Yakin Tidak Mengakui? 5 Tanda Kamu Korban Korean Wave

Tri Apriyani | Endita
Yakin Tidak Mengakui? 5 Tanda Kamu Korban Korean Wave
Nevertheless (Netflix)

Belakangan ini, kita bisa menemukan banyak konten mengenai Korea Selatan di media sosial mulai dari K-Pop, K-Drama, K-RnB, bahkan sampai dengan sejarah Korea Selatan itu sendiri. Meskipun sempat menjadi negara termiskin di tahun 1960-an, Korea Selatan kini menjadi tujuan wisata yang diimpikan banyak orang. Hal itu membuktikan Korea Selatan patut diberikan ancungan jempol dalam mengelola segala industri mereka. Produk mereka hadir di seluruh penjuru dunia dan disambut hangat oleh berbagai kalangan.

Salah satu fenomena yang membawa Korea Selatan ke barisan depan yaitu Hallyu atau Korean Wave. Hallyu atau Korean Wave merupakan fenomena dimana tersebarluasnya budaya hiburan Korea ke berbagai negara. Tidak hanya soal lagu dan tarian, ada beberapa produk yang ter'influence' oleh Korea Selatan. Hal itu bisa kita temukan di produk yang berlabel seperti “Korean style”, “Korean makeup”, “Korean skincare”, dst.

Konsep musik dan tarian para idol K-Pop memang dibuat berbeda dengan negara barat seperti Amerika yang dimana terdapat banyak single artists dengan ciri khas masing-masing. Tidak jauh berbeda dengan K-Pop, drama di Korea Selatan juga memiliki alur cerita yang menarik dibanding beberapa negara.

Alur yang ringan, lelucon yang banyak, pengambilan gambar, dan pemain yang menyegarkan mata merupakan alasan banyaknya orang yang jatuh cinta dengan K-Drama. K-Drama kerap membawa cerita ataupun kasus yang terjadi di kehidupan sehari-hari sehingga penonton dapat merasakan suasananya.

Saat ini, grafik peningkatan Korean Wave masih terus meningkat ke atas. Fenomena ini masih teguh berdiri karena bisa mengikuti perkembangan yang terjadi di zaman sekarang. Saya merupakan satu dari jutaan orang yang ikut meyumbangkan kenaikan grafik tersebut.

Mungkin di awal saya tidak mengakui saya korban Korean Wave karena saya jarang sekali membeli barang yang berkaitan dengan artis Kpop seperti album, tiket konser, dll. Namun ternyata ada beberapa hal yang menyadarkan saya bahwa Korean Wave merupakan bagian dari kehidupan saya. Simak poin-poin dibawah ini. Bisa jadi kalian ternyata korban juga lhoo!

1. Mengikuti perkembangan sebuah grup

Tidak dapat kita pungkiri bahwasannya grup K-Pop menjadi salah satu faktor terbesar munculnya Korean Wave. Saat kecil saya pernah mendengarkan lagu Super Junior dan SNSD namun belum paham bahwa mereka berasal dari Korea Selatan. Got7 menjadi grup pertama yang saya ikuti Instagramnya saat saya masuk SMP. Tidak disangka, ternyata history youtube saya sehari-hari diisi oleh video yang berkaitan dengan Got7. Jika kasus kalian sama dengan saya, tentu saja kalian sudah menjadi bagian dari fandom dan korban Korean Wave.

2. Memilih menonton acara ragam korea di waktu luang

Selain K-Drama dan K-Pop, K-Variety Show juga menarik perhatian banyak orang. Permainan dan misi yang terdapat di variety show Korea begitu unik dan seru. Kesadaran saya menjadi korban Korean Wave yaitu disaat memilih menonton K-Variety Show dibanding kegiatan lainnya saat saya mempunyai waktu luang. Tawa yang begitu lepas akibat ulah pemain menjadi pelepas penat saya.

3. Begadang hanya untuk menghabiskan satu drama

Outro K-Drama yang dibuat kerap menampilkan potongan scene yang meningkatkan keingintahuan penonton. Kalimat seperti “Ah satu episode lagi deh”, “Tanggung nih lanjutin aja”, “Nonton lagi deh kepo soalnya” merupakan awalan dari sesi begadang kita lho. Rekor yang pernah saya gapai yaitu menonton K-Drama sampai jam 4 pagi. Hal tersebut sudah sangat jelas menunjukkan bahwa saya sangat ‘invest’ di K-Drama dan tentu saja hal ini harus kita kontrol yaa.

4. Mempunyai satu playlist berisi lagu korea

Tidak seperti lagu yang berasal dari negara sendiri, lagu yang dinyanyikan dengan bahasa lain tentu terasa asing bagi kita. Maka dari itu, ada beberapa hal yang membuat lagu korea diminati banyak orang. Pertama, mempunyai keypoint yang menjadi ciri khas lagu tersebut. Hal itu bisa kita temukan bait ‘sorry sorry sorry sorry’ di lagu "Sorry"oleh Super Junior dan bagian itulah yang membuat lagu itu mendunia. Kedua, mengingatkan kepada K-Drama tertentu.

K-Drama sering menggunakan backsound di scene tertentu, sehingga lagu yang digunakan akan selalu terngiang di kepala. Terakhir, tentu saja suara dari artis yang kita idolakan membuat kita ingin mendengar terus menerus. Pada akhirnya, saya mengakui telah menjadi korban Korean Wave saat playlist lagu korea saya menjadi peringkat teratas di recently played saya.

5. Mengikuti pakaian para ulzzang

Ulzzang adalah istilah untuk orang korea yang mempunyai pengikut banyak di media sosial. Mereka kerap membagikan foto mereka dengan pakaian yang simple namun menarik. Pakaian yang digunakan juga beragam macam tergantung dengan cuaca dan situasi. Saat ini bisa kita temukan banyak online shop yang menjual baju seperti apa yang dikenakan para ulzzang tersebut. Kerap menyimpan ootd ulzzang di hp menyadarkan saya bahwa saya telah tertarik dengan produk Korean Wave yang berupa fashion ini.

Dari beberapa poin yang telah saya jabarkan di atas, kita bisa melihat bahwa Korean Wave tidak hanya berbicara tentang K-Pop dan K-Drama. Munculnya industri hiburan Korea Selatan menimbulkan sebuah globalisasi tersendiri di kalangan masyarakat saat ini.

Dari fenomena ini pun kita dapat mengambil banyak pelajaran mulai dari pentingnya berinovasi, berusaha keras, dan pintar mencari ‘pasar’. Begitulah singkat cerita bagaimana saya bisa terjun ke dunia per-Korea-an ini. Pelajaran yang bisa ambil dapat kita implementasikan untuk negara kita juga loh ya. Tetap lakukan apa yang buat kita senang namun jangan lupa dengan melakukan sesuatu untuk negara sendiri.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak