadi atmosfernya berbeda,” ujar Claudia Scheunemann, dikutip dari kanal berita ANTARA.
Dalam pemanggilan pemain timnas wanita kali ini, pelatih timnas wanita, Satoru Mochizuki memanggil 34 nama guna persiapan jelang laga uji coba melawan timnas Singapura yang dijadwalkan digelar pada 28 Mei 2024 mendatang. Satoru Mochizuki setidaknya memanggil 10 pemain timnas wanita Indonesia yang sebelumnya ikut serta dalam Piala Asia wanita U-17 yang digelar di Bali beberapa waktu lalu.
Pada ajang tersebut, skuad garuda pertiwi U-17 harus gagal lolos dari fase grup karena hanya menempati peringkat juru kunci di grup A. Parahnya lagi, Claudia Scheunemann dkk harus menelan pil pahit dibobol sebanyak 27 kali dari 3 laga dan hanya sukses mencetak 1 gol di ajang tersebut.
Claudia Scheunemann Ambil Pelajaran dari Ajang Piala Asia Wanita U-17
Lebih lanjut lagi, pemain keturunan berdarah Jerman-Indonesia tersebut mengaku kendati menelan pil pahit saat mengikuti turnamen Piala Asia Waniat U-17 beberapa waktu lalu, dirinya menganggap hal tersebut merupakan pembelajaran yang cukup baik bagi dirinya dan rekan-rekannya kedepan.
Belum lagi memang sepakbola wanita di Indonesia tengah dicoba dibangkitkan kembali setelah beberapa tahun mati suri karena tak adanya kompetisi berlevel profesional.
“Kita bisa belajar, mereka (tim-tim lawan) itu main bolanya cepat banget, kayak one-two enggak usah banyak dribbling. Pokoknya mainnya passing dekat-dekat saja, tidak usah bawa banyak-banyak. Body charge mereka sangat kuat. Jadi fisiknya sudah lebih tinggi banget kelihatan perbedaannya, jadi kita masih harus tingkatkan lagi,” imbuh Claudia Scheunemann.