Anggota DPR-RI, Andre Rosiade mengeluarkan pernyataan yang cukup kontroversial jelang babak round 4 ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Mertua dari bek kiri timnas Indonesia, Pratama Arhan tersebut secara terang-terangan meminta PSSI, khususnya Erick Thohir untuk memecat Patrick Kluivert jika gagal lolos ke Piala Dunia.
Pasalnya, pria yang juga merupakan pemilik klub liga Indonesia, Semen Padang FC tersebut beralasan PSSI harus konsekuen dengan target dan langkah yang dilakukannya saat menunjuk Patrick Kluivert ketika menggantikan Shin Tae-yong.
Dirinya juga menyebut jika target lolos Piala Dunia 2026 tak tercapai, maka PSSI harus memecat Patrick Kluivert ke depannya.
“Harapan saya sebagai warga negara Indonesia berharap tim pelatih Patrick Kluivert dan kawan-kawan harus menunjukkan kualitas dan kemampuannya. Buktikan kalau Pak Erick mengganti STY itu adalah pilihan yang benar kalau gagal di putaran keempat ya menurut saya Patrick Kluivert dan kawan-kawan harus dipecat, konsekuensi,” ujar Andre Rosiade kepada awak media.
Pernyataan Andre Rosiade tersebut memang menimbulkan banyak kontroversi di media massa. Dirinya sebelumnya juga turut meragukan kualitas dari Patrick Kluivert saat ditunjuk oleh PSSI menggantikan Shin Tae-yong. Bahkan, dirinya juga terang-terangan meminta Erick Thohir bertanggungjawab jika target Piala Dunia 2026 tak tercapai.
“Anda (Erick Thohir) memecat STY dalam rangka memilih prestasi yang lebih bagus dan bisa lolos ke Piala Dunia, kalau tidak mampu (Patrick Kluivert) dipecat saja,” ujar Andre Rosiade.
Pernyataan Andre Rosiade Imbas Pratama Arhan Tak Masuk Skuad Timnas?
Namun, tak sedikit pula pihak yang juga menyoroti pernyataan dari Andre Rosiade adalah bentuk kekecewaanya karena menantunya, Pratama Arhan kini tak menjadi pilihan utama di skuad timnas Indonesia sejak dilatih oleh Patrick Kluivert.
DIlansir dari laman resmi PSSI, sejak Patrick Kluivert ditunjuk menggantikan Shin Tae-yong pada bulan Januari 2025, Pratama Arhan seakan-akan tersingkir dari skuad timnas Indonesia.
Bahkan, dari 4 laga terakhir timnas Indonesia, Pratama Arhan sama sekali tak masuk daftar skuad inti maupun cadangan. Padahal, pemain berusia 23 tahun tersebut sebelumnya hampir tak pernah absen saat timnas Indonesia melakoni laga internasional.
Kondisi inilah yang membuat banyak pihak berasumsi jika pernyataan Andre Rosiade yang menantan PSSI memecat Patrick Kluivert dipengaruhi oleh alasan pribadinya.
Hal ini seakan-akan diperkuat beberapa statemennya yang dulunya sangat pro dengan keputusan PSSI. Namun, kini seakan-akan dirinya berada di pihak yang sangat kontra dengan PSSI setelah Pratama Arhan tak dipilih menjadi pilihan utama di skuad garuda.
Lebih lanjut lagi, Andre Rosiade juga menyebut PSSI ke depannya tak boleh terlalu bertumpu dengan program naturalisasi. Dirinya menyebut jika pengembangan bakat lokal sepak bola harus diutamakan daripada menaturalisasi pemain keturunan Indonesia yang berkarier di luar negeri.
“Kami tidak antinaturalisasi, tapi kami ingin Timnas Indonesia diisi oleh anak-anak dari SSB dan akademi lokal yang bertanding hari ini. Kalau terus naturalisasi, kapan anak-anak kita punya kesempatan membela Merah Putih?” ujar Andre Rosiade.
Pernyataannya mengenai kebijakan naturalisasi yang dilakukan oleh PSSI dalam 5 tahun terakhir seakan-akan kian mempertegas jika dirinya sakit hati dengan keputusan Patrick Kluivert yang tak memilih menantunya, Pratama Arhan di dalam skuad garuda. Padahal, dulunya dirinya sangat mendukung program naturalisasi pemain keturunan di skuad Indonesia.
Padahal, pelatih memiliki kewenangan untuk memilih pemain mana saja yang layak masuk timnas Indonesia sesuai dengan kualitas dan kebutuhan. Hal ini bisa dibuktikan dengan masih dipilihnya nama-nama pemain lokal seperti Egy Maulana Vikri, Marselino Ferdinan, dan Rizky Ridho di skuad utama timnas Indonesia.
Tentunya kita harapkan pernyataan yang dilontarkan oleh Andre Rosiade tersebut tak memengaruhi persiapan timnas Indonesia jelang babak round 4 di bulan Oktober 2025 mendatang.