Memasuki fase akhir persiapan jelang BRI Super League 2025/2026, PSIM Yogyakarta semakin serius membentuk tim yang solid dan siap bersaing di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Diketahui bahwa Laskar Mataram baru saja menjalani laga uji coba melawan PS Barito Putera di Stadion Sultan Agung (SSA), Bantul. Meski laga digelar tertutup, hasil akhir cukup menyita perhatian. Lantaran sang tuan rumah harus mengakui keunggulan tim tamu dengan skor tipis 0-1.
Hasil tersebut cukup menjadi sorotan bukan karena kekalahan, tetapi karena strategi yang diterapkan pelatih Jean-Paul Van Gastel. Pria asal Belanda itu rupanya tidak menargetkan kemenangan semata, melainkan pemerataan menit bermain seluruh skuad.
“Tujuan kita bermain di laga uji coba ini adalah untuk menyamakan menit bermain,” jelas Van Gastel dalam pernyataannya, dilansir dari ileague.id, Sabtu (2/8/2025).
Ia juga menambahkan bahwa pemain-pemain yang sebelumnya belum mendapat kesempatan bermain diberikan prioritas tampil dalam pertandingan tersebut. Keputusan itu dilakukan agar semua pemain memiliki kesiapan fisik dan mental yang setara.
“Pemain yang dirasa kurang dan kemarin-kemarin belum mendapatkan jatah bermain, kami utamakan main hari ini,” imbuhnya.
Langkah tersebut menunjukkan pendekatan jangka panjang PSIM, bukan hanya sekadar uji tanding biasa. Melalui skema rotasi, pelatih ingin memastikan seluruh skuad memiliki peluang dan tanggung jawab yang sama menghadapi kompetisi sesungguhnya.
PSIM Yogyakarta Siap Tampil Kompetitif di BRI Super League 2025/2026?
Sebagai tim promosi yang kembali ke kasta tertinggi setelah 18 tahun absen, PSIM Yogyakarta memang tidak bisa dianggap remeh. Kemenangan di Liga 2 musim lalu menjadi salah satu bukti kekompakan dan kedalaman tim yang dimiliki.
Selain itu, manajemen klub juga melakukan perombakan skuad secara signifikan. Sebanyak 17 pemain baru didatangkan, termasuk enam pemain asing dan beberapa talenta muda U-23, untuk memenuhi regulasi dan memperkaya kedalaman tim.
Tak hanya fokus pada rekrutmen pemain, PSIM juga meluncurkan jersey baru dengan filosofi khas Mataram dan mengumumkan sponsor resmi pada acara launching tim di Stadion Mandala Krida.
Latihan intens dengan pendekatan disiplin juga menjadi bagian dari agenda rutin tim di bawah arahan Van Gastel. Meski begitu, pelatih tetap memperhatikan kondisi fisik pemain agar tetap prima dan terhindar dari cedera.
Menariknya, saat ditanya soal siapa pemain inti untuk laga perdana melawan Persebaya Surabaya, Van Gastel dengan tegas mengatakan tak ada istilah tim utama atau cadangan.
“Jadi, saya tidak akan mengatakan bahwa para pemain yang bermain dalam laga uji coba melawan Barito Putera adalah para pemain pengganti,” tegas Van Gastel.
Pernyataan itu menunjukkan pendekatan inklusif dalam tim PSIM. Siapa pun bisa menjadi bagian dari starting eleven jika performa mereka menunjukkan kualitas yang layak.
Meskipun PSIM menyadari tantangan besar menghadapi tim-tim mapan di Liga 1, Van Gastel tetap optimistis. Ia mengungkapkan keinginannya untuk meraih kemenangan dalam laga pembuka melawan Persebaya Surabaya di Gelora Bung Tomo.
Walau berharap bisa meraih kemenangan, ia juga mengakui bahwa pertandingan tersebut akan sangat berat.
Di sisi lain, manajemen klub juga menunjukkan kesiapan dalam aspek non-teknis. Stadion Maguwoharjo masih menjadi opsi utama sebagai home base PSIM, dengan beberapa persyaratan administrasi yang sedang dipenuhi.
Dukungan penuh dari suporter, pemerintah daerah, dan manajemen menjadi modal penting bagi PSIM untuk bisa bertahan dan berkembang di musim pertamanya kembali ke Liga 1.
Meski tidak mematok target muluk, PSIM menegaskan bahwa mereka ingin berkompetisi secara serius dan membawa kebanggaan bagi Yogyakarta. Dengan kombinasi strategi jangka panjang, pembinaan mental pemain, rotasi yang adil, dan komitmen seluruh elemen tim, PSIM Yogyakarta tampaknya siap untuk tampil kompetitif di musim ini.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS