Kegagalan timnas Indonesia U-20 melaju ke babak perempat final Piala Asia U-20 2025 seakan-akan semakin meneguhkan stigma di kalangan fans timnas Indonesia mengenai karir Indra Sjafri bersama skuad garuda.
Dilansir dari laman resmi AFC, kendati masih memiliki laga terakhir melawan Yaman pada Rabu (19/2/2025) nanti, timnas Indonesia U-20 sudah pasti gagal lolos ke babak perempat final setelah kalah dalam 2 laga perdana grup C dan belum meraih 1 poin di ajang ini.
Kondisi ini tentunya membuat sorotan mengarah kepada pelatih timnas Indonesia U-20, yakni Indra Sjafri. Pelatih yang juga mantan gelandang liga Indonesia era 1980-an tersebut dinilai gagal total di ajang Piala Asia U-20 2025 kali ini dan semakin meneguhkan dirinya bukan pelatih level Asia dan hanya mampu bersaing di level Asia tenggara atau ASEAN.
Stigma tersebut memang sudah melekat kepada pelatih berusia 62 tahun tersebut sejak beberapa waktu lalu. Belum lagi dengan dipastikannya timnas Indonesia U-20 gagal melaju ke fase perempat final, anggapan bahwa Indra Sjafri hanya mampu beprestasi di level Asia tenggara kian terbukti.
Raih Banyak Gelar di Level ASEAN, Indra Sjafri Miliki Karier Buruk di Kompetisi Asia
Dilansir dari laman transfermarkt.co.id, nama Indra Sjafri mulai naik saat dirinya sukses membawa timnas Indonesia U-19 meraih gelar AFF Cup U-19 2013 lalu. Sejak saat itu, namanya kian disebut sebagai salah satu pelatih terbaik di level timnas Indonesia.
Belum lagi dengan raihan 3 gelar di level Asia tenggara lain, yakni gelar AFF Cup U-22 2019, AFF Cup U-19 2024 dan medali emas Sea Games 2023 kian memperkuat anggapan dirinya merupakan pelatih spesialis ajang level ASEAN atau Asia tenggara.
Namun, deretan prestasi di level Asia tenggara tersebut seakan tak memiliki makna saat bertanding di level Asia. Indra Sjafri selalu gagal dalam 2 edisi Piala Asia U-20, yakni di ajang Piala Asia U-20 2014 dan Piala Asia U-20 2025.
Bahkan, di ajang Asian Games 2023 lalu Indra Sjafri juga tak mampu berbuat banyak dan hanya bisa mengantarkan timnas Indonesia U-23 hingga ke babak 16 besar saja.
Kegagalan demi kegagalan di ajang Asia seakan-akan menjadi ironi bagi nama besar Indra Sjafri di dunia pesepakbolaan Indonesia.
Dirinya juga kerap dibandingkan dengan mantan pelatih timnas Indonesia senior dan U-23, yakni Shin Tae-yong yang dimana pelatih asal Korea Selatan tersebut selalu gagal di level ASEAN, akan tetapi berprestasi dan kerap membuat sejarah di level Asia.
Sepertinya memang ada kutukan di level Asia yang membuat Indra Sjafri tak mampu berbuat banyak dan berprestasi bagi timnas Indonesia di kancah Asia.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS