Imran Nahumarury Terlibat Pelanggaran Berat, Pihak Malut United Buka Suara

Ayu Nabila | Rana Fayola R.
Imran Nahumarury Terlibat Pelanggaran Berat, Pihak Malut United Buka Suara
Imran Nahumarury. (Instagram/imran_nahumarury)

Malut United secara resmi mengumumkan pemutusan kontrak dengan pelatih kepala, Imran Nahumarury, pada Senin (16/6/2025). Berita ini sempat menggemparkan dunia sepak bola nasional, mengingat Imran berhasil membawa Laskar Kie Raha finis di posisi tiga besar BRI Liga 1 2024/2025 dengan status sebagai klub debutan.

Keputusan ini disampaikan langsung oleh Direktur Utama PT Malut Maju Sejahtera, Dirk Soplanit dalam pernyataan resmi klub. Selain Imran, Malut United juga memutus hubungan kerja dengan Direktur Teknik mereka, yakni Yeyen Tumena.

Publik tentu dibuat bingung. Banyak yang mengira posisi Imran dan Yeyen akan aman mengingat prestasi tim. Namun kenyataan berkata lain. Di balik pencapaian gemilang, ternyata ada masalah serius yang tidak bisa ditoleransi oleh manajemen.

Wakil Manajer Malut United, Asghar Saleh akhirnya buka suar memberikan jawaban. Melansir Antara News, pelanggaran yang dilakukan dua pihak tersebut bukan terjadi baru-baru ini. Praktik menyimpang tersebut sudah terjadi sejak keduanya masih menukangi tim di Liga 2.

Pelanggaran yang dimaksud termasuk praktik pemotongan gaji dan pengambilan fee dari pemain, termasuk dua pemain asing. Hal ini tentunya menyalahi prinsip keadilan dan profesionalisme dalam sepak bola. Bahkan, keduanya sempat diberi kesempatan untuk memperbaiki diri.

"Kami sudah menaikkan kompensasi mereka hingga 300 persen sejak promosi ke Liga 1. Tapi kenyataan malah sebaliknya," ujar Asghar sebagaimana menyadur ligaindonesiabaru.com, Selasa (24/6/2025).

Yang paling membuat miris adalah kenyataan bahwa hampir seluruh pemain lokal juga mengaku pernah dimintai uang agar bisa mendapat kesempatan bermain.

"Kami kecewa berat. Ini jelas-jelas merusak kepercayaan dan mencederai nilai klub," sambungnya.

Dalam kesempatan yang sama, Asghar mengungkap bahwa Imran telah menyampaikan surat pernyataan tertulis kepada manajemen. Dalam surat itu, Imran mengakui kesalahan, meminta maaf, dan berjanji tidak akan membuat klarifikasi di media.

Ia menambahkan, "Imran sudah minta maaf secara tertulis dan tidak akan memperpanjang ini ke publik. Kami menerima dan berharap itu jadi pelajaran bagi dia."

Manajemen Malut United Berpotensi Bawa Dirtek Yeyen Tumena ke Jalur Hukum

Berbeda dengan Imran, hingga kini Yeyen Tumena belum menyampaikan permintaan maaf atau bentuk penyesalan atas dugaan pelanggaran yang dilakukan. Hal ini membuat manajemen mempertimbangkan jalur hukum.

"Kalau Yeyen tidak ada itikad baik, kami akan bawa ke jalur hukum. Ini bukan soal personal, tapi soal menjaga integritas klub dan dunia sepak bola Indonesia," kata Asghar tegas.

Manajemen juga membuka opsi melaporkan kasus ini ke PSSI agar mendapat perhatian dan penanganan lebih lanjut dari federasi. Meski pahit, langkah itu dianggap penting untuk membentuk ekosistem sepak bola yang bersih, adil, dan layak bagi para pemain maupun staf teknis.

Kini, Malut United memilih untuk fokus mempersiapkan musim baru. Mereka akan menggelar pemusatan latihan (TC) di Yogyakarta mulai sebagai bagian dari persiapan menjelang bergulirnya Liga 1 pada awal Agustus.

Asghar memastikan bahwa energi tim kini tertuju pada pembentukan fisik dan kerja sama antar pemain demi menyambut musim 2025/2026 dengan semangat baru.

"Sudah saatnya kami melangkah ke depan dan tidak lagi terbebani oleh praktik-praktik masa lalu," tandasnya.

Pemecatan Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena dari Malut United bukan semata-mata keputusan teknis, melainkan bagian dari upaya serius manajemen dalam menjaga integritas klub.

Dugaan praktik pemotongan gaji, pengambilan fee, hingga permintaan uang dari pemain telah mencoreng nilai profesionalisme di tengah upaya perbaikan dan transformasi sepak bola Indonesia.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak