Rachmat Irianto akhirnya resmi kembali berseragam Persebaya Surabaya, klub yang telah membesarkan namanya sejak awal karier profesional. Kepastian ini diumumkan langsung oleh skuad Bajul Ijo bertepatan dengan hari ulang tahun klub ke-98 sehingga menjadikannya momen yang emosional dan penuh makna.
Kepulangan pemain berusia 25 tahun itu bukan tanpa cerita. Setelah tiga musim membela Persib Bandung dan membawa klub tersebut meraih dua gelar Liga 1 berturut-turut, Rachmat memilih kembali ke kota asalnya, Surabaya. Ia pulang dengan pengalaman, mental juara, dan misi besar untuk memenuhi pesan terakhir sang ayah, Bejo Sugiantoro.
“Alasan yang pertama karena ada petuah dari bapak. Bahwa beliau juga pengin lihat saya juara di Persebaya. Jadi saya harus tuntaskan itu bagaimana caranya,” ucap Rachmat seperti mengutip ligaindonesiabaru.com, Rabu (18/6/2025).
Tak hanya itu, kepulangan tersebut juga menjadi bentuk penghormatan pribadi. Lewat Instagram pribadinya, Rachmat mengunggah pesan menyentuh untuk almarhum ayahnya.
“Aku moleh temenan yah. Sosok yang aku rindukan,” tulisnya.
Sebagai pemain, Rachmat bukan wajah asing di Stadion Gelora Bung Tomo. Dirinya memulai karier profesionalnya di Persebaya pada tahun 2017 dan dengan cepat menjelma sebagai pemain kunci. Baik sebagai bek tengah maupun gelandang bertahan, kontribusinya di lini belakang membuat namanya langganan starter, bahkan dipanggil ke Timnas Indonesia hingga mengoleksi 30 caps.
Rachmat dikenal dengan karakter bermain yang disiplin, punya jiwa kepemimpinan, dan daya juang tinggi. Nilai-nilai itulah yang membuatnya tidak hanya menjadi pemain penting bagi Persebaya dulu, tapi juga menjadi tulang punggung pertahanan Persib Bandung selama tiga musim terakhir.
Walau diakui ada sejumlah klub yang meliriknya selepas pisah dari Persib, Rachmat tak goyah dalam memilih tujuan.
“Oh, ada tim lain yang memberi tawaran. Tapi saya lebih prioritas ke sini. Karena yaitu tadi alasan keluarga jadi faktor utama saya pergi ke Persebaya,” pungkasnya.
Rachmat Irianto Ungkap Alasan Terbesar Reuni dengan Persebaya Surabaya
Lebih lanjut, Rachmat menyebut bahwa kepulangan ini bukan hanya urusan emosi. Ia membawa pengalaman dari klub sebelumnya untuk ditularkan ke dalam atmosfer Persebaya.
“Mental juara tidak bisa dibicarakan oleh satu pemain. Harus dibicarakan dengan seluruh staf, pelatih, dan teman-teman juga,” kata Rachmat Irianto.
Lebih jauh, dirinya juga paham bahwa juara bukan sekadar tentang kemampuan teknis. Ada proses, ada kerja sama, dan ada perjuangan kolektif yang perlu dibangun dari sekarang. Ia siap menjadi bagian dari upaya itu.
Di sisi lain, kehadiran Rachmat disambut hangat oleh para pendukung setia Persebaya, Bonek. Sosoknya yang sudah lekat dengan klub dan Kota Pahlawan menjadikannya semacam simbol ‘kepulangan anak hilang’. Kembali ke rumah, tetapi kali ini dengan semangat dan pengalaman yang lebih matang.
Selain bertepatan dengan HUT Persebaya, momen ini juga membawa harapan baru. Klub sedang berbenah dan bersiap menatap musim 2025/26 dengan lebih solid, baik dari segi komposisi pemain maupun arah permainan. Kembalinya pemain kunci seperti Rachmat tentu menjadi pondasi penting dalam membangun tim yang lebih kompetitif.
Reuni dengan Rachmat Irianto turut mencerminkan bagaimana nilai-nilai keluarga dan loyalitas tetap hidup di sepak bola, meskipun dunia olahraga profesional kerap diwarnai keputusan berdasarkan angka dan kontrak. Rachmat memilih pulang karena ada janji yang belum ia penuhi, bukan karena tawaran paling menggiurkan.
Tentu, harapan publik juga bertambah. Mereka menanti kiprah sang pemain andalan di lini belakang Bajul Ijo musim ini. Mampukah dia menjawab ekspektasi dan menuntaskan pesan sang ayah? Waktu akan menjawab.