Silly Season 2026: Ke Mana Fabio Quartararo Akan Berlabuh?

Hayuning Ratri Hapsari | Oktavia Ningrum
Silly Season 2026: Ke Mana Fabio Quartararo Akan Berlabuh?
Pembalap MotoGP Fabio Quartararo (instagram.com/@fabioquartararo20)

Menjelang musim MotoGP 2026, spekulasi mengenai masa depan Fabio Quartararo kembali menjadi topik hangat di paddock. Pembalap berjuluk El Diablo ini memang dikenal idealis dan tidak ingin sekadar “ikut arus.” Ia ingin menang, tapi bukan dengan cara biasa yang dianggap mayoritas orang lebih relevan dan realistis.

Punya idealisme tersendiri dan kepercayaan yang kuat akan timnya, Fabio Quartararo memutuskan bertahan di Yamaha meski tim lain bersaing kian sengit. Sikap inilah yang membuat prediksi soal tim barunya menarik untuk dibahas.

Namun setelah ultimatum El Diablo pada Yamaha, desus kepindahan Juara Dunia MotoGP 2021 ini kian memanas. Jika Fabio Quartararo memutuskan untuk hengkang dari Yamaha, tim mana yang akan dia pilih? 

Antara Idealisme dan Realitas Pabrikan MotoGP

Quartararo sudah lama menegaskan bahwa dirinya ingin membawa pabrikan non-Ducati menjadi juara. Walau Ducati mendominasi sejak 2022, Fabio tetap setia dengan Yamaha hingga kontraknya berakhir pada akhir 2025. Ia adalah tipe pembalap yang ingin membuktikan kemampuan pribadi, bukan hanya mengandalkan motor terbaik di grid.

Namun, 2026 akan menjadi tahun besar: lebih dari 90% pembalap MotoGP habis kontrak, menjadikannya salah satu silly season paling liar dalam sejarah. Fabio pun berada di persimpangan, antara tetap idealis atau mencari peluang baru yang lebih realistis untuk bersaing di papan atas.

Ducati? Sepertinya Tidak: Ketika Dua Bintang Tak Bisa Satu Langit

Meski banyak penggemar berharap Fabio akan satu tim dengan Marc Márquez di Ducati, hal itu tampaknya kecil kemungkinan terjadi. Keduanya adalah bintang besar yang terbiasa menjadi pusat proyek tim. Menyatukan dua ego dan dua gaya balap sebesar itu dalam satu garasi tentu tidak mudah.

“Dua bintang dalam satu tim” bisa berarti keharusan bagi salah satunya untuk mengalah — dan dalam konteks pabrikan seperti Ducati, sulit membayangkan Márquez mau berada di posisi kedua. Fabio tahu hal ini, dan besar kemungkinan ia tidak ingin kariernya berakhir sebagai bayangan pembalap lain.

Menjauhi Ducati, Mengincar Takhta Bersama Aprilia?

Jika bicara realistis, Aprilia menjadi kandidat paling logis dan menarik bagi Fabio Quartararo. Saat ini, pabrikan asal Noale itu adalah tim terbaik kedua setelah Ducati, dengan motor yang semakin kompetitif, stabil, dan mudah dikendarai.

Bahkan sebelum merekrut Jorge Martin dan Marco Bezzecchi untuk musim 2025, Aprilia sudah mengincar Quartararo. Keinginan mereka tidak sepenuhnya padam, Fabio masih menjadi profil ideal bagi proyek jangka panjang Aprilia yang ingin melawan dominasi Ducati lewat kombinasi mesin kuat dan pembalap top.

Dengan pendekatan tim yang fleksibel dan atmosfer yang lebih “kekeluargaan” dibanding pabrikan besar, Aprilia bisa menjadi tempat yang tepat bagi Fabio untuk menyalurkan ambisi juara sekaligus mempertahankan idealismenya.

Honda: Peluang Terbuka untuk Taro yang Suka Tantangan

Meski begitu, jangan lupakan Honda, yang kini mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Setelah mengalami masa sulit pasca-kepergian Márquez, pabrikan Jepang itu perlahan memperbaiki arah pengembangan. Mereka bahkan menyatakan bahwa pencarian pembalap bintang baru akan dimulai hanya ketika motor mereka sudah kompetitif kembali.

Fabio sebenarnya pernah nyaris pindah ke Honda pada 2022, saat mereka mulai beralih ke mesin V4, berbeda dengan Yamaha yang masih bertahan dengan inline-4.

Namun, ketidakpastian soal performa membuatnya menunda langkah itu. Jika di 2026 Honda benar-benar kembali ke level atas, bukan tidak mungkin Fabio akhirnya mengambil kesempatan itu.

Melihat arah perkembangan tim saat ini, Aprilia menjadi pilihan paling ideal bagi Fabio Quartararo di musim 2026, sementara Honda tetap menjadi opsi realistis jika performa mereka terus meningkat.

Yang jelas, El Diablo akan tetap menjadi magnet di bursa transfer mendatang bukan hanya karena kecepatan dan talenta, tapi karena keberaniannya menjaga idealisme di tengah dunia yang serba pragmatis.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak