Laga Krusial Lawan China, Kluivert Jangan Sampai Lakukan Eksperimen yang Tak Jelas!

Sekar Anindyah Lamase | M. Fuad S. T.
Laga Krusial Lawan China, Kluivert Jangan Sampai Lakukan Eksperimen yang Tak Jelas!
Marselino Ferdinan dan Ole Romeny saat berselebrasi pasca menjebol gawang Bahrain di babak kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia putaran ketiga (dok. AFC)

Laga nan menentukan bakal dijalani oleh Timnas Indonesia di matchday kesembilan gelaran babak kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia Putaran ketiga pada Kamis (5/6/2025).

Menghadapi Timnas China yang berstatus sebagai tim tamu, anak asuh Patrick Kluivert itu dituntut untuk mengamankan poin penuh dari lawannya tersebut.

Hasil imbang, apalagi kalah, akan membuat Indonesia berada dalam posisi sulit, sehingga meraih kemenangan atas tim dari kawasan Asia Timur tersebut menjadi sebuah keniscayaan bagi mereka.

Sejatinya, Timnas Indonesia sendiri tak berpangku tangan untuk bisa merealisasikan poin penuh di pertandingan kali ini. Setelah melakukan pemanggilan pemain pada tanggal 18 Mei lalu, Patrick Kluivert, jajaran pelatih dan para pemain yang masuk dalam daftar panggil langsung menggenjot persiapan dengan melakukan pemusatan latihan di Bali, yang dimulai pada tanggal 26 Mei kemarin.

Lantas, apakah hal itu cukup untuk bisa mewujudkan tiga poin di laga melawan China? Tetu saja belum! Pasalnya, hasil pertandingan melawan China sendiri akan dipengaruhi dengan taktik, strategi dan pakem permainan yang diimplementasikan oleh sang pelatih dan pemain di lapangan.

Strategi dan taktik bermain yang tepat, tentunya akan membuat peluang untuk menjadikan target tiga poin menjadi nyata terbuka sangat lebar. Dan demikian pula sebaliknya, tanpa ditopang dengan taktik dan strategi bermain yang mumpuni, bisa-bisa Indonesia yang akan kembali tersungkur ketika bertarung melawan China nanti.

Dan jika melihat kondisi tim saat ini, maka tentu saja kita sepakat bahwa haram hukumnya bagi Patrick Kluivert untuk melakukan eksperimen tak jelas, atau bahkan bongkar-pasang pemain.

Pasalnya, meskipun masih banyak diperdebatkan, namun pada kenyataannya skema bermain 3-4-3 simple yang cenderung defensif hingga saat ini menjadi pakem yang paling tepat untuk dimainkan Timnas Indonesia.

Dan yang perlu digarisbawahi lagi adalah, dalam skema tersebut, sudah terdapat nama-nama pemain yang tepat untuk ditempatkan di sana. Jadi, dalam hal ini ada dua hal yang tak boleh diubah-ubah oleh Patrick Kluivert, yakni yang pertama adalah formasi permainan, dan yang kedua adalah para pemain yang sudah menyatu dengan formasi tersebut.

Khawatirnya, jika dua hal ini diubah-ubah, maka Timnas Indonesia bisa saja akan mengalami mimpi buruk seperti yang mereka dapatkan saat berjumpa dengan China dan Australia.

Menyadur laman history AFC, pada pertandingan pertama melawan China di bulan Oktober 2024 lalu, pelatih Shin Tae-yong memang masih memainkan formasi 3-4-3 simple. Namun sayangnya, di pertandingan yang berpotensi berakhir dengan kemenangan Timnas Indonesia ini, pelatih asal Korea Selatan tersebut justru bereksperimen dengan merombak posisi para pemain.

Selain merombak komposisi lini pertahanan, coach Shin juga memainkan nama-nama pemain yang biasa menjadi cadangan seperti Asnawi, Witan Sulaeman, Shayne Pattymana sebagai starter.

Alhasil, Timnas Indonesia pun bermain kagok dan harus menelan kekalahan 1-2 dari China.

Selain di laga melawan China, Timnas Indonesia juga menuai hasil tragis saat sang pelatih mencoba untuk melakukan eksperimen. Pertarungan melawan Australia, yang juga menjadi laga perdana Patrick Kluivert bersama Timnas Indonesia, pelatih berkebangsaan Belanda tersebut justru merombak total filosofi bermain Timnas Indonesia.

Sepertimana dilaporkan oleh laman AFC, pada pertandingan tersebut Kluivert melakukan eksperimen yang masif seperti merombak komposisi lini pertahanan, lini tengah, dan yang paling fatal adalah, merubah konsep permainan dari bertahan yang biasa dipakai oleh Timnas Indonesia menjadi permainan menyerang frontal.

Alhasil, karena bermain terbuka dan menekan, Ole Romeny dan kolega pun pada akhirnya harus kebobolan lima gol pada pertandingan tersebut.

Berkaca dari hal tersebut, tentunya kita sebagai penggemar Timnas Indonesia sepakat bahwa haram hukumnya bagi Kluivert untuk kembali merombak komposisi skuat, filosofi bermain, apalagi melakukan eksperimen yang tak jelas. 

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak