Fase-fase terakhir babak kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia ronde ketiga tiba-tiba saja dihiasi dengan beragam tudingan minor terhadap AFC. Induk sepak bola Asia tersebut dituding pilih kasih kdan lebih mengutamakan para member dari kawasan Asia Barat.
Sebelumnya, para penggemar sepak bola Asia berpikiran bahwa ronde keempat babak kualifikasi nanti bakal dimainkan di tempat netral.
Namun belakangan, muncul informasi yang menyesatkan dan menyatakan bahwa AFC menganakemaskan tim-tim asal Jazirah Arab karena secara sepihak memutuskan bahwa ronde keempat nanti akan dimainkan di sana.
Padahal, sepertimana yang telah ditetapkan oleh AFC, sejatinya ronde keempat babak kualifikasi nanti memang akan bertempat di dua negara yang menduduki peringkat teratas dari kategori tim penghuni posisi ketiga dan keempat seluruh grup lah yang akan menjadi tuan rumah.
Dan kebetulannya adalah, hingga saat ini, tim-tim asal Jazirah Arab yang secara perhitungan matematis, memiliki kans besar untuk menjadi tuan rumah.
Sepertimana dirilis secara resmi oleh AFC melalui artikel mereka yang berjudul "AFC Competitions Committee approves key decisions on reformatted competitions" tertanggal 1 Juli 2023, sejatinya setiap negara yang lolos ke ronde keempat babak kualifikasi Piala Dunia zona Asia memiliki kans yang sama besar untuk menjadi tuan rumah babak tersebut, bukan hanya negara-negara Arab saja.
Namun, dalam penjelasan yang disampaikan oleh AFC, dipersyaratkan negara tersebut haruslah menempati posisi pertama dan kedua dalam pemeringkatan tim-tim yang menduduki peringkat ketiga dan keempat dari grup A hingga C.
Lantas, bagaimanakah peluang Indonesia untuk bisa menjadi tuan rumah ronde keempat?
Mengintip Peluang Indonesia Menjadi Tuan Rumah Babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 Ronde Keempat
Jika kita melihat tabel peringkat tim terbaik ketiga dan keempat yang dirilis oleh AFC, hingga usainya matchday kedelapan kemarin, Timnas Indonesia masih berada di posisi terakhir dalam daftar tersebut.
Dengan 9 poin yang mereka miliki, Skuat Garuda masih kalah bersaing dengan Uni Emirat Arab yang memiliki 13 poin, Irak dengan 12 poin, serta Oman, Arab Saudi dan Qatar yang masing-masing memiliki 10 poin.
Namun demikian, peluang Indonesia untuk menjadi tuan rumah ronde keempat belum sepenuhnya tertutup.
Dengan range tertinggi antara Indonesia dan Uni Emirat Arab yang berjarak empat poin, maka secara teori hal tersebut bisa dilampaui oleh Pasukan Merah Putih jika mereka berhasil memenangi dua laga terakhir melawan China dan Jepang.
Dengan dua kemenangan atas China dan Jepang, maka nantinya poin yang dimiliki oleh Indonesia akan berjumlah 15, sehingga sudah cukup untuk melakukan kudeta terhadap Uni Emirat Arab yang berada di puncak tim peringkat ketiga dan keempat sekalipun.
Namun dengan catatan, negara-negara yang berada di atas Indonesia tersebut poinnya statis dan tak bertambah, sehingga perhitungan "poin mati" di matchday kedelapan ini menjadi acuan utama.
Adapun jika nantinya terjadi penambahan poin lagi, maka perhitungan pun akan bersifat dinamis, terlebih lagi jika nantinya ada pergeseran di penghuni peringkat ketiga dan keempat di grup masing-masing.
Namun demikian, terlepas dari rumitnya perhitungan dinamis yang sangat pasti akan terjadi di dua matchday terakhir ronde ketiga, namun pada intinya peluang Indonesia untuk menjadi tuan rumah masih terbuka, meskipun hal tersebut membutuhkan perjuangan yang sangat ekstra.
Kira-kira, Timnas Indonesia bisa finish sebagai dua tim peringkat ketiga dan keempat terbaik di ronde ketiga ini atau tidak ya? Atau jangan-jangan malah lolos langsung dari jalur juara grup dan runner-up?
Semoga saja!
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS