Anak asuh Indra Sjafri yang tergabung dalam Timnas Indonesia U-20 mendapatkan start yang buruk di gelaran Piala Asia U-20. Menjalani laga perdana melawan raksasa sepak bola Asia, Iran, Kadek Arel dan kolega harus menerima kekalahan cukup telak dengan kebobolan tiga gol tanpa balas.
Menyadur laman match report transfermarkt.com, tiga gol yang mengoyak jala gawang Ikram Al Giffari pada laga yang berlangsung di Shenzhen Youth Football Training Base Centre Stadium tersebut diciptakan oleh Hesam Nafari pada menit ke-5, kemudian Esmaeil Gholizadeh pada menit ke-63 dan Mobin Dehghan tujuh menit kemudian.
Uniknya, jika diamati dengan lebih teliti, tiga gol penyebab kekalahan Timnas Indonesia U-20 tersebut tercipta karena Pasukan Garuda Nusantara tak mampu mengatasi penyakit tradisional mereka, yakni bola-bola silang dan pertarungan udara.
Pada berbagai video yang menayangkan highlight pertandingan antara Timnas Indonesia melawan Iran, kita akan mendapati bahwa gol yang diciptakan oleh Nafari, Gholizadeh maupun Dehghan, semuanya karena lemahnya antisipasi para pemain Indonesia terhadap bola udara.
Seperti misal, jika kita melihat tayangan pertandingan yang diunggah oleh kanal YouTube AFC Asian Cup (13/2/2025) maupun RCTI Entertainment (13/2/2025), kita bisa membuktikan bahwa para pemain Garuda Muda benar-benar terperdaya dengan permainan bola-bola udara dari Iran.
Gol pertama yang diciptakan oleh Nafari, berawal dari skema sepak pojok. Memang, di sana terjadi pertarungan antara pemain Iran dan Indonesia dalam perebutan bola udara yang dikirimkan, namun terlihat jelas di udara, Nafari lebih unggul dalam duel yang dilakukan.
Gol kedua yang terjadi pada menit ke-63 melalui Esmaeil Gholizadeh, sejatinya tercipta bukan melalui sundulan. Namun perlu diingat, gol indah dari Gholizadeh ini diawali dengan umpan udara yang dilepaskan dari sisi kiri pertahanan Indonesia, di mana dalam momen tersebut Iqbal Gwijangge tak mampu menggapai tinggi bola, dan Kadek Arel kalah dalam duel one-on-one melawan Gholizadeh.
Pun demikian dengan gol ketiga yang diciptakan oleh Dehghan. Sama seperti halnya gol pertama, gol penutup Iran di laga kontra Indonesia ini juga berawal dari skema sepak pojok, di mana bola udara yang dilepaskan dari sisi kanan corner Indonesia, tak mampu diantisipasi dengan baik oleh para pemain Garuda Muda.
Jika sudah mengetahui "penyakit tradisional" berupa lemahnya antisipasi bola udara yang sudah sejak lama identik dengan Timnas Indonesia ini kembali muncul, semoga saja di laga selanjutnya nanti sudah ada solusi untuk mengatasinya ya!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.