Refleksi Kemenangan Futsal SMAN 1 Cianjur: Terbentur, Terbentur dan Terbentuk!

Hernawan | Yayang Nanda Budiman
Refleksi Kemenangan Futsal SMAN 1 Cianjur: Terbentur, Terbentur dan Terbentuk!
Ilustrasi Futsal (Pexels/Franco Monsalvo)

Kalah bukan akhir, ia hanya jeda dari kemenangan yang tertunda. Dan menyerah adalah sikap yang membuat kekalahan menjadi akhir dari segalanya.” Sepenggal kalimat yang tidak diperoleh dari filsuf-filsuf Yunani kuno atau dari konten-konten influencer masa kini. Ia adalah ungkapan yang lahir ketika dari manusia yang berusaha bangkit dari keterpurukan. Dan ini dibuktikan oleh para pemain futsal SMAN 1 Cianjur saat ini. 

Di tengah intensitas kompetisi yang kian panas di lapangan, di antara napas dan emosi yang fluktuatif, dan dari kobaran semangat yang digelorakan saban detik pertandingan berlangsung, mereka telah banyak belajar tentang bagaimana memaknai kekalahan, strategi bangkit, dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya. 

Setahun lalu, mereka sempat mengalami kekalahan. Setelah melalui proses yang cukup panjang, langkah mereka harus terhenti di babak perempat final. Tapi, SMAN 1 Cianjur memilih untuk tidak larut untuk terus mendramatisir kekalahan yang harus mereka telan, ia  punya cara sendiri untuk memaknainya. Mereka menciptakan kalah sebagai amunisi bagi kerja keras, tekad dan pembenahan. Hasilnya, di tahun ini, mereka hadir kembali dengan sikap yang tegak dan percaya diri maksimal. Tak menghianati proses, mereka berhasil menjadi juara Preliminary Cianjur dan memastikan langkah selanjutnya ke babak regional. 

Menata Formasi Sang Juara

Formasi futsal tak sekaku 2-2, 3-1, atau 1-21. Praktisnya, intensitas memaksakan fleksibilitas. Ia serupa metafora dari kesadaran kolektif untuk memahami bahwa keberhasilan adalah buah dari kerja sama, bukan kultus atas aksi tunggal semata. Karena setiap posisi mempunyai porsi dan peran penting dalam tim. Tidak semua bertugas sebagai pencetak gol atau penjaga gawang, tapi semua dapat menentukan ritme permainan. 

Seperti di SMAN 1 Cianjur, nama Moses dan Akbar adalah dua pemain yang tengah menjadi sorotan publik. Meski tengah merayakan euforia, ada keheningan dan kerasnya latihan panjang dan melelahkan yang telah mereka lalui sebelumnya, tanpa sempat tersorot lensa kamera. Sudah tak terhitung berapa tetes keringat yang jatuh ke lapangan. Dan yang utama, ada mentalitas petarung dan kepercayaan diri yang perlahan tumbuh dari akar yang kuat.

Serupa pondasi, ia bukan buah yang tiba dari langit, tapi dari konsistensi, pantang menyerah, dan kesiapan untuk jatuh dan salah dalam setiap proses pembelajaran. “Terbentur, Terbentur, dan Terbentuk,” begitulah kalimat yang juga sempat dikemukakan oleh Tan Malaka, Bapak Republik yang diasingkan. 

Dari Sejarah, Mentalitas Juara Adalah Sikap

Sebagaimana yang terdokumentasikan dalam sejarahnya, Futsal lahir dari serba keterbatasan. Tepatnya di Uruguay pada tahun 1930, seorang guru olahraga bernama Juan Carlos Ceriani memiliki keinginan untuk menciptakan bentuk lain dari sepak bola yang dapat dimainkan di ruang yang tertutup. Meski tampak sesak, dari ruang sempit itu telah lahir kedisiplinan baru: taktis, cepat dan mendesak fokus tinggi.  

Dari akar itulah, SMAN 1 Cianjur mengadopsi semangat itu ke dalam taktis permainan. Mereka tidak hadir dengan fasilitas mewah, tapi dengan sesuatu yang jauh lebih fondasional yaitu mentalitas juara yang tak diragukan. 

Seperti yang sempat dikemukakan oleh Fatchiah E. Kertamuda dari Universitas Paramadina bahwa mental juara sebagai bentuk kesiapan menghadapi segala keadaan, bahkan tak terprediksi.  Dalam kehidupan yang serba instan, membentuk kesiapan itu bukan perkara yang instan. Dan futsal, memberi ruang dan cara untuk menempa ketangguhan. 

Merujuk studi yang termuat dalam Journal of Physical Activity and Health juga mengatakan bahwa andil anak dalam aktivitas olahraga secara langsung dapat  menurunkan tingkat stres dan meningkatkan kepercayaan diri. Dari sana ada proses yang perlahan tumbuh dan membentuk. Para pemain dari tim SMAN 1 Cianjur pasti mengalami proses itu setiap harinya, baik dalam latihan, evaluasi maupun dalam setiap pertandingan meski harus menoreh kekalahan. 

Kelahiran Sang Juara dari Perjuangan yang Senyap

Sekarang, SMAN 1 Cianjur tidak hanya menjadi juara di kotanya. Mereka mengorkestrasi suara para juara yang lebih menggema dari sebelumnya. Suara perayaan yang terdengar hari ini adalah keheningan yang pernah mereka rasakan di balik panggung pertandingan. Suara yang lahir dari rahim kerja keras, tidak pernah berhenti, bahkan tak terdengar. Dari perjalanan yang telah mereka lalui, ada satu cita-cita yang disematkan bahwa dari lapangan futsal kecil di Cianjur, harapan itu bersemi menuju lapangan nasional yang lebih besar. 

Di tengah euforia perayaan ini, Roberto Carlos, sang legenda pemain sepak bola Brazil sempat mengatakan bahwa ketekunan, keyakinan dan semangat adalah kunci dari kesuksesan. Dan kini, SMAN 1 Cianjur telah melalui ketiganya, tinggal menjemput hasilnya di AXIS Nation Cup 2025 dari AXIS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak